0 Comment
Abul ‘Abbas Ahmad bin Abdul Halim Al Harroni, terkenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah orang yang sudah sangat ma’ruf dengan karya-karya tulisnya. Beliau ternyata adalah orang yang gemar menjaga waktunya dalam hal yang bermanfaat, terutama dalam menulis, sampai karyanya mencapai 500 jilid dan ada yang katakan bahwa karya beliau sebenarnya tidak bisa dihitung banyaknya. Berikut sedikit tentang kisah beliau.
Ibnu Taimiyah adalah orang yang tidak pernah melalaikan sedikit pun dari waktunya. Beliau selalu sibukkan waktunya dengan belajar, menulis atau ibadah. Kalau mau dihitung hasil karyanya, ada ratusan yang sulit sekali dihitung, bahkan beliau sendiri sukar untuk menghitungnya.
Ibnu Syakir Al Katbiy berkata, “Karya beliau telah mencapai 300 jilid. Adz Dzahabi berkata bahwa karya Ibnu Taimiyah sampai saat ini telah mencapai 500 jilid.”
Ibnul Qayyim berkata, “Aku telah menyaksikan bagaimana kuatnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam mengikuti sunnah, dalam berbicara, dalam berjalan dan dalam menulis. Semua itu sangat menakjubkan. Dalam sehari beliau bisa menulis sebagaimana seseorang yang cuma sekedar menyalin (copy-paste) yang menghabiskan waktu satu Jum’at (satu minggu) atau lebih dari itu.”
Al ‘Allamah Ibnu Rajab Al Hambali berkata, “Adapun karya tulis beliau, maka sungguh teramat banyak hingga tersebar di berbagai penjuru negeri. Tidak ada seorang pun bisa menghitungnya.” (Dinukil dari Sholahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah, 4: 172-173)
Faedah dari perkataan murid Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Madarijus Salikin (3: 129-130), di mana beliau berkata,
وإذا أراد الله بالعبد خيرا أعانه بالوقت وجعل وقته مساعدا له وإذا أراد  به شرا جعل وقته عليه وناكده وقته فكلما أراد التأهب للمسير لم يساعده الوقت والأول كلما همت نفسه بالقعود أقامه الوقت وساعده
“Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka Allah akan menolongnya untuk memanfaatkan waktu dengan baik, waktu tersebut yang akan menolongnya. Sebaliknya, jika Allah menghendaki kejelekan, waktunya malah jadi celaka untuk dirinya. Waktu tersebut akan merintangi dan tidak akan menolongnya. Jadi, kalau ia punya semangat yang kuat untuk memanfaatkan waktu dalam kebaikan, waktu tersebut akan mendukung dan menolongnya”
Semangatlah memanfaatkan waktu dalam kebaikan dan senantiasa meminta pertolongan dari Allah. Segalanya jadi mudah dengan ‘inayah (pertolongan) Allah.
Wallahul muwaffiq.

sumber:ustadz muhammad abduh tuasikal

Posting Komentar Blogger

 
Top