0 Comment
1. Menyebabkan turunnya ketenangan, datangnya rahmat, dan para Malaikat mengelilingi orang yang berdzikir, sebagaimana disabdakan oleh Nabi.[1]

2. Dzikir menyibukkan lisan agar tidak melakukan ghibah, adu domba, dusta, kekejian dan kebathilan.

Sudah selayaknya bagi seorang hamba ketika berbicara atau berkata hendaknya berkata yang baik atau diam. Ia harus menjauhkan ghibah (membicarakan aib orang lain), dusta (bohong), menghasut, berkata-kata yang keji, memfitnah dan hal-hal yang diharamkan Allah. Oleh karena itu dia harus membersihkan lisannya dengan banyak berdzikir.

Siapa yang membiasakan lidahnya untuk berdzikir, maka lidahnya lebih terjaga (selamat) dari kebathilan dan perkataan yang sia-sia. Namun, siapa yang lidahnya tidak pernah mengenal dzikir, maka kebathilan dan kekejian banyak terucap dari lidahnya.

3. Majelis dzikir merupakan majelis para Malaikat, sedangkan majelis kelalaian dan permainan merupakan majelis syaitan.

Hendaklah seorang hamba memilih, mana yang lebih dia sukai dan yang lebih dia prioritaskan (utamakan). Karena dengan begitulah dia akan menentukan tempat di dunia dan di akhirat.

4. Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang yang berdzikir. Dan banyak berdzikir membuat seseorang terhindar dari sifat nifaq.

5. Dengan berdzikir kepada Allah, maka pelakunya akan merasa bahagia, begitu pula dengan orang yang dekat dengannya. Dialah orang yang senantiasa mendapatkan keberkahan. Tetapi orang yang lalai, dia akan senantiasa gundah karena kelalaiannya, begitu pula orang yang dekat dengannya.

6. Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan di hari Kiamat karena majelis yang di dalamnya tidak terdapat dzikir kepada Allah yang menjadi penyesalan pada hari Kiamat.

7. Berdzikir kepada Allah sambil meneteskan air mata dikala sendiri akan menjadi perlindungan bagi pelakunya dari panas matahari di pada Mahsyar pada hari Kiamat karena dia dilindungi oleh ‘Arsy Allah. Sementara orang lain yang tidak berdzikir kepada Allah akan tersengat oleh panasnya matahari pada saat itu.

8. Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah, namun paling agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah merupakan gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah.[2]

Wallaahu a’lam.

Disadur dari buku “Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah yang Shahih” oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.

Catatan Kaki:
[1] HR. Muslim no. 2699 dan selainnya.
[2] Di antara contoh kalimat yang ringan di lisan dan berat dalam timbangan dan dicintai oleh Allah yaitu:
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung.” (Hadits shahih riwayat al-Bukhari no. 6406 dan Muslim no. 2694, dari Abu Hurairah)

Posting Komentar Blogger

 
Top