Maryam adalah wanita terbaik sepanjang masa.
Wanita terbaik dalam kurun sejarah wanita, dari Hawa hingga kelak yang
terakhir, entah siapa. Banyak kaum hawa mencari idola dan suri teladan.
Namun mereka tidak tahu siapa kiranya yang pantas diteladani. Yang lain,
ada yang punya idola, tapi terkadang hanya latah dan salah langkah.
Apakah wanita muslimah tahu tentang Maryam? Tahukah wanita muslimah
bahwa Allah telah memujinya sebagai wanita dalam peradaban manusia?
Allah ﷻ berifman,
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam,
sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS. Ali
Imran: 42).Dialah pemuka kaum wanita di surga. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ
عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ
“Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam binti Imran, Fatimah
binti Rasulullah ﷺ, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim
4853).Maryam, ayahnya adalah Imran, laki-laki shaleh dari Bani Israil. Ibunya adalah wanita shalehah yang telah menyerahkan putrinya yang masih dalam kandungan untuk berkhdimat kepada Allah.
إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي
بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ
(Ingatlah), ketika isteri ´Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba
yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah
(nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui”. (QS. Ali Imran: 35).Dan putranya adalah seorang rasul dari kalangan ulul azmi, Isa bin Maryam ﷺ.
Masa Kecilnya
Imran ayah Maryam wafat saat anaknya ini masih
dalam kandungan ibunya. Atau ia wafat bersamaan dengan kelahiran
putrinya (Fabihudahum Iqtadih oleh Syaikh Utsman al-Khomis, Hal: 442).
Ibu Maryam berdoa agar anaknya tidak diganggu oleh setan. Sehingga saat
Maryam dilahirkan, setan tidak diperkenankan untuk mengganggunya. Nabi ﷺ
bersabda,
مَا مِنْ بَنِي آدَمَ مَوْلُودٌ إِلَّا يَمَسُّهُ الشَّيْطَانُ حِينَ
يُولَدُ، فَيَسْتَهِلُّ صَارِخًا مِنْ مَسِّ الشَّيْطَانِ، غَيْرَ مَرْيَمَ
وَابْنِهَا » ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ: {وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ
وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ }
“Setiap anak manusia pasti diganggu setan ketika dia dilahirkan,
sehingga dia teriak menangis, karena disentuh setan. Kecuali Maryam dan
putranya.” (HR. Bukhari 4548 dan Muslim 2366).Lahirlah Maryam dalam keadaan yatim. Namun karena keberkahan dari keshalehan kedua orang tuanya, banyak ahli ibadah di Baitul Maqdis yang hendak mengasuhnya. Kemudian Rasulullah Zakariya yang menjadi pengasuh Maryam. Karena kedekatan hubungan famili.
Wanita Shalehah Yang Menjauhi Gangguan Laki-Laki
Allah memuji Maryam dengan wanita yang benar. Allah Ta’ala berfirman,
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ
“Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya
telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat
benar…” (QS. Al-Maidah: 75).
Maryam sangat menjaga kesucian dirinya. Ia
tidak sembarangan berdekatan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Ia
tidak menggoda laki-laki dan juga menjauhi godaan mereka. Apakah wanita
tergoda dengan laki-laki? Ya, karena secara naluri, wanita pun memiliki
ketertarikan kepada laki-laki. Dan wanita yang baik adalah yang menjaga
diri untuk membuat laki-laki tergoda dan menjaga diri dari godaan
laki-laki.
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا
فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا. قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ
بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
“Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami
mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: “Sesungguhnya aku
berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang
yang bertakwa”. (QS. Maryam: 17-18).Melihat laki-laki yang sangat sempurna ketampanannya, Maryam tidak terkecoh dengan merendahkan dirinya mencoba menarik perhatian laki-laki tersebut. Ia malah berlindung kepada Allah dan meminta laki-laki tersebut menjauh. Hingga akhirnya Jibril mengatakan,
قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. (QS. Maryam:
19).Barulah Maryam tahu bahwa laki-laki tersebut tidak bermaksud menggoda dan mengganggunya. Dan ia juga bisa menjaga diri darinya. Ternyata ia adalah malaikat yang Allah utus untuk menemuinya.
Pelajaran:
Hendaknya wanita muslimah menjadikan Maryam sebagai salah satu
teladannya. Janganlah menjadikan orang-orang yang di bawah beliau
sebagai teladan. Apalagi dari kalangan non Islam. Agama kita yang mulia
banyak melahirkan sosok-sosok wanita tangguh. Mereka hebat dalam
menjalani kehidupan dunia, memiliki cita-cita tinggi di akhirat, dan
taat kepada Rabb mereka, Allah ﷻ.Sudah seharusnya wanita muslimah menjaga diri dari laki-laki. Karena itulah kemuliaan. Jangan tertipu dengan ungkapan bahwa kehebatan wanita itu karena mampu menaklukkan laki-laki dengan rayuan. Parameter wanita muslimah bukanlah Cleopatra yang mampu menaklukkan para pembesar dunia dengan tipu dayanya.
Contohlah Maryam. Terutama di zaman interaksi
laki-laki dan perempuan hampir tak ada batas. Maryam yang sudah Allah
sebut langsung sebagai wanita yang terpilih, wanita baik-baik, wanita
yang disucikan, namun masih enggan berdekatan dengan laki-laki karena
takut tergoda. Ia takut kalau berdekatannya dengan laki-laki akan
menimbulkan sesuatu yang Allah haramkan.
Lalu bagaimana dengan wanita muslimah sekarang?
Wanita muslimah saat ini, bukanlah termasuk yang disucikan oleh Allah.
Semestinya lebih pintar menjaga diri mereka. Wahai saudara muslimah,
mintalah taufik dan pertolongan kepada Allah. Mintalah kepada-Nya
penjagaan. Penjagaan kesucian diri dan kehormatan sebagai seorang
muslimah.
Daftar Pustaka:
– al-Khomis, Utsmani bin Muhammad. 2010. Fabihudahum Iqtadih. Kuwait: Dar al-Ilaf.
– Sayyidatu an-Nisa ‘alal Ithlaq: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=18203
– al-Khomis, Utsmani bin Muhammad. 2010. Fabihudahum Iqtadih. Kuwait: Dar al-Ilaf.
– Sayyidatu an-Nisa ‘alal Ithlaq: http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=18203
Posting Komentar Blogger Facebook