
Allah Ta’ala berfirman, artinya, Katakanlah, “Aku
berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari
kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. al-Falaq:1-5)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengajarkan kepada kita
agar berlindung kepadaNya dari berbagai macam kejahatan, salah satunya
adalah kejahatan malam jika telah gulita dengan berdoa/berdzikir di
waktu sore, termasuk di antaranya membaca surat al-Falaq, dan juga agar
membawa masuk anak-anak ke rumah ketika menjelang Maghrib. Di antara
sebabnya karena menjelang waktu malam inilah syetan-syetan
bergentayangan, mengganggu anak-anak Adam.
Tidaklah seseorang melihat sesuatu yang mereka sebut dengan “hantu”
(yang benar adalah penampakan jin), kecuali mayoritasnya terjadi pada
malam hari. Jin seringkali muncul dengan wujud menyeramkan di
tempat-tempat yang dianggap angker oleh masyarakat. Di masa lalu, pada
saat orang masih menggunakan kuda sebagai alat transportasi, maka kuda
tersebut akan ketakutan ketika terjadi penampakan jin/ syetan dan
menjadi sebab jatuhnya si pengendara. Sama halnya jika penampakan jin
itu terjadi di masa ini, ketika orang menggunakan mobil atau motor
sebagai kendaraan, maka tentu membuat kaget pengemudi, sehingga bisa
lepas kontrol dan terjadi kecelakaan.
Tapi bukan namanya syetan kalau tidak menghendaki
yang buruk dan jahat. Seperti halnya menakut-nakuti manusia ketika
melewati suatu tempat, sehingga akhirnya mereka mau melakukan sesuatu
yang menyimpang dari ajaran Allah Ta’ala. Sebab dengan adanya kecelakaan
atau bahkan kematian, manusia akan berpikir untuk mencari cara agar
selamat dan terhindar dari musibah. Maka dari sini masuklah perangkap
besar syetan. Orang yang sudah dalam kondisi cemas dan takut ini jika
lemah iman akan semakin takut, sehingga akhirnya memohon agar si
penunggu jalan tersebut tidak mengganggu lagi. Caranya dengan memberikan
berbagai macam sesajen, makanan, bunga, dan lain sebagainya. Sebuah
kesuksesan besar yang dicapai oleh syetan untuk menjerumuskan manusia.
Maling Beroperasi
Pencuri alias maling biasanya beroperasi di malam
hari, walaupun di zaman ini ada juga maling nekad yang beroperasi di
siang hari, tapi itu sangat jarang. Mereka memilih waktu malam untuk
melancarkan aksinya karena malam hari itu gelap, dan pada umumnya
orang-orang sedang istirahat. Begitu juga jika dia kepergok, tentu tidak
seberapa tampak wajahnya, apalagi jika menggunakan penutup wajah. Ini
jelas sekali merupakan dampak dari kejahatan waktu malam, yang dapat
mengaburkan penglihatan orang untuk melihat apa atau siapa pelaku yang
sebenarnya.
Allah Ta’ala sudah menetapkan jatah waktu bagi
manusia untuk beraktivitas dan istirahat, di antaranya dengan menjadikan
malam waktu istirahat dan siang waktu bekerja. Jika ini dibalik artinya
bertentangan dengan kodrat dan hikmah Allah Ta’ala menciptakan waktu
malam dan siang. Kita tentunya tidak mengatakan haramnya bekerja di
waktu malam, namun hanya ingin menekankan bahwa potensi terjadinya
kejahatan di waktu malam itu sangatlah besar. Orang yang melakukan
pekerjaan halal saja sangat mungkin terjebak dalam perangkap syetan jika
itu dilakukan pada malam hari.
Contoh kecilnya adalah para penjual buah, atau
sayuran atau barang-barang lainnya, sepatu, sandal, tas. Ini semua
adalah pekerjaan halal, namun ketika dia berjualan pada waktu malam bisa
jadi akan tergiur untuk melakukan penipuan. Anda bisa jadi adalah salah
satu dari korban mereka. Anda membeli buah atau barang yang
kelihatannya bagus, namun ternyata setelah sampai rumah atau esok
harinya baru ketahuan bahwa dagangan tersebut adalah cacat. Ya intinya
pada waktu malam orang-orang jahat sangat memiliki peluang besar untuk
melakukan kejahatan dengan memanfaatkan kelengahan sang korban, entah
maling entah perampok, atau penjual yang curang dalam jual beli dan lain
sebagainya.
Waktu Transaksi Haram
Pernahkan anda mendengar cerita tentang pesta
narkoba, pesta sex dan yang semisalnya? Coba anda perhatikan! Bukankah
pekerjaan syetan tersebut digelar di waktu malam, di saat gelap, di saat
orang tidak bisa melihat dengan jelas, di saat sebagian besar manusia
sedang beristirahat? Mereka memilih waktu malam, karena mereka tahu
bahwa perbuatan itu adalah perbuatan dosa, perbuatan maksiat, yang kalau
dilakukan pada waktu siang akan mendapatkan banyak hambatan dan
rintangan. Maka kita dapati pula para penjual minuman keras, bandar
narkoba biasanya beroperasi di malam hari. Demikian juga dengan para
usernya (pemakai), mereka umumnya melakukan transaksi dan mengonsumsinya
juga di waktu malam.
Belum lagi kalau kita melihat bentuk-bentuk transaksi
lainnya, tempat-tempat hiburan, misalnya. Diskotik, bar, billiard,
tempat-tempat perjudian dan lain sebagainya, maka hampir kita pastikan
mayoritasnya beroperasi di malam hari. Apalagi dunia malam sekarang ini
merupakan sebuah komoditas yang menghasilkan omset luar biasa nan
menggiurkan. Ada memang yang hanya sekedar mencari hiburan, membuang
rasa suntuk, dan lain sebagainya, namun tidak sedikit yang benar-benar
melakukan aktivitas-aktivitas yang sarat dengan maksiat.
Memang begitulah iblis menjebak, memang seperti itu
lingkaran syetan berputar. Manusia dijanjikan dengan kenikmatan dunia,
narkotik yang membuat ‘ngefly’, minuman keras yang memberikan
kedamaian, disko yang membuat badan jadi bugar, perjudian yang
menjanjikan harta melimpah. Benar-benar kejayaan syetan dan bala
tentaranya, dan semuanya terjadi pada malam hari, malam syetan berpesta
pora, malam mereka mencari teman sebanyak-banyaknya.
Kejahatan Saudara Yusuf ‘Alaihis Salam
Kisah tentang perlakuan saudara-saudara Yusuf
‘alaihis salam merupakan salah satu bukti dan saksi tentang jahatnya
prilaku di waktu malam. Mereka lemparkan Yusuf ke dalam sumur, mereka
buat sebuah sandiwara bahwa Yusuf dimakan serigala dan mereka sobek
serta lumuri baju Yusuf dengan darah. Namun perlu diingat, bahwa mereka
tidak langsung pulang ke rumah, tapi menunggu malam tiba. Hal ini,
menurut penjelasan Syaikh Abu Bakr al-Jazairi dalam ‘Aisar’nya, karena
malam hari itu waktu yang tepat untuk berpura-pura, melakukan
kemunafikan. Mereka memilih waktu malam untuk pulang karena hari sudah
gelap, sehingga ayah mereka tidak dapat melihat dengan jelas ketika
mereka sedang berpura-pura menangis. Subhanallah, benar-benar Allah
Ta’ala menciptakan malam hari sebagai tanda kekuasaanNya, benar-benar
ada hikmah yang besar yang dapat kita petik.
Tak salah memang kalau malam hari juga merupakan
simbol kemunafikan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, “Bahwasanya shalat yang paling berat dikerjakan
oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya’ dan Shubuh. Sekiranya
mereka mengetahui (besarnya pahala) di dalamnya, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dalam keadaan merangkak.” (Muttafaq ‘alaih).
Zhuhur masih siang, Ashar baru sore, dan Maghrib
belum begitu gelap, kalau tidak muncul gak enak. Nah kalau sudah Isya’
dan Shubuh itu waktu gelap, karena pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam belum ada lampu, sehingga orang-orang munafiq mengira bahwa
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak tahu ketidak hadiran mereka ke
masjid. Maka ini adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk tidak
shalat. Jadi benarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang
mengindikasikan kemunafikan untuk orang yang tidak hadir dalam shalat
Isya dan Shubuh.
Jam Kerja Tukang Sihir dan Dukun
Santet, teluh, sihir dan perdukunan banyak dilakukan
di malam hari, ketika sang korban sedang lengah dan ketika syetan-syetan
sedang berpesta pora. Tatkala Allah Ta’ala memerintahkan kita
berlindung dari kejahatan malam, maka Dia melanjutkan perintah tersebut
dengan mohon perlindungan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang
meniup pada buhul-buhul tali. Ini menunjukkan kaitan yang sangat erat
antara kegelapan malam dengan praktek perdukunan, santet atau pun teluh.
Hanya mukmin sejatilah yang mengisi waktu malam
menurut petunjuk Ilahi, malam hari sebagai kesempatan memperteguh iman,
sarana melatih keikhlasan, waktu perenungan dan muhasabah, beristighfar
dan mempersiapkan diri untuk menjemput ajal. Dan menurut penjelasan
dalil yang shahih, waktu malam yang utama adalah pada sepertiga akhir.
Olehkarena itu terdapat anjuran dari Nabi agar bersegera tidur selepas
shalat Isya’ dan tidak begadang tanpa suatu keperluan. Wallahu a’lam.
Oleh : Abu Ahmad Kholif Mutaqin.
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber.
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber.