oleh:Al Ustadz DR. Muhammad Nur Ihsan
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Alloh ‘Azza wa jalla
yang telah menyempurnakan Islam dan meridhoinya sebagai agama yang
benar. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam Rosul yang diutus dengan membawa petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama yang haq (amal sholeh). Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan risalah dengan sempurna, menunaikan amanah dan berjihad di jalan Alloh Ta’ala sampai
beliau wariskan kepada umatnya jalan yang lurus lagi terang bagaikan
matahari di siang hari. Tidaklah keluar dari jalan tersebut kecuali
orang yang sesat dan celaka. Amma ba’du.
Akhir-akhir ini tumbuh subur berbagai
kelompok yang mengajarkan ilmu tenaga dalam. Konon sang guru memiliki
teknik membangkitkan atau mengembangkan tenaga ghaib dalam tubuh
manusia. Masyarakat berbeda dalam menilai dan menghukuminya sesuai
dengan latar belakang pemahaman dan pendidikan mereka. Sebenarnya
bagaimana pandangan Islam tentang keilmuan tersebut dan hukum
mempelajarinya?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas
terlebih dahulu diperjelas maksud ilmu tenaga dalam dan rahasia-rahasia
yang terdapat di dalamnya.
DEFINISI TENAGA DALAM
Dari berbagai referensi bisa disimpulkan
bahwa yang mereka maksud dengan ilmu tenaga dalam adalah ilmu yang
mempelajari cara membangkitkan kekuatan/tenaga dalam (inner power)
dengan cara-cara tertentu, antara lain : teknik pernafasan yang
disertai dengan jurus-jurus tertentu dan dengan cara meditasi (tafakur).[1]
Dan dari persaksian sebagian mantan
praktisi tenaga dalam yang telah meninggalkan keilmuan tersebut dan
kembali kepada sunnah menjelaskan bahwa dalam keilmuan tenaga dalam dan
ilmu metafisika terdapat bermacam pokok kesesatan dan kesyirikan, antara
lain :
Dengan belajar tenaga dalam (ilmu
metafisika) seorang bisa “menjadi sakti” dengan menyalurkan energinya
ke bagian tubuh tertentu.
Dengan kekuatan fungsi jurus bisa mengalahkan musuh dari jarak jauh.
Ketika latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah dalam latihan menyerang.
Pada keilmuan tenaga dalam, diajarkan
menjadi dukun/paranormal. Di antara bentuk perdukunan yang terdapat
dalam keilmuan ini adalah teknik membuat seseorang jatuh cinta, ilmu
santet (membuat orang sakit), teknik penyembuhan, mendeteksi barang
hilang, teknik mengetahui masa lalu dan masa depan dan teknik
mengetahui isi hati orang lain.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik “mengisi” benda hidup atau benda mati untuk berbagai macam keperluan.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik pembentengan benda hidup/mati dari bahaya.
Pada keilmuan tenaga dalam ada teknik mengusir jin pengganggu.
Inilah beberapa kesesatan dan penyimpangan yang terdapat dalam keilmuan tenaga dalam dan ilmu metafisika.[2]
PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM
Sebelum menjelaskan pandangan Islam
tentang ilmu ini, ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang sempurna
dalam seluruh aspek, baik dari sisi keilmuan dan peribadatan.
Alloh Ta’ala berfirman: “Pada hari ini (hari arofah tahun 9 H) telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.” (QS. al-Maidah [5]: 3).
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus Alloh Ta’ala dengan membawa ilmu yang bermanfaat dan amal sholih, sebagaimana firman Alloh Ta’ala:
“Dia (Alloh) yang mengutus Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan ash-Shof [61]: 9)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Petunjuk adalah apa yang dibawa oleh beliau berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar ialah amal-amal sholih yang benar lagi bermanfaat di dunia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir : 2/425, cet. Dar al-Fikr).
Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang membawa seseorang kepada keridhoan Alloh Ta’ala
dan mewujudkan ketentraman batin dan ketenangan jiwa serta keselamatan
dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat
yang akan mencelakakan manusia dan larangan dari mempelajarinya.
Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu
yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah serta dipahami sesuai
dengan pemahaman salafus sholih generasi terbaik umat ini.
Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang
seharusnya seorang muslim bersungguh-sungguh mempelajari dan
memahaminya. Adapun seluruh keilmuan yang bertentangan dengan seluruh
prinsip di atas maka ia adalah ilmu yang tidak bermanfaat dan dilarang
untuk mempelajarinya. Sebab akan merusak dan menimbulkan dampak negatif
bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu
kebatinan dll.
Adapun pandangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan yang semisalnya, bisa disimpulkan secara global dan secara terperinci.
KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu
dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah. Begitu pula pada masa pemerintahan
Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad.
Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan
tersebut kepada para pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan
sejenisnya adalah ilmu yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan
merobohkan musuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh Rosulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan
diwariskan oleh para sahabat kepada generasi sesudahnya. Akan tetapi
hal itu sama sekali tidak pernah terjadi, dengan demikian jelaslah
kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut.
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.” Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos
yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada
4000 SM. Dari Mesir, krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi
dan Persia.
Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan dahtuz, yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh.
Para bangsawan Persia dilatih sejenis
senam yang dilakukan lewat tengah malam agar mereka mempunyai tenaga
Daht itu. Kemudian keilmuan tersebut terus dikembangkan sehingga menjadi
suatu konsep untuk membangkitkan tenaga dalam dengan teknik pernafasan
yang disertai dengan jurus-jurus tertentu.[3]
Hal ini memperkuat pernyataan di atas,
bahwa ilmu ini adalah ilmu yang bid’ah dan tidak bermanfaat dalam agama
Islam. Seandainya keilmuan tersebut dibolehkan tentu Alloh Ta’ala
akan menjelaskan kepada Rosul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi
keilmuan tersebut sudah dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun
sebelum masehi dan sebelum pengutusan Rosul ‘alaihis salam
Dengan demikian kita tahu bahwa
kebatilan dan kebohongan telah dilakukan sebagian perguruan tenaga
dalam di tanah air dengan menamakan perguruan mereka dengan nama-nama
yang islami seperti : Bunga Islam, al-Barokah, al-Ikhlas, Hikmatul
Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini adalah penipuan yang nyata, sebab
tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan tersebut menjadi
bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta
keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta membuktikan bahwa
seluruh perguruan tenaga dalam merupakan sarana dan fasilitas untuk
menebarkan kesesatan, kesyirikan, sihir, mistik.
Ketiga : Dalam ilmu
tenaga dalam terdapat pokok kesesatan dan kesyirikan yang sangat
banyak, sebagaimana yang telah disebutkan di atas secara global.
Keempat : Di antara dampak negatif ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penuntutnya kepada Alloh Ta’ala.
Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa
yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak
butuh pertolongan siapa pun.
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan izin Alloh, maka ia bertawakkal kepada Alloh Ta’ala
dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan
keselamatan serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka.
Kelima: Di antara kaidah yang digunakan
untuk membangkitkan tenaga dalam adalah meditasi yaitu tafakur atau
semedi. Ini adalah metode yang bid’ah yang tidak ada landasanya dari
al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan meditasi adalah komponen dari banyak agama,
dan telah dipraktekkan sejak jaman dahulu yang dikenal dalam bahasa
Sansekerta dengan (dhyana). Meditasi dalam salah satu aliran
Budha Mahayana dikenal dengan istilah (zen). Aktivitas ini merupakan
usaha antara yang membawa kesadaran menuju samadi.[4]
Intinya adalah aktivitas perenungan yang berusaha untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam dunia Tasawuf dengan istilah (Ittihaad) yakni Alloh Ta’ala
bersatu dengan makhluk. Maha suci Alloh dari keyakinan yang kufur ini.
Tidak diragukan lagi bahwa konsep dan ajaran yang seperti ini
bertentangan dengan aqidah islamiyah.
Itulah sumber pengambilan meditasi yang
diajarkan oleh perguruan ilmu tenaga dalam yang berkembang dewasa ini.
Hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya yang berujung
kepada kebatilan, kesyirikan dan praktek kesesatan yang mistik.
Adapun meditasi atau tafakur yang disyariatkan adalah tafakur tentang makhluk ciptaan Alloh yang merupakan tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotivasi seorang untuk mengagungkan Alloh Ta’ala dan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama.
Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk menambah keimanan kepada Alloh Ta’ala begitu
juga tafakur yang memotivasi seseorang untuk selalu introspeksi diri
dan kembali kepada Alloh dengan kerendahan diri dan penuh pengagungan
kepada yang Maha Kuasa.
Keenam : Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang bergabung dalam perguruan
tenaga dalam adalah orang – orang yang jauh dari pemahaman yang benar
terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga dalam itu adalah
ilmu yang bermanfaat tentu orang – orang yang berpegang teguh dengan
al-Quran dan loyal kepada Sunnah adalah orang-orang yang akan
berada dibarisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama
memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.
KRITIKAN SECARA MENDETAIL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Belajar ilmu tenaga dalam membuat seorang bisa menjadi sakti.
Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga dalam adalah kesesatan dan bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.
Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan tentu Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang terlebih dahulu mempelajari dan menggunakannya dalam peperangan. Namun Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam terluka dalam perang Uhud dan banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut.
Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa
kekebalan bukanlah suatu kebaikan dan kemuliaan, akan tetapi merupakan
suatu kebatilan yang tidak terlepas dari peran setan dalam menyesatkan
para walinya.
Oleh karena itu telah dinukil dalam
sebuah riwayat mengenai ilmu kebal yang dimiliki al-Harits ad-Dimasyqi
yang muncul di Syam pada masa pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu
mengaku dirinya sebagai nabi. Setan-setan telah melepaskan
rantai-rantai yang melilit di kedua kakinya, membuat tubuhnya menjadi
kebal terhadap senjata tajam, menjadikan batu marmer bertasbih saat
disentuh tangannya, dan ia melihat sekelompok orang berjalan kaki dan
menunggang kuda terbang di udara seraya berkata ia adalah malaikat
padahal jin.
Ketika kaum muslimin telah berhasil
menangkap al-Harits ad-Dimasygi untuk dibunuh, seseorang menikamkan
tombak ke tubuhnya, namun tidak mempan (punya ilmu kebal). Maka ‘Abdul
Malik bin Marwan berkata kepada orang yang menikamnya itu : “Itu adalah
karena engkau tidak menyebut Nama Alloh Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba lagi menikamnya dengan terlebih dahulu membaca bismillah dan ternyata tewaslah ia seketika. (Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam, 11/285)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
mengomentari riwayat di atas : “Beginilah perihal orang orang disertai
setan. Setan-setan tersebut akan meninggalkan mereka apabila dibacakan
di sisi mereka apa yang mengusirnya seperti ayat kursi.”
Kedua : Mengalahkan musuh dari jarak jauh.
Sekiranya teknik yang seperti ini bermanfaat dan dibenarkan tentu akan dilakukan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dalam menghadapi musuh dalam peperangan dan jihad di jalan Alloh Ta’ala
Ketiga: Latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah.
Seorang muslim juga dituntut meninggalkan segala akhlak keji dan tercela, seperti membenci, dendam, emosi/marah, dll.
Berbeda halnya dengan ajaran perguruan
tenaga dalam, seseorang diajari bisa emosi dan marah. Hal ini tentu
bertentangan dengan petunjuk nabi yang mewasiatkan seorang untuk tetap
sabar dan tidak marah. Sebab emosi merupakan kunci dan sumber kejahatan,
sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau mengulangi beberapa kali : “Jangan engkau marah.” (HR. Bukhori, no.6116).
Imam Ibnu Rojab rahimahullah
berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa sesungguhnya emosi/marah adalah
sumber segala kejahatan dan menahan diri darinya adalah sumber segala
kebaikkan.” (Jaami’ Ulum wal Hikam, 1/362).
Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa marah atau emosi bersumber dari setan, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya
marah atau emosi adalah (bersumber) dari setan, dan sesungguhnya setan
diciptakan dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air, maka
apabila salah seorang kamu marah maka berwudhulah.”
Dan dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa : “Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah.” (HR. Bukhori)
Kemungkinan inilah rahasianya, kenapa
perguruan tenaga dalam mengajarkan bagaimana seorang bisa emosi atau
marah tatkala menyerang lawan, sebab ajaran perguruan tersebut adalah
hasil dari bisikan setan. Dan dengan sifat marah setan dengan cepat akan
bisa menguasai seseorang, karena ia mengalir dalam tubuh manusia
bagaikan aliran darah. Dengan demikian ia akan bisa mempengaruhi lawan
dan menguasainya berkat bantuan khodamnya (setan).
Hal ini diperkuat oleh pernyataan para
praktisi tenaga dalam bahwa jurus akan berfungsi penuh dan sempurna jika
lawan dalam keadaan emosi. Jadi bukanlah karena energi tenaga dalam
musuh yang dalam keadaan emosi dapat ditaklukkan dengan fungsi
jurus-jurus tertentu, tetapi khodam jurus itulah yang langsung merasuk
ke dalam tubuh lawannya yang dalam keadaan emosi menuju otaknya hingga
lawannya bisa kita permainkan dengan fungsi jurus tenaga dalam/ilmu
metafisika.”[5]
Keempat : Perguruan ilmu tenaga dalam mengajaran seseorang menjadi dukun / paranormal
Hal ini dapat dilihat dari praktiknya, di
antaranya mereka menjadikan seseorang jatuh cinta, membuat orang sakit
(santet), penyembuhan dari penyakit dengan jurus-jurus tertentu,
meramal barang hilang atau makhluk halus, meramal masa lalu dan masa
depan dan meramal isi hati orang.
Semua praktik di atas dilarang oleh
syari’at Islam, karena ilmu tenaga dalam adalah ajaran setan yang
berusaha menggiring manusia keluar dari agama sehingga terjerumus ke
dalam dosa. Akibat akhir perbuatan tersebut tidak keluar dari dua
alternatif : kekufuran atau melakukan dosa besar.
Membuat seorang jatuh cinta
Sihir jenis ini dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-’athfu yaitu membuat seseorang cinta kepada orang lain. Dalam istilah lain disebut dengan at-tiwalah yaitu sesuatu yang dibuat untuk membuat istri cinta kepada suaminya atau sebaliknya. (Lihat Fathul Majid, hlm. 123)
Ini adalah perbuatan syirik, sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Sesungguhnya ruqyah (dengan mantera dukun), jimat dan tiwalah (sihir mahabbah/pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud)
Tiwalah dihukumi sebagai syirik karena digunakan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak kejahatan dengan selain Alloh Ta’ala. (Lihat Fathul Majid, hlm. 124)
Maka apa yang diajarkan dalam ilmu tenaga
dalam dengan cara-cara tertentu untuk menjadikan seseorang jatuh cinta
atau menyukai termasuk salah satu jenis sihir mahabbah yakni al ‘athf dan tiwalah sebagaimana yang dimaksud dalam hadits di atas.
Ilmu santet (membuat orang sakit)
Hal ini ada dalam dunia ilmu tenaga dalam
dan ilmu metafisika dengan cara dan bentuk yang bermacam-macam. Cara
ini diketahui oleh orang yang bergabung dalam perguruan ilmu tersebut.
Terlepas dari cara dan media yang digunakan, tetaplah perbuatan tersebut
terlarang karena bertujuan menyakiti orang lain dan tergolong ke dalam
sihir yang diharamkan oleh agama.
Imron bin Hushain berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda Benda, burung dan lain-lain), orang yang meramal atau yang meminta diramalkan, orang yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang is katakan, maka sesungguhnya is telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad‘ (HR. ath-Thobaroni dalam al-Ausath, al-Mundziri berkata: Sanad ath-Thobaroni hasan. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzaar, dengan sanadjayyid)
Sihir tidaklah akan terlaksana kecuali
dengan bantuan setan dan menghambakan diri kepada- nya serta melakukan
hal-hal yang diharamkan oleh agama.
Penyembuhan dari berbagai penyakit fisik, psikis & ghoib
Pada ilmu tenaga dalam diajarkan teknik
penyembuhan dari berbagai penyakit dengan menggunakan fungsi
jurus-jurus tertentu. Dan tidak diragukan bahwa teknik seperti ini
adalah cara yang bid’ah yang bertentangan dengan syari’at, khususnya
dalam penyembuhan penyakit psikis dan yang ghoib.
Agama memerintahkan kita untuk berobat
dengan pengobatan yang disyari’atkan dan bersih dari unsur-unsur
kesyirikan serta segala hal yang diharamkan, sebab Alloh Ta’ala tidak menjadikan kesembuhan umat ini dari hal-hal yang haram.
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :
“Wahai hamba Alloh, berobatlah, maka sesungguhnya Alloh tidaklah menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuahan (obat), kecuali satu penyakit, mereka bertanya: apa itu ? Beliau menjawab : yaitu kepikunan.” (HR. Ahmad).
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
“Tidaklah Alloh menurunkan penyakit kecuali menurunkan bersamanya penyembuhan (obat).”
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang berobat dengan yang haram, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu ad-Dardaa’, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan, 3874)
Alloh Ta’ala telah menurunkan
obat yang sangat mujarab untuk seluruh penyakit, baik fisik atau psikis,
yaitu al-Qur’an. Akan tetapi banyak kaum muslimin tidak bisa
menggunakan dan memanfaatkannya secara baik dengan disertai keyakinan
yang benar. Alloh Ta’ala berfirman :
“Dan Kami telah menurunkan al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rohmat bagi orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang yang dholim selain kerugian.” (QS. al-Isro’[171]:82)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang beriman. ” (QS. Yunus [io]: 57)
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah
berkata : “Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh
penyakit hati (psikis), fisik dan penyakit-penyakit (yang ada) di dunia
dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang ahli (bisa) dan diberi taufiq
untuk bisa menggunakannya sebagai penyembuhan. Dan apabila orang yang
sakit bisa melakukan pengobatan dengan baik dengan al-Qur’an dan
meletakkannya pada penyakit dengan (penuh) kejujuran dan keimanan,
penerimaan yang sempurna, keyakinan yang putus dan melengkapi
syarat-syaratnya, maka tidak satupun penyakit yang akan bisa melawannya
selama-lamanya.
Dan bagaimana mungkin penyakit akan bisa
melawan perkataan Robb (yang menciptakan) bumi dan langit yang
seandainya kalau ia diturunkan kepada gunung-gunung tentu akan hancur
atau (diturunkan) kepada bumi tentu akan terpotong-potong. Tidak satupun
dari penyakit hati (psikis) dan fisik kecuali di dalam al-Qur’an
terdapat jalan (cara) untuk menemukan obat dan penyebabnya dan (cara)
untuk (melakukan) preventif darinya, (tentu) bagi orang yang diberi
pemahaman oleh Alloh Ta’ala tentang kitab-Nya…. Adapun (resep)
penyembuhan (penyakit) hati (psikis) maka al-Qur’an telah menyebutkannya
secara rinci dan menyebutkan (juga) sebab-sebab penyakit dan (cara)
mengobatinya. Alloh Ta’ala berfirman :
“Apakah tidak cukup (bagi) mereka bahwa sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka.” (QS. al-Ankabut [291: 51)
Maka barangsiapa yang tidak bisa disembuhkan oleh al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan menyembuhkannya dan barangsiapa yang tidak cukup baginya al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan memberikan kecukupan baginya.” (Zadul Ma'ad, 4/322)
Penulis mengajak kita membaca dan merenungi perkataan Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah , di atas.
Semoga hal itu memotivasi kita untuk
membaca al-Qur'an, merenungi dan memahaminya, agar ia menjadi lampu
penerang kehidupan dan obat penyembuh segala penyakit jiwa (psikis) dan
fisik.
Sangat disayangkan, mayoritas kaum
muslimin sekarang ini berpaling dari al-Quran, tidak membaca dan
merenunginya. Mereka juga meninggalkan Sunnah. Akhirnya setan
membisikkan kepada mereka agar mencari alternatif selain al-Qur'an
untuk mengatasi problematika kehidupan dan penyembuhan penyakit yang
mereka rasakan. Caranya adalah dengan melakukan terapi-terapi
perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam, yang membuat mereka
terperangkap ke dalam jaringan setan yang selalu berusaha menggiring
manusia kepada kesesatan dan kesyirikan, baik disadari atau tidak. Na'uzubillah min zalik.
Meramal barang hilang atau makhluk halus.
Cara ini biasanya dilakukan oleh praktisi
ilmu tenaga dalam dengan melatih indranya menjadi peka atau dengan
membuat tangannya menjadi sensitif hingga bisa 'meradar' lokasi barang yang hilang atau makluk halus.[6]
Tidak diragukan bahwa cara mendeteksi barang hilang seperti ini tidak ada beda secara subtansi dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku mengetahui benda yang hilang. Sekalipun para praktis ilmu tenaga dalam mengingkari hal itu.
Praktek perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)
Jika ancaman orang yang mendatangi
tukang ramal dan membenarkan perkataanya adalah tidak diterima
sholatnya empat puluh hari dan kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bagaimana dengan orang yang mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih besar.
Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa depan.
Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghoib yang telah lalu atau yang akan datang kecuali Alloh Ta’ala , sebagaimana firman-Nya:
“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali Alloh.” ( QS. an-Naml [271:65)
Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa mengetahui perkara ghoib merupakan kekhususan Alloh Ta’ala Bahkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Alloh Ta’ala tidak
mengetahui perkara ghoib kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya.
Seandainya ia mengetahui yang ghoib tentu akan mengetahui rahasia
takdir yang akan terjadi dan beliau tentu akan mengantisipasinya. Alloh Ta'ala :
“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemadhorotan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan sekiranya aku mengetahui perkara yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa kejahatan dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. al-A'rof [71:188)
Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kunci perkara ghoib itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan Alloh Ta’ala Tidak ada yang mengetahui (takdir) apa yang di dalam kandungan selain Alloh Ta’ala, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Alloh Ta’ala tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) kapan hujan akan turun kecuali Alloh Ta’ala dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Alloh Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Alloh Ta’ala" (HR. Bukhori)
Jadi tidak diragukan lagi kebohongan para
praktisi dan penuntut ilmu tenaga dalam yang mengatakan bahwa mereka
dengan teknik meditasi dan memakai ilmu clairvoyance bisa mengetahui masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan setan dan kesesatannya.
Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang lain.
Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah
salah satu bentuk perdukunan dan sihir yang diharamkan agama, sebab isi
hati orang lain merupakan perkara ghoib yang tidak seorang pun
mengetahuinya kecuali Alloh Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati." (QS. Ghofir [401:19)
“Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fathir [35]:34)
Dalam sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad
seorang paranormal yang diisukan sebagai Dajjal dan bisa mengetahui
perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abdulloh bin Umar radhiyallahu ‘anhu, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata kepadanya :
“Saya sembunyikan sesuatu untukmu.” Ia menjawab: “Dukh.” (potongan dari kata dukhan yaitu asap) Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak bisa menebak apa yang disembunyikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali hanya kata (dukh) sebagaimana kebiasaan paranormal yang mendapatkan bisikan dari setan.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk
dan mencelanya. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berusaha
mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, tiada lain
kecuali para pembohong yang mengikuti para Dajjal dan setan.
KELIMA :
TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA MATI UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN
Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak
lepas dari sihir. Ini adalah salah satu bentuk praktek kesyirikan yang
mengurangi atau bahkan membatalkan tauhid seseorang. Tujuan pengisian
tersebut adalah untuk dijadikan jimat, pengasihan, penjagaan,
kewibawaan, dll. Praktek seperti ini dihukumi oleh Islam sebagai
perbuatan syirik sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)
Jika benda mati atau makhluk hidup yang
telah diisi dijadikan sebagai jimat dengan keyakinan bahwa ia adalah
penyebab mendatangkan kebaikan dan menolak madhorot, maka ini adalah
syirik kecil yang merupakan dosa besar. Namun, bila pelakunya menyakini
bahwa benda tersebut dengan sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan
menolak madhorot, maka ini adalah syirik besar yang mengeluarkan
seseorang dari Islam.
Sebagian guru tenaga dalam ‘mengisi’
muridnya dengan ‘energi’nya dan ilmu-ilmu yang lain, maka ia telah
membuat muridnya sebagai “jimat hidup”. Hal ini akan berdampak buruk
bagi murid sebab ia akan selalu bergantung kepada dirinya dan lupa
kepada pertolongan Alloh Ta’ala dan
Hilang atau menipis rasa tawakkalnya
kepada Yang Maha Kuasa. Hal ini karena ia telah merasa memiliki jimat
yang akan menyelamatkannya dari segala bahaya dan kejahatan. Ini adalah
keyakinan yang syirik. Alloh Ta’ala tidak akan menyempurnakan hidup orang yang seperti ini, hidupnya tidak akan tentram dan aman sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa menggantungkan (memakai) jimat maka Alloh tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis jimat untuk menenteramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)
Maksud ia hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan dengan keinginan dan tujuannya.
KEENAM :
PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN
Tidak diragukan lagi, teknik ini
bertentangan dengan cara yang disyari’atkan untuk menjaga diri segala
kejahatan dan mengusir jin. Teknik yang diajarkan di ilmu tenaga dalam
adalah salah satu bentuk praktek perdukunan dan sihir yang diharamkan
agama.
Seorang mukmin meyakini bahwa tidak seorang pun yang bisa memadhorotkannya kecuali apa yang telah ditakdirkan Alloh Ta’ala akan menimpanya. Sehingga ia selalu meminta perlindungan dari Alloh Ta’ala dan
bertawakal kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang bisa menyelamatkannya
dari bermacam bahaya. Inilah konsekuensi dari tauhid dan keimanan yang
tertanam di hatinya.
Oleh karena itu ia cukup membaca
dzikir-dzikir yang disyari’atkan untuk menghadapi bahaya untuk mengusir
jin. Seperti do’a yang ajarkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :
“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengucapkan : A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)
Sedangkan untuk mengusir jin cukup
baginya dengan membaca dzikir pagi sore terutama ayat Kursi, sebagaimana
yang terdapat dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan oleh Abu
Huroiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa setan mengajarkan do ‘a berikut :
“Apabila kamu hendak tidur bacalah ayat kursi, Alloh senantiasa akan menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia telah jujur (berkata) kepadamu, sedang ia adalah pembohong (besar) itu adalah setan.” (HR. Bukhori)
Demikianlah cara syar’i dalam membentengi
diri dari segala bahaya dan untuk mengusir jin. Adapun teknik yang
diajarkan dalam perguruan ilmu tenaga dalam adalah cara bid’ah yang
diharamkan oleh agama. Landasan ilmu tenaga dalam tiada lain adalah
dibisikkan setan kepada para walinya.
Demikianlah sebagian kesesatan dan
kesyirikan yang terdapat dalam ilmu tenaga dalam dan sejenisnya. Dari
pemaparan di atas kita bisa memahami betapa besar peranan setan dalam
menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Juga dapat disimpulkan bahwa
mempelajari ilmu tenaga dalam adalah haram karena
tidak bermanfaat di dunia dan di akhirat, bahkan ia merupakan cara
setan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai kesesatan dan
kesyirikan yang bisa membuat seseorang keluar dari agama Islam.
Mudah-mudahan kajian yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Penulis berdo’a semoga Alloh Ta’ala senantiasa menunjuki kita kepada kebenaran dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan mengamalkannya. Semoga Alloh ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya. Amiin. []
[Disalin dari Majalah Al FURQON, Edisi 10. No: 102 dan Edisi 11. No: 103, tahun ke-9 1431-H/2010-M, untuk dipublikasikankembali di ibnuabbaskendari.wordpress.com]
Catatan Kaki:
[1] Lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_dalam
[2] Lihat http://metafisis.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keilmuan-tenaga-dalam
[3] Lihat : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam
[4] Lihat : http://id.wikipedia.org/wiki/meditasi dan (http://id.wikipedia.org/wiki/Zen
[5] Lihat : http://metafisika.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keimuan-tenaga-dalam/
[6] Lihat : http://metafisis.wordpress.com/2009/11/22/penyimpangan-dan-kesesatan-keilmuan-tenaga-dalam/)
Baca juga artikel ini : http://aslibumiayu.wordpress.com/2011/11/21/pengobatan-dengan-tenaga-dalam-bolehkah/