0 Comment

sambungan dari


9. Hukum Ra’

Hukum Ra’ terbagi dua bagian yaitu Tafkhim dan Tarqiq.
A. Pengertian Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim (تَفْخِيْمُ) merupakan masdar dari fakhkhama (فَخَّمَ) yang berarti menebalkan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal. Pada pengertian itu dapat disimpulkan, bahwa bacaan-bacaan tafkhim itu menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke depan, bacaan tafkhim kadang-kadang disebut sebagai isim maf’ul mufakhkhamah (مُفَخَّمَةٌ).
Tarqiq (تَرْقِيْقٌ)  merupakan  bentuk  masdar   dari   roqqoqo   (رَقَّقَ)   yang    berarti menipiskan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tarqiq adalah membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis. Pada pengertian itu tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang tipis dengan cara mengucapkan hurur di bibir (mulut) agak mundur sedikit dan tmpak agak meringis. Bacaan tarqiq kadang-kadang disebut sebagai isim maf’ulnya, yakni muraqqoqoh (مُرَقَّقَةٌ).
B. Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat tujuh huruf, yaitu huruf isti’la yang berkumpul pada kalimat: خُصَّ ضَغْطِ قِظْ, kesemuanya harus dibaca tebal.
Contoh:اُدْ خُلُوْهَا، وَالصَّآفَّاتِ، غَاسِقٍ، فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ، وَالطَّيِّبُوْنَ، فَالْحَقُّ اَقُوْلُ.
Selain ketujuh huruf tersebut harus dibaca tarqiq, kecuali huruf lam dan ra, yang mempunyai ketentuan sendiri. Pertama, huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafal jalalah (لَفْظُ الْجَلاَلَةِ), yakni lam yang terdapat pada lafal: dengan syarat agar lam itu didahului tanda baca fathah atau dammah.
Contoh :صَلاَةُ اللهِ، سَلاَمُ اللهِ، سُبْحَانَ اللهِ، شَهِدَ اللهُ.
Kedua, ra wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
  • Ra bertanda baca fathah. Contoh:رَحْمَةَ اللهِ، حَشَرَةٌ، اَلرَّحِيْمِ، اَلْفُقَرَآءَ
  • Ra bertanda baca dammah. Contoh:اَ ْلاَخْيَارُ، كَفَرُوْا، اُذْكُرُوا اللهَ، رُفِعَتْ
  • Ra bertanda sukun (mati), sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang difathah. Contoh:مَرْحَبًا، نَرْزُقُكُمْ، مَرْيَمُ، قَرْيَةٍ
  • Ra bertanda suku, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang didammah. Contoh:ذُرِّيَّةً، قُرْبَةً، عُرْيَانًا، حُرْمَةً
  • Ra yang bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berupa huruf yang dikasrah, namun kasrah ini bukan asli tetapi baru datang. Contoh:اِرْجِعِيْ، اِرْحَمْ، اِرْجِعُوْا، اَمِ ارْتَابُوْا
  • Ra bertanda baca sukun, sedang huruf di belakangnya berharakat kasrah asli dan sesudah ra bertemu dengan huruf isti’la (حَرْفُ اِسْتِعْلاَءٍ) yang terdapat tujuh huruf yang terkumpul pada kalimat:  خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ Contoh:يَرْضَاهُ، فُرْقَةٌ، لَبِالْمِرْصَادِ، قِرْطَاسٌ
C. Bacaan Tarqiq
Pertama, huruf lam dibacan tarqiq (tipis), jika huruf lam berada dalam lam jalalah yang didahului huruf yang bertanda baca kasrah. Contoh:اَلْحَمْدُ ِللهِ، بِاللهِ، مِنْ عِنْدِ اللهِ، بِسْمِ اللهِ
Semua lam yang tidak berada pada lafal jalalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka harus dibaca tarqiq (tipis). Contoh:لَيَعْلَمُوْنَ، اِلَى اْلاِبِلِ، مِنَ الْعِلْمِ، كَلاَّ لَوْتَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ، بَكُلِّ آيَةٍ
Kedua, huruf ra wajib dibaca tarqiq (tipis) jika:
  • Huruf ra bertanda baca kasrah. Contoh:رِضْوَانٌ، مَعْرِفَةٌ، رِجْسٌ، سَنُقْرِئُكَ
  • Huruf ra bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya mati atau huruf lien. Contoh:اَلْكَبِيْرُ، مِنْ خَيْرٍ، اَلْبَصِيْرُ، لَخَبِيْرٌ
  • Huruf ra mati dan sebelumnya ada huruf yang berharakat kasrah asli, sedang sesudah ra bukan huruf isti’la. Contoh:شِرْكٌ، اَاَنْذَرْتَهُمْ، فِرْعَوْنَ، لَشِرْذِمَةٌ

10. Hukum Qalqalah

Menurut bahasa qalqalah artinya gerak, sedangkan menurut istilah qalqalah adalah bunyi huruf yang memantul bila ia mati atau dimatikan, atau suara membalik dengan bunyi rangkap. Adapun huruf qalqalah terdiri atas lima huruf, yaitu : ق , ط , ب , ج , د agar mudah dihafal dirangkai menjadi قُطْبُ جَدٍ .
Macam-macam Qalqalah :
a. Qalqalah Kubra (besar) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris hidup, dimatikan karena waqaf. inilah Qalqalah yang paling utama, cara membacanya dikeraskan qalqalahnya.
Contoh : مَا خَلَقَ . أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ . زَوْجٍ بَهِيْجٍ .
b. Qalqalah Sugra (kecil) yaitu Huruf Qalqalah yang berbaris mati, tetapi tidak waqaf padanya,caranya membacanya kurang dikeraskan Qalqalahnya.
Contoh :   يَقْطَعُوْنَ     إِلاَّ إِبْلِيْسَ    وَمَا أَدْرَاكَ

11. Waqaf

1. Pengertian Waqaf
Waqaf adalah menghentikan bacaan di akhir kata. Contoh:
قُلْ أَعُؤْدُ بِرَبِّ النَّاسِ  diwaqafkan menjadi  قُلْ أَعُؤْدُ بِرَبِّ النَّاسِ
2. Cara Mewaqafkan
Hal utama dalam mewaqafkan kata atau kalimat adalah dengan mematikan huruf akhir suatu kata. Adapun ketentuan dalam mewaqafkan adalah:
a. Huruf akhir suatu kata yang berharakat hidup bila diwaqafkan, dimatikan, contoh:
هُوَ                         dibaca                    هُوْ
  قَلَمٌ, قَلَمٍ             dibaca          قَلَمْ
b. Huruf akhir suatu kata yang berharakat hidup yang didahului huruf mati, bila diwaqafkan, dimatikan juga, contoh:
يَنْصُرُوْنَ                  dibaca          يَنْصُرُوْنْ
غَيْبٌ , غَيْبٍ   dibaca           غَيْبْ
c. Kalimat-kalimat yang huruf akhirnya bertanwin fathah ( ً )
Waqofnya dengan alif (membuang satu baris dari tanwin Fathah tersebut , dan alif sebagai penggantinya)
خَبِيْرًا            dibaca          خَبِيْرَا 
حَكِيْمًا          dibaca          حَكِيْمَا
d. Kalimat-kalimat yang huruf akhirnya berbentuk huruf “Ya” (ي) dan bertanwin Fathah, waqofnya dengan Alif pula.
Contoh:
هُدًى            dibaca          هُدَى
مُسَمًّى        dibaca           مُسَمَّى
e. Kalimat yang huruf akhirnya “Ta Marbuthah” ( ة ) berlaku untuk semua baris bila diwaqofkan ( ة ) tersebut dibaca “Ha” ( ه ) contoh:
رَحْمَةً, رَحْمَةِ, رَحْمَةٌ          dibaca          رَحْمَهْ
f. Kalimat-kalimat yang huruf akhirnya هُ atau       هِ wakofnya dengan cara mematikan. Contoh:
اَللّهُ       dibaca       اَللّهْ
صَا حِبِهِ           dibaca       صَا حِبِهِ
g. Waqaf Isyarah/ Waqaf Rum
Ialah mewaqafkan suatu kalimat yang huruf akhirnya hidup dan huruf sebelum akhir mati. Disebut waqaf isyarah karena ketika dibaca hanya berisyarah saja (terdengar oleh yang membaca saja dan orang yang berdekatan).
Contoh:
شَهْرٍ         diwaqafkan       شَهْرْ
فِى اْلاَرْضِ    diwaqafkan             فِى اْلاَرْضْ
h. Kalimat-kalimat yang huruf akhirnya bertasydid, waqafnya dengan mematikan huruf dari kalimat (kata) tersebut, dan tasydidnya tetap tidak dibuang.
Contoh:
اَلْغَنِيُّ   diwaqafkan اَلْغَنِيْ
بَيْنَ يَدَيَّ   diwaqafkan       بَيْنَ يَدَيّْ
i. Kalimat (kata) yang huruf akhirnya “Ya” ( ي ) waqafnya dengan mematikannya. Contoh:
ايّايَ   dibaca       ايَّايْ
3. Macam-Macam Waqaf
Waqaf secara umum terbagi 4 macam, yaitu:
1. Waqaf Tam
Waqaf Tam (waqaf sempurna) ialah waqaf pada kalimat yang tidak ada kaitannya dengan kalimat yang sebelumnya baik dalam lafadz maupun maknanya. Contoh:
قَدِيْرْ            اَلْمُفْلِحُوْنَ    
2. Waqaf Kafi
Waqaf kafi (waqaf cukup) yaitu waqaf pada kalimat yang tidak ada kaitannya dengan kalimat (kata) sesudahnya, atau sebelumnya dalam lafadz akan tetapi ada kaitan dalam makna.
Contoh:
لاَيُوْمِنُوْنْ    (البقرة:  )
Karena kalimat tersebut ada kaitanya dengan kalimat ( خَتَمَ اللّه ) berkaitan maknanya yaitu “ orang-orang kafir” dalam kalimat (اَلَّذِيْنَ كَفَرُوْا  )
3. Waqaf  Hasan
Waqaf hasan ialah waqaf yang sudah sempurna susunan kalimat, akan tetapi bila menurut I’rob (tata bahasa), kalimat tersebut ada kaitannya dengan kalimat sesudah dan sebelumnya.
Jenis waqaf  ini ada 2 macam, yaitu:
  • Terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kalimat اَلْحَمْدُلِلّهِ   menurut I’rob: kalimat berikutnya:  رَبّ berhubungan dengan  اللّه tersebut.
  • Terjadi pada akhir ayat. Contoh:
اِلاَّالْفَاسِقِيْنْ   (البقرة: )
Karena . . .        اَلَّذِيْنَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللّهِ    ( ayat berikutnya menjadi shifat/badal dari kalimat yang diwaqafkan tersebut).
4. Waqaf Qabih
Waqaf qabih (waqaf buruk) ialah waqaf pada kalimat yang tidak sempurna, sehingga dapat menimbulkan pertanyaan, apakah tujuan sebenarnya dari kalimat tersebut.
Seperti pada:
اَلإِنْسَانَ           dari kalimat         (وَالْعَصْرِ إنَّ الإِنْسَانَ……..)
4. Tanda-Tanda Waqaf
Harus berhenti
وَقَفْ لاَزِمْ
م
Waqaf muthlaq
وَقَفْ مُطْلَقْ
ط
Boleh berhenti/tidak
وَقَفْ جَا ئِزْ
ج
Boleh berhenti
وَقَفْ مُجَوَّزْ
ز
Boleh berhenti
وَقَفْ مُرَخَّصْ
ص
Dihentikan, lebih utama
اَلْوَقَفْ اُوْلىَ
قف,قلا
Disambung lebih utama
اَلْوَصْلُ اُوْلَى
صلا
Boleh waqaf, tetapi dibaca terus lebih utama
قِيْلَ: عَلَيْهِ الْوَقَفْ
ق
Tidak boleh berhenti

لا
Seperti waqaf sebelumnya

ك
Seperti waqaf muthlaq


Tanda rubu’ atau akhir surat

ع – ء
Bila berhenti, berhentilah pada salah satu tanda tersebut, jangan pada keduanya

###=###
Demikianlah penjelasan tentang Ilmu Tajwid. Untuk lebih membaguskan bacaannya, saya menyarankan kamu untuk mengaji kepada guru/ustadz yang kompeten di bidang Al-Quran. Semoga bermanfaat!
SUMBER

Posting Komentar Blogger

 
Top