0 Comment
Ingin membeli kitab tafsir? maka perhatikanlah judulnya dengan baik berikut nama penulisnya agar tidak salah membeli dan tidak terjerumus dalam pemahaman yang bisa membelokkan aqidah kita.

Sebaiknya bertanya dahulu ke kawan atau ustadz yang memang faham betul terhadap kitab-kitab tafsir yang layak untuk dibaca.Selain selamat pemahaman kita, dan akhirnya bisa menghindarkan dari membuang ”uang” sayang kan apabila kitab tafsir yang kita beli dengan harga yang ”agak mahal” eeh..ga tahunya bertentangan dengan aqidah salafus shalih dimana mereka adalah sebaik-baik pendahulu kita yang wajib kita ikuti. 

Salah satu contoh nya,adalah semua adalah kitab tafsir Tanwir Al-Miqbaas min Tafsir Ibnu Abbas karangan Muhammad Ya’qub Al-Fairuz Abadi, pengarang kamus Al-Muhieth (yang belajar bahasa Arab biasanya kenal dengan kamus ini )atau Kitab Tafsir yang dipetik dari perkataan Ibnu Abbas ini sangat beredar luas dikalangan kaum muslimin bahkan telah mengalami cetakan ulang beberapa kali dinegeri -negeri Arab tempat kaum muslimin menimba ilmu agama mereka. Dan, sayangnya banyak diantara mereka yang tidak tahu.Nah, mari kita selidiki lebih dalam lagi.

Doktor Ali Ahmad Salus dalam kitabnya Ensiklopedi antara Sunnah dan Syiah menjelaskan tentang kitab tafsir yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ini menjelaskan bahwa kitab tafsir ini mencakup semua Al-Qur’an.Lalu apakah benar bahwa semua penafsiran Ibnu Abbas sampai kepada kita??
Untuk itu marilah kita bahas beberapa tafsir yang ada dalam buku tafsir tersebut.

Dalam Surat Al-Fatihah Ibnu Abbas-menurut kitab ini- menafsirkan (bismillahirrahmanirrahim) sebagai berikut:

Al-Baa, bahaaullah (keindahan Allah), bahjatuhu (keelokan-Nya),

balauhu(cobaan-Nya) dan baraktuhu
(barakah-Nya) serta awal dari nama-Nya al-baarie (Yang Menciptakan).

Siin, sanauhu (keluhuran dan keagungan-Nya), sumuwwuhu

(ketinggian-Nya) dan awal mula huruf dari nama-Nya, samii’ (Yang Maha Mendengar)

.Miim, mulkuhu (kekuasaan-Nya),
majduhu(keagungan-Nya)
 
minanuhu(karunia-Nya) atas hamba-Nya yang Allah beri hidayah iman serta awal dari nama-Nya 

majiid (Yang Maha Agung)
Allah, artinya ialah bahwa makhluk menjadikan-Nya sebagai ilaah dan merendahkan diri kepada-Nya tatkala mereka membutuhkan segala sesuatu dan ketika ditimpa sebuah musibah.

Ar-rahman, Yang penuh kasih dan kelembutan yang demikian menyentuh kepada hamba-Nya, baik kepada mereka yang suka berbuat baik maupun kepada yang berbuat jahat, yaitu dengan memberikan rezki kepada mereka dan mencegah segala macam kejelekan yang menimpa akan mereka.

Ar-rahiem, ini khusus untuk kaum muslimin, yaitu Allah memberikan ampunan-Nya dan memasukkan mereka ke dalam surga.Dan, maknanya adalah bahwa Dia menutupi dosa-dosa mereka di dunia, dan memberi rahmat diakhirat, sehingga mereka damasking kedalam surga (lihat tafsir ini pada halaman kedua)

Sedangkan dalam surat Al-Baqarah,
dia berkata bahwa surat ini adalah surat Madaniyah, namun dikatakan pula sebagai Makkiyah.Kemudian dia memulai tafsirnya sebagai berikut,

Aliif Laam Miim.Alif itu Allah, Laam itu Jibril sedangkan Miim adalah Muhammad.Juga dikatakan bahwa
Alif:Allauhu (nikmat-Nya),

Laam:Luthfuhu (Kelembutan Allah) dan Miim;mulkuhu(kerajaan Allah).

Juga disebutkan Alif adalah huruf awal dari nama Allah, Laam huruf awal dari nama-Nya Lathif (Yang Maha Lembut) 

sedangkan Miim adalah huruf awal dari nama-Nya Majiid(Yang Maha Mulia).Juga Aliif Laam Miim itu diartikan Ana Allah A’lam (Aku Allah Maha Tahu).Juga disebutkan bahwa itu adalah sumpah yang Allah bersumpah dengannya.
Dzalikal Kitaab; yakni Kitab ini yang Muhammad bacakan atas kalian.

Laa raiba Fihi; tidak ada keraguan bahwa ia dari sisi-Ku.Maka jika kalian beriman dengannya, niscaya kalian akan mendapat hidayah dan jika kalian tidak beriman, maka kalian akan mendapat siksa.Juga dikatakan bahwa Al-Kitab disini adalah kitab yang ada di Lauh Mahfuzh.

Juga disebutkan yang dimaksud dengan Al-Kitab dalam ayat diatas adalah Kitab yang dijanjikan kepada kamu (Muhammad) pada hari perjanjian (yaum mitsaq) bahwa Al-Kitab itu akan Aku wahyukan Kepadamu.

Juga dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Al-Kitab itu adalah Taurat dan Injil, Laa raiba Fihi, tak ada keraguan bahwa didalamnya ada sifat dan karakter Muhammad (Lihat tafsir ini pada halaman tiga).


Kesimpulan Dari Pembahasan Diatas:
Inilah sebagian yang ada dalam kitab Tafsir yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas.Kita akan mendapatkan bahwa dalam pembahasannya hal-hal sebagai berikut:
Pertama, Kita perlu tegaskan bahwa tafsir yang berasal dari Ibnu Abbas sangatlah sedikit jumlahnya, dan bahkan tidak lebih dari seratus hadits, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Syafii’I sedangkan pada kitab tafsir ini kita dapatkan tafsir seluruh ayat Al-Qur’an.


Kedua, Pada tafsir ini kita dapatkan apa yang tidak benar dari Ibnu Abbas atau dari sahabat-sahabat yang lain Radhiyallahu anhum,atau orang-orang yang memiliki pengetahuan dan ilmu yang sangat mendalam dan kokoh. Bahkan pada tafsir ini kita temukan sebuah bentuk penafsiran yang
sangat dekat dengan pola penafsiran bathini dan isyari (satu bentuk tafsir yang
sama sekali tidak berdasarkan pola nash namun semata berdasarkan bisikan batin
dan isyarat-isyarat.

Penafsiran dengan cara ini sama sekali tidak diakui dikalangan mufassir yang sama sekali tidak berdasarkan ilmu yang benar.Sedangkan yang lain memang sama sekali tidak diterima.Sebagaimana dinyatakan bahwa surat Al-Baqarah ada kemungkinan adalah surat Makiyyah dan bahwa yang dimaksud Al-Kitab dalam ayat itu adalah kitab selain Al-qur’an


Ketiga, Al-Hafizh Ibnu Katsir mengatakan tentang keutamaan Bismillahirrahmanirrahim,Al-Hafizh Ibnu Mardawih meriwayatkan dari 2
jalan dari Ismail bin Ayyasy dan Ismail bin Yahya dari Mis’ar dari Athiyyah dan
dari Abi Said dia berkata,Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya ibu Isa (maryam) menyerahkan Isa kesebuah tempat pengajaran(seorang tukang tulis) agar dia diajari.Sang guru berkata,”Tulislah!” Isa bertanya kepada sang guru “Apa yang mesti saya tulis?” Sang guru berkata”Bismillah” Isa bertanya kepada sang guru “Apa bismillah itu?”Sang guru Menjawab“saya sama sekali tidak tahu!”Isa berkata,”Baa itu Bahaaullah, Siin, Sanaauhu sedangkan Miim adalah mamlaktuhu.Allah itu adalah Tuhannya semua tuhan (yang disembah selain Allah), Ar-Rahmaan itu adalah Yang Maha Pengasih didunia dan akhirat, sedangkan Ar-Rahiim adalah Yang Maha Penyayang diakhirat.

Ibnu Jarir juga meriwayatkan ini dari hadits Ibrahim bin Al-Alaa yang bergelar Ibnu Zabriq dari Ismail bin Ayyasy dari Ismail bin Yahya dari Ibnu Abi Mulaikah dari orang yang memberitahukan kepadanya drai Ibnu Mas’ud , mis’ar dari “Athiyah drai Abi Said dia berkata, Rasulullah bersabda kemudian dia menyebutkan hadits tersebut.
Setelah menguraikan hadits ini Ibnu Katsir berkata,Hadits ini adalah
sangat gharib (hadits yang periwayatannya hanya melalui satu sanad) mungkin saja hadits ini shahih, namun bukan dari Rasulullah, dan mungkin saja ia tremasuk dalam riwayat-riwayat Israiliyyat dan bukan termasuk hadits marfu’ yang bersambung kepada Rasulullah. (lihat Tfasir Ibnu Katsir,I/17)

Dalam surat Al-baqarah Ibnu Katsir berkata, saat menafsirkan firman Allah ( Dzaalika Laa Raibaa Fihi ) Ibnu Juraij berkata, Ibnu Abbas berkata,”Yang dimaksud dengan kitab itu adalah kitab ini (al-Qur’an).

 Demikian juga apa yang disebutkan oleh Mujahid, Ikrimah, Said bin Jubair dan As-Sudi Muqatil bin Hayyan,Zaid bin Aslam dan Ibnu Juraij.

Kemudian Ibnu Katsir berkata, Sebagian mufassir mengatakan sebagaimana yang dinukil oleh Al-Qurthubi dan yang lainnya, bahwa kalimat itu mengisyaratkan kepada Al-Qur’an yang Allah janjikan kepada Rasulullah bahwa ia akan diturunkan kepadanya, atau Taurat dan Injil, atau sepuluh pendapat semisal dengan itu.Hadits ini telah dilemahkan oleh sekian banyak ulama.
Yang dimaksud dengan Al-Kitab adalah Al-Qur’an dan barangsiapa yang menyatakan bahwa isyarat itu menunjukkan kepada Taurat dan Injil, sebagaimana yang dinukil Ibnu Jarir, maka ia benar-benar telah melakukan kecerobohan dan telah tenggelam dalam sebuah perselisihan serta melakukan hal yang sebenarnya tidak diketahui sama sekali (ibid hal:39)

Dalam Kitab Ad-Durr Al-Mantsur fi At-Tafsir bil Ma’tsur, As-suyuthi berkata:”Ibnu Jarir telah meriwayatkan, demikian juga Ibnu Adi dalam bukunya Al-Kamil, Ibnu Mardawih, Abu Nuaim didalam Hilyat Al-Awliya,Ibnu Asakir dalam bukunya Tarikh Dimasyq juga Ats-Tsa’labi dengan sanad yang sangat lemah dari Abu Said Al-Khudri dia berkata,Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya maryam Ibu Isa telah menyerahkan Isa kepada seorang tukang tulis agar diajari menulis”
Kemudian ia menuturkan apa yang telah disebutkan sebelumnya.(Ad-Durr Mantsur,I/18)

Khabar yang ditolak Ibnu Ktasir dan juga As-Suyuthi adalah apa yang diriwayatkan oleh ‘Athiyah dari Abu Said Al-Kudri, Athiyah dalam periwayatan hadits ini adalah Athiyah bin Saad bin Janadah al-Aufa.

Imam Ahmad bin Hanbal banyak menyinggung orang ini dan riwayat haditsnya dari Abu Said.dia mengatakan bahwa orang ini adalah lemah haditsnya.Ats-Tsauri dan Hasyim juga melemahkan haditsnya.Dia juga mengatakan “Telah sampai berita kepada saya bahwa Athiyah mendatangi Al-Kalbi dan dia belajar tafsir darinya.dan dia memberi gelar Al-Kalbi dengan sebutan Abu Said”.Kemudian dia berkata, Abu Said berkata”banyak orang yang mengira bahwa yang dimaksud adalah Abu said Al-Khudri”

Ibnu Hibban berkata,”Athiyah pernah mendengar dari Abu Said Al-Khudri beberapa hadist, tatkala Abu Said Al-Khudri meninggal, maka dia belajar kepada Al-Kalbi.Ketika Al-Kalbi dipanggil Abu Said dia mengatakan, Rasulullah bersabda dan dia telah menghafal dan meriwayatkan darinya ,maka jika dikatakan kepadanya,“Siapa yang mengatakan hadits ini Kapadamu?“ Dia akan mengatakan,“Abu Said telah mengatakan hadits ini Kepadaku”.Orang-orang mengira bahwa Abu Said yang dimaksud adalah Abu Said Al-Khudri padahal yang dia maksud adalah Al-Kalbi.

Tafsir Tanwirul Miqbas ini diriwayatkan oleh Al-kalbi, untuk memberi penegasan bahwa riwayat itu tidak mungkin berasal dari Abu Said Al-khudri.Ini juga diperkuat dengan apa yang dikatakan oleh Athiyyah bahwa dia mengatakan belajar tafsir dari Al-Kalbi dan dia digelari Abu Said agar orang menyangka bahwa riwayatnya itu berasal dari Abu Said Al-Khudri.

Dalam tafsir At-Thabari yang ditahqiq dan diberi catatan oleh guru kami yang alim, Mahmud Muhammad Syakir dan hadits-haditsnya diteliti oleh kakaknya, Syaikh Ahmad Syakir kita mendapatkan tentang tafsir Basmallah yang sma dengan diatas.Dan, dalam catatan kaki yang ditulis oleh Mahmud Syakir kita dikatakan:Hadits ini palsu dan tidak memilki asal usul.Kemudian dia menyebutkan secara terinci tentang kepalsuan hadits ini serta memberikan isyarat dan catatan terhadap apa yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dan Suyuthi (Tafsir Al-Qurthubi,I/121-122)

Dari bahasan diatas kita sampai pada sebuah kesimpulan bahwa sebagian besar tafsir yang ada dalam kitab Tanwirul Miqbas sama sekali tidak benar dan penisbatannya kepada Ibnu Abbas, “Hibrul Ummah(tinta Umat) dan turjuman Al-Qur’an (penerjemah Al-Qur’an) adalah bohong.Dan sebagian tafsir yang ada dalam kitab ini bertentangan dengan apa yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas sendiri lewat jalur periwayatan yang benar dan diterima. (EnsiklopediSunnah-Syiah, I/392-396)


Jadi berhati-hatilah sebelum membeli buku, agar tidak menyesal nantinya.
Semoga Allah memberikan pahala yang tidak terhingga kepada para ulama kita yang telah menghabiskan seluruh waktunya untuk meneliti buku-buku tafsir maupun hadits lainnya yang beredar luas dikalangan kaum muslimin, agar kaum muslimin tidak terjerumus dalam kesesatan maupun kesalahan yang fatal akibat dari membaca kitab-kitab tadi.

 shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wassalam, para sahabatnya dan keluarganya.aamiin.


Sumber rujukan:
1.Ensiklopedi Sunnah-Syiah Study Perbandingan Aqidah dan tafsir,Prof.Dr.Ali Ahmad As-Salus,Pustaka Al-Kautsar.

2.tanwirul Miqbaas min Tafsir Ibnil Abbas, Fairuz Abadi, Beirut, Lebanon

Posting Komentar Blogger

 
Top