Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Pribumi dan kekuatannya

SAUDI KUAT KARENA MEMBELA  "PRIBUMI" Sampai saat ini, penduduk asli (Pribumi) Saudi Arabia memiliki otoritas dan hak khusus yang tidak diberikan kepada pendatang. Sistem 'kafil', dimana setiap pendatang asing tidak bisa masuk dan tinggal kecuali atas tanggungan penduduk pribumi(pemerintah-perusahaan-personal), baik untuk bekerja, belajar, dll. Anda tidak akan bisa buka usaha, perusahaan, bahkan warung kecilpun, kecuali atas nama penduduk pribumi. Perusahaan swasta akan kena sanksi atau denda jika melanggar UU saudisasi pegawai dan pekerja. Dst… Intinya, meski tidak sedikit sisi negative Saudisasi, namun kita akui bahwa di negara Saudi penduduk pribumi Saudi sangat dihormati atau ditakuti. Namun fakta yang sangat berbeda terlihat di bumi pertiwi, dimana segelintir non pribumi menjadi tuan atas mayoritas pribumi. Foto: Toko Cianjur, di dekat SIR (sekolah Indonesia Riyadh). Dimiliki oleh pengusaha Indonesia, atas nama Sarah binti Abdullah al-Subai'i. ...

Kisah kisah heroik dalam perang uhud

Perang Uhud terus berkobar. Kaum kuffâr Quraisy seolah mendapatkan semangat baru. Kondisi ini jelas berbeda dengan kondisi kaum Muslimin, terutama setelah psywar yang dilancarkan kaum Quraisy. Mereka memunculkan berita bohong yaitu Rasûlullâh telah berhasil mereka bunuh, padahal beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup. Psywar ini semakin memperparah dan melucuti semangat sebagian kaum Muslimin. sehingga sebagian dari mereka melarikan diri, sementara yang lain terus bertempur sampai akhirnya wafat sebagai syahîd. Shahabat yang pertama kali melihat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan masih hidup adalah Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu. Tak terbilang kegembiraan yang dirasakan Ka’ab Radhiyallahu anhu melihat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan masih hidup. Saking gembiranya, beliau Radhiyallahu anhu berteriak memberitahukan kondisi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang masih hidup. Beliau Radhiyallahu anhu tidak sadar kalau perb...

Yaa ukhty

Tak perlu dunia tau kalau kau berniqab.. Tak perlu dunia tau kalau kau sedang hijrah... Dunia tak butuh itu Kau hanya butuh ridho Allah Bagaimana mungkin Allah menyuruh hamba-Nya untuk ta'at pada-Nya, untuk menutupi diri-diri mereka dengan berhijab, namun kita malah asyik ria mengupload foto kita dibalik niqab kita? Yang katanya untuk dakwah Yang katanya untuk penyemangat Yang katanya untuk inspirasi Yang katanya baru tahap belajar Yang katanya tak ingin dibilang penggoda ajnabi. (?) Ajnabi memang diperintahkan untuk menundukkan pandangannya. Namun kita, diperintahkan untuk tidak membuat fitnah bagi mereka Lalu, jika kita tak ingin di labeli seperti itu, maka bantu para ajnabi untuk tidak melirik kita di balik niqab kita Bantu mereka untuk menjaga mata dan hati mereka Walau wajah ini tak terlihat, posemu sungguhlah membuat hati mereka berdesir hebat Jangan (melulu) salahkan ajnabi karena tak pandai menjaga pandangannya. Sekali-kali tengoklah diri kita, berkacalah, pandangi d...

Antara soekarno, nasution dan soeharto

Adalah salah kaprah jika menganggap bahwa Soeharto-lah yang menggulingkan Soekarno. Jika melihat fakta sejarah, Jenderal Besar Abdul Haris Nasution adalah orang yang paling berperan dalam menjatuhkan Soekarno dari jabatanya Presiden Seumur Hidup. Saat tragedi G30S/PKI, A.H. Nasution menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan serta menjabat Kepala Staff Angkatan Bersenjata. Dia adalah target utama yang harus dihilangkan, kegagalan Cakrabirawa membunuhnya adalah awal serangan balik yang maha dashyat untuk Soekarno dan Dewan Revolusi. Nasution adalah salah satu Jenderal Angkatan Darat (AD) yang terpaksa setuju pada perintah Soekarno untuk menyerang Malaysia. Sebagian besar Jenderal AD menolaknya. Mereka tak mau nyawa prajurit AD digadaikan untuk ambisi pribadi Soekarno. Apalagi dalam perang tersebut, ada upaya penyebaran faham komunisme oleh PKI dan menyokong Partai Komunis Malaysia. Para relawan yang disusupkan juga dipersenjatai dengan senjata kiriman dari negara komun...

Fakta sejarah ,sukarno atau suharto dibalik G30s PKI ?

Peristiwa G30S berawal dari informasi yg dibawa oleh Subandrio dari Mesir pada tgl 15 Mei 1965 tentang adanya Dewan Jenderal (Dokumen Gilchrist). Sukarno menanggapi isu ini dgn serius. Pada tanggal 25 Mei 1965, Sukarno memanggil para Menteri Panglima Angkatan untuk meminta kejelasan tentang adanya Dewan Jenderal. Pada kesempatan tersebut, Letjen Ahmad Yani selaku Menpangad dgn tegas menyatakan bahwa Dewan Jenderal tidak ada, yang ada adalah Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) yg bertugas memberi masukan atau pendapat kepada Menpangad tentang kepangkatan dan jabatan Perwira Tinggi di tubuh angkatan darat. Bahkan Jenderal Nasution juga memastikan bila Dewan Jenderal memang tidak ada. Merasa kurang puas dgn penjelasan Jenderal Ahmad Yani dan Jenderal Nasution, Sukarnopun berusaha mencari kejelasan lebih lanjut. Sukarno memberi perintah pd Brigjen Sjafiudin (Pangdam Udayana) untuk mencari tahu nama2 yg dimaksud, lalu didapat 9 nama.   Inilah ke 9 nama yg disodorkan Brigjen ...

Sekelumit kisah penumpasan PKI

Pagi itu, pagi masih gelap. Seorang tamu mengetuk pintu rumah Kolonel Sarwo Edhi; Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat atau yang lebih dikenal dengan istilah RPKAD. Kolonel Sarwo keluar menemui tamu di pagi buta itu. Orang itu bernama Subardi, ajudan Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani. Subardi menangis. Ia melaporkan bahwa atasannya Jenderal Ahmad Yani tadi malam, tepatnya 29 September telah ditembak dan dibawa oleh sekelompok tentara menjelang subuh. Ia minta Pak Sarwo Edhi mencari Pak Ahmad Yani. Kolonel Sarwo segera berangkat mengumpulkan para perwira menuju Cijantung. Di sana ia sedang menunggu laporan berita dari RRI. Tepat pukul tujuh pagi, Letnan Kolonel Untung menyiarkan Gerakan 30 September dan Pembentukan Dewan Revolusi. Mereka menyimpulkan terjadinya kudeta. Di Markas Kostrad di Jalan Medan Merdeka Timur, Sarwo dan Soeharto sedang membahas situasi. Di sana mereka mengambil posisi siaga satu. Sore harinya, Soeharto memerintahkan Kolonel Sarw...