mulianya generasi salaf

2 min read

http://i242.photobucket.com/albums/ff44/Shahidah87_2007/Salafi-Street-front.pngRasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, “Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya” (HR. Bukhari-Muslim).

Yang dimaksud dalam hadits ini adalah 3 generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, yaitu generasi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat, generasi tabi’in dan generasi tabi’ut tabi’in. Sering disebut juga generasi Salafus Shalih.

Tidak ada yang meragukan bahwa merekalah orang-orang yang paling memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Maka bila kita ingin memahami Islam dengan benar, tentunya kita merujuk pada pemahaman orang-orang yang ada pada 3 generasi tersebut.

Seorang sahabat yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata, “Seseorang yang mencari teladan, hendaknya ia meneladani para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam karena mereka adalah orang-orang yang paling mulia hatinya, paling mendalam ilmunya, paling sedikit takalluf-nya, paling benar bimbingannya, paling baik keadaannya, mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya, dan untuk menegakkan agamanya. Kenalilah keutamaan mereka. Ikutilah jalan hidup mereka karena sungguh mereka berada pada jalan yang lurus.” (Lihat Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)

Bagaimana bila kita mengambil sumber pemahaman Al Qur’an dan hadits selain dari para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam? Apakah ada sumber lain yang lebih terpercaya? Apakah Islam dipahami dengan selera dan pemahaman masing-masing orang? Bahkan jika seseorang dalam memahami Al Qur’an dan hadits mengambil sumber dari yang lain, maka dapat dipastikan ia telah mengambil jalan yang salah.

Mengikuti Jalannya Orang-orang Mukmin

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat An Nisa ayat 115 (artinya) :

“Dan barangsiapa yang menentang/memusuhi Rasul sesudah nyata baginya al-hidayah (kebenaran) dan dia mengikuti selain jalannya orang-orang mu’min, niscaya akan Kami palingkan (sesatkan) dia ke mana dia berpaling (tersesat) dan akan Kami masukkan dia ke dalam jahannam dan (jahannam) itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.”

Syaikh Salim Bin ‘Ied Al Hilaly setelah menjelaskan surat An Nisa ayat 115 berkata, “Dengan ayat ini jelaslah bahwa mengikuti jalan kaum mu’minin adalah jalan keselamatan. Dan ayat ini dalil bahwa pemahaman para sahabat mengenai agama Islam adalah hujjah terhadap pemahaman yang lain. Orang yang mengambil pemahaman selain pemahaman para sahabat, berarti ia telah mengalami penyimpangan, menapaki jalan yang sempit lagi menyengsarakan, dan cukup baginya neraka Jahannam yang merupakan seburuk-buruk tempat tinggal.” (Lihat Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)

Ketika turunnya ayat yang mulia ini, tidak ada orang mu’min di permukaan bumi ini selain para sahabat. Maka, khithab /pembicaraan (yang dimaksud dengan orang-orang mu’min dalam ayat tersebut) ini pertama kali Allah tujukan kepada mereka.

Wallahu ‘alam bish shawab.

Sumber : disarikan dari berbagai sumber
Iam moslem.. Pengagum Rasulullah shalallahu alahi wasallam

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sesungguhnya nikmat sehat merupakan kenikmatan yang sangat mahal dan hampir-hampir tiada bandingannya. Sehingga di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu alaihi wasallam telah me…
  • Oleh Ustadz Ali Musri Semjan Putra Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, Rabb semesta alam. Tiada yang berhak diibadahi kecuali Dia semata, yang telah mengutus para rasul dan …
  • Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Pertanyaan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Kita sering menemukan sebagian da’i memiliki perhatian terhadap …
  • 1. Hendak makan عن أبي حفص عمر بن أبي سلمة عبد الله بن عبد الأسد قال : كنت غلاما في حجر رسول الله صلى الله عليه وسلم وكانت يدي تطيش في الصفحة , فقال رسول الله صلى الله عليه وسل…
  • Pertanyaan. 1. Di masyarakat, banyak pelaksanaan walimah. Ada walimah haji, walimah khitan, walimah (wanita) hamil (7 bulan) dan lain-lain. Tolong sebutkan yang lain! 2. Tolon…
  • Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Ibnu Hibban rahimaullah berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Sufyan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Bakar b…

Posting Komentar