0 Comment


Jika anda melihat,  zaman sekarang banyak sekali aplikasi yang bisa kita dapatkan,  melalui sosial media atau pun yang lainnya.

Dewasa ini,  seringkali kita melihat aplikasi yang di dalamnya terdapat  bahaya syirik.

👉Contoh aplikasi dan situs yang baru-baru ini sering dipergunakan adalah id.testony.com

⁉Pernahkah anda melihat atau mempergunakannya?
Di dalamnya akan ada beberapa pertanyaan.

-Siapa orang yang rela mati untukmu?
-Siapa orang yang akan membunuhmu?
-Lihat lima orang yang paling menyayangimu?
-Lihat orang yang sangat membencimu?
-Kapan kamu akan pergi haji?
-Lihat orang yangtidak akan pernah meninggalkanmu sampai kamu mati.

👉Dan disitu terdapat jawabannya,  lalu tanpa sadar kita mempercayainya.

Ini adalah syirik kecil yang tanpa sadar kita mempercayai atau meyakini hal-hal yang belum tentu benar adanya.
Lalu,  dengan mudahnya kita menshare hal seperti itu.

Wa atubu ilahi...

👤Mari kita simak penuturan Ustadz Yazid dalam hal tersebut

🔵Syirik Kecil.
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (jalan, perantara) kepada syirik besar.

Syirik kecil ada dua macam:⬇⬇

🔴Syirik zhahir (nyata), yaitu syirik kealam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan selain Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ.

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.”

👉⚠Syirik dan kufur yang dimaksud di sini adalah syirik dan kufur kecil.

👤💬Qutailah binti Shaifi al-Juhaniyah Radhiyallahu anhuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Engkau mengucapkan: ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu,’ dan mengucapkan: ‘Demi Ka’bah.’” Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para Sahabat apabila hendak bersumpah agar mengucapkan:

وَرَبِّ الْكَعْبَةِ، وَأَنْ يَقُوْلُوْا: مَاشَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

“Demi Allah, Pemilik Ka’bah,” dan mengucapkan: “Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu.’”

👉Contoh lain syirik dalam bentuk ucapan yaitu perkataan:

مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ.

“Atas kehendak Allah dan kehendakmu.”

Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah:

مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

“Atas kehendak Allah, kemudian karena kehendakmu.”

👤💬Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا حَلَفَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ، وَلَكِنْ لِيَقُلْ: مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

“Apabila seseorang dari kalian bersumpah, janganlah ia mengucapkan: ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu.’ Akan tetapi hendaklah ia mengucapkan:

مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ شِئْتَ.

‘Atas kehendak Allah kemudian kehendakmu.’”

Kata ثُـمَّ (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” [At-Takwir:

👉⚠Adapun contoh syirik dalam perbuatan, seperti memakai gelang, benang, dan sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal marabahaya. Seperti menggantungkan jimat (tamimah [15]) karena takut dari ‘ain (mata jahat) atau lainnya. Jika seseorang meyakini bahwa kalung, benang atau jimat itu sebagai penyerta untuk menolak marabahaya dan menghilangkannya, maka perbuatan ini adalah syirik ashghar, karena Allah tidak menjadikan sebab-sebab (hilangnya marabahaya) dengan hal-hal tersebut. Adapun jika ia berkeyakinan bahwa dengan memakai gelang, kalung atau yang lainnya dapat menolak atau mengusir marabahaya, maka per-buatan ini adalah syirik akbar (syirik besar), karena ia menggantungkan diri kepada selain Allah.

👉⚠Syirik khafi (tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin didengar orang), dan lainnya. Seperti melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pujian manusia, misalnya dengan memperindah shalatnya (karena dilihat orang) atau bershadaqah agar dipuji dan memperindah suaranya dalam membaca (Al-Qur-an) agar didengar orang lain, sehingga mereka menyanjung atau memujinya.

Suatu amal apabila tercampur dengan riya’, maka amal tersebut tertolak, karena itu Allah memperintahkan kita untuk berlaku ikhlas. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia sepertimu, yang diwahyukan kepadaku: ‘Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Allah Yang Esa.’’ Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” [Al-Kahfi: 110)

Maksudnya, katakanlah (wahai Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) kepada orang-orang musyrik yang mendustakan ke-Rasulanmu: “Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia seperti juga dirimu.” Maka barangsiapa yang menganggap diriku (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) adalah pendusta, hendaklah ia mendatangkan sebagaimana yang telah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui yang ghaib, yaitu tentang perkara-perkara terdahulu yang pernah disampaikan beliau, seperti tentang Ashhaabul Kahfi, tentang Dzul Qarnain, atau perkara ghaib lainnya, melainkan (sebatas) yang telah diwahyukan Allah Ta’ala kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa ilah (sesembahan) yang mereka seru dan mereka ibadahi, tidak lain adalah Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan-Nya -yaitu mendapat pahala dan kebaikan balasan-Nya- maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih yang sesuai dengan syari’at-Nya, serta tidak menyekutukan sesuatu apapun dalam beribadah kepada Rabb-nya. Amal perbuatan inilah yang di-maksudkan untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

✔Kedua hal tersebut (amal shalih dan tidak menyekutukan Allah) merupakan rukun amal yang maqbul (diterima). Yaitu harus benar-benar tulus karena Allah (menjauhi perbuatan syirik) dan harus sesuai dengan syari’at (Sunnah) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، فَقَالُوْا: وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ، يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ: اَلرِّيَاءُ.

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka (para Sahabat) bertanya: “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Yaitu riya’.”

👉⚠Termasuk juga dalam syirik, yaitu seseorang yang melakukan amal untuk kepentingan duniawi, seperti orang yang menunaikan ibadah haji atau berjihad untuk mendapatkan harta benda.

Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَعِسَ عَبْدُ الدِّنَارِ، تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ.

“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishah, celakalah hamba khamila. Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah."

📚[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

⚠📵Aplikasi How-Old Termasuk Ramalan Paranormal?

👤By Ammi Nur Baits -

💭Saat ini lg rame aplikasi how-old, laman tebak usia. Jadi kalo kita upload foto kita, aplikasi itu akan mengenali wajah dan menebak usia kita. Apakah ini sama seperti membaca zodiak yang terlarang.

Jawab:

💬Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

👀Yang dilarang keras dalam islam adalah menebak hal yang ghaib, tanpa dalil. Karena hal yang ghaib adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Allah berfirman,

قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

Katakanlah, tidak ada satupun di langit dan dibumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah. (QS. An-Naml: 65).

⚠Siapa yang mengklaim mengetahui hal yang ghaib, seperti mengaku mengetahui kapan hujan turun, nasib seseorang, perjalanan jodoh seseorang dst. maka dia telah melakukan perbuatan kekafiran. Karena dia mengaku memiliki rahasia yang hanya dimiliki Allah. Dan itu berarti mendustakan ayat di atas.

⚠Untuk itulah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras umatnya bertanya kepada dukun atau paranormal, atau membaca ramalan, sekalipun tidak untuk diyakini atau hanya untuk iseng. Beliau bahkan mengancam orang yang melakukan pelanggaran itu, shalat tidak diterima selama 40 hari.

Menggunakan indikator lahiriyah untuk mengenali kejadian, bukan termasuk menebak hal yang ghaib. Sebagaimana pendekatan yang digunakan dalam prakiraan cuaca.

👤💬Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,

وأما من أخبر بنزول مطر أو توقع نزول مطر في المستقبل بناءً على ما تقتضيه الآلات الدقيقة التي تقاس بها أحوال الجو فيعلم الخبيرون بذلك أن الجو مهيأ لسقوط الأمطار فإن هذا ليس من علم الغيب بل هو مستند إلى أمر محسوس والشيء المستند إلى أمر محسوس لا يقال إنه من علم الغيب

Menyampaikan informasi tentang turunnya hujan atau perkiraan turunnya hujan pada beberapa waktu berikutnya, berdasarkan hasil penelitian dengan alat canggih, untuk memprediksi kondisi cuaca, sehingga ahli meteorologi bisa menyimpulkan bahwa cuaca mengarah pada turunnya hujan. Informasi semacam ini, tidak termasuk ilmu ghaib. Namun dia mengacu pada indikator lahiriyah. Dan semua kesimpulan yang mengacu pada indikator lahiriyah, tidak bisa disebut bahwa itu ilmu ghaib.

Beliau melanjutkan,

والتنبؤات التي تقال في الإذاعات من هذا الباب وليست من باب علم الغيب ولذلك هم يستنتجونها بواسطة الآلات الدقيقة التي تضبط حالات الجو وليسوا مثلاً يخبرونك بأنه سينزل مطر بعد كذا سنة وبمقدار معين لأن هذه الوسائل الآلات لم تصل بعد إلى حدٍ تدرك به ماذا يكون من حوادث الجو بل هي محصورة في ساعات معينة ثم قد تخطئ أحياناً وقد تصيب أما علم الغيب فهو الذي يستند إلى مجرد العلم فقط بدون وسيلة محسوسة وهذا لا يعلمه إلا الله عز وجل

Informasi yang disampaikan di radio tentang perkiraan cuaca bukan termasuk mengetahui ilmu ghaib. Karena itulah, mereka hanya bisa mendapatkan info tentang prediksi cuaca, dengan alat canggih yang bisa mengukur kondisi cuaca. Mereka juga tidak mampu, misalnya memberitahukan akan turun hujan setelah sekian tahun dengan curah tertentu. Karena alat yang mereka gunakan tidak mampu menjangkau keadaan yang bisa mengetahui semua kondisi cuaca. Alat ini hanya terbatas untuk waktu tertentu. Itupun kadang meleset, meskipun kadang juga benar. Adapun ilmu ghaib adalah mengetahui sesuatu yang ghaib yang bersandar pada pengetahuan yang dimiliki, tanpa menggunakan indikator lahiriyah. Dan semacam ini tidak ada yang tahu kecuali Allah.

(Sumber: http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_1716.shtml)

Tentang ramalan cuaca, BMG hanya menyampaikan prediksi, sehingga orang bisa merencanakan agenda aktivitasnya.

⚠👉Dari cara kerja aplikasi How-Old, aplikasi ini mengenali wajah kemudian memprediksi usia. Artinya aplikasi ini hanya menggunakan indikator lahir. Yang secara logika orang masih bisa dengan mudah menerimanya. Dan semua orang memahami itu hanya prediksi bukan memastikan.

❌Sebagaimana ketika kita mengenali wajah seseorang untuk memprediksi daerah asalnya.

❌Nuansa ini jelas berbeda dengan ramalan dukun, yang dilakukan tanpa menggunakan indikator lahiriyah apapun. Atau yang dilakukan peramal dengan bermodal hitungan tanggal lahir. Sama sekali tidak bisa dilogika. Dan bahkan oleh sebagian pengikutnya dipercaya sampai pada tingkat yakin, tanpa interupsi. Jelas sangat berbeda. Kasus kedua inilah yang bermasalah, dan bahkan termasuk perbuatan kekafiran.

Karena itu, menggunakan aplikasi ini, insyaAllah bukan termasuk menebak hal ghaib yang dilarang dalam islam.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Read more https://konsultasisyariah.com/24780-aplikasi-how-old-termasuk-ramalan-paranormal.html

Post & Pict Renni Kristianti

Posting Komentar Blogger

 
Top