0 Comment
Bantahan untuk Luqman Ba’abduh dan Buku Mereka Adalah Teroris (bag. 3-Selesai)
Kritikan Ketiga: Bersikaplah Lebih Lembut
Kesalahan dan dosa adalah suatu hal yang tidak mungkin dihindari secara keseluruhan. Masing-masing manusia pasti memiliki kesalahan dan dosa, baik ia sengaja atau tidak. Oleh karena itu syari’at islam mensyari’atkan amar ma’ruf nahi mungkar, guna menutupi kekurangan yang ada pada umat manusia ini.
Fakta yang ada pada setiap manusia ini perlu untuk senantiasa diingat oleh setiap orang yang hendak menjalankan syari’at amar ma’ruf dan nahi mungkar. Dengan mengingat kenyataan ini, kita akan bisa lebih sabar dan bersikap lembut kepada orang yang memiliki kesalahan, karena kita akan selalu berkata kepada diri sendiri, bahwa dahulu –karena kebodohan- saya berbuat kesalahan seperti dia –sekarang ini- berbuat kesalahan. Sehingga kita akan merasa iba, dan kasihan terhadap orang tesebut, akibatnya, kita akan lebih gigih untuk menjalankan segala daya dan upaya agar orang tersebut bisa mendapatkan hidayah, sebagaimana kita telah mendapatkan hidayah.
Marilah kita renungkan bersama ayat berikut :
]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلامَ لَسْتَ مُؤْمِناً تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوا إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً[
“Hai orangorang yang beriman, apabila engkau pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah, dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu :”kamu bukan seorang muslim” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugrahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (An Nisa 94).
Pada ayat ini Allah melarang orang-orang Muhajirin –ketika dalam keadaan peperangan- dari mengatakan kepada seorang musuh yang menampakkan keislaman dengan cara mengucapkan salam kepada kaum muslimin, :”Engkau bukanlah seorang muslim, engkau mengucapkan salam hanya sekedar takut dibunuh” lalu dibunuh, karena sangat dimungkinkan bahwa orang tersebut adalah orang yang benar-benar telah masuk islam, akan tetapi takut untuk menampakkan keislamannya. Kemudian Allah mengingatkan orang-orang Muhajirin akan keadaan mereka sebelum berhijrah, dimana didapatkan dari mereka banyak orang yang telah masuk islam, akan tetapi takut untuk menampakkan keislamannya.
Kaitannya dengan permasalahan yang kita hadapi, bila sekarang saudara Luqman telah menyadari bahwa “menghalalkan darah kaum muslimin” tanpa alasan yang dibenarkan adalah kesesatan dan sebagai salah satu perangai sekte khowarij. Dan bila sekarang saudara Luqman menyadari bahwa “melawan aparat pemerintah” adalah dosa dan merupakan satu dari sekian banyak kriteria sekte khowarij dst, maka mengapa saudara Luqman tidak bisa bersikap sedikit lembut dan berkata-kata halus dalam mengkritik dan membantah orang lain yang masih terfitnah atau tertipu dengan propaganda dan tipu muslihat mereka? Bukankah kemarin saudara juga telah tertipu dan terfitnah dengan propaganda mereka?
Mungkinkah sikap keras dan berlebih-lebihan saudara Ba’abduh adalah sebagai ekspresi penyesalan saudara Ba’abduh dari penyelewengannya kala itu? Atau mungkinkah sikap kerasnya dan berlebih-lebihannya ini adalah sisa-sisa dari penyelewengannya yang telah sampai pada tingkat menghalalkan darah kaum muslimin?
Kami ingatkan saudara-saudaraku seiman dan seakidah, bahwa diantara kriteria ahlus sunnah yang banyak dilalaikan oleh umat islam sekarang ini ialah :
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم أرحم الناس بالصبيان و العيال وفي رواية : كان أرحم الناس بالناس
“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam adalah orang yang paling sayang terhadap anak-anak dan keluarga” dan pada riwayat lain: Orang yang paling sayang terhadap orang lain”. (Al Jami’ As Shoghir oleh As Suyuthi 1/211)
Dan sebagai salah satu contoh nyata bagi sikap lembut Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam kepada orang lain, bahkan kepada orang yang telah berbuat jahat kepadanya, simaklah kisah berikut:
عن عائشة رضي الله عنها قالت: (استأذن رهط من اليهود على رسول الله صلى الله عليه و سلم ، فقالوا: السَّامُ عليكم. فقالت عائشة: بل عليكم السَّام واللعنة. فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم: (يا عائشة! إنَّ الله يحبُّ الرِّفق  في الأمر كله) قالت: ألم تسمع ما قالوا؟ قال: (قد قلت: وعليكم). متفق عليه
“Dari sahabat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia menuturkan: Ada sebagian orang Yahudi yang meminta izin kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam, dan mereka berkata: “Assaamu ‘alaikum (semoga kematian menimpamu”, sepontan ‘Aisyah berkata: “Atas kalianlah semoga kematian menimpa, dan juga kutukan”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam bersabda: “Wahai ‘Aisyah! Sesungguhnya Allah itu mencintai kelembutan dalam segala urusan.” ‘Aisyah menjawab: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka katakan? Beliau menjawab: Aku telah menjawab :”Dan semoga atas kalian juga “. Muttafaqun ‘alaih.
Betapa lembut sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi sallam , beliau hanya mencukupkan untuk membalas doa jelek dan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dengan mengucapkan “Dan semoga atas kalian juga “ . Bukan hanya itu, beliau juga menegur ‘Aisyah yang ketika membalas doa jelek mereka menambah dengan doa kutukan.
Beliau shallallahu ‘alaihi sallam menyebutkan alasan teguran ini, yaitu karena pada sikap ‘Asiyah tersebut terdapat pembalasan yang melebihi perbuatan, dan ini menyelisihi sikap lembut yang diajarkan dalam syari’at. Karena dalam syari’at kita hanya dibenarkan untuk membalas kejahatan orang lain dengan hal yang serupa dan setimbang.
} فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُواْ عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ {البقرة 194
“barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadapmu.”  Al Baqarah 194 . Dan pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman :
}وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُواْ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّابِرينَ{ النحل 126
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” An Nahel 126.
Oleh karena itu hendaknya kita semua banyak-banyak belajar akan hal ini, sehingga kita senantiasa dapat menjadi rahmat bagi orang lain.
Pada kahirnya kami menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak  yang telah ikut andil dalam penulisan makalah ini, baik dengan memberikan saran, atau kritikan atau masukan, semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan ganjaran yang setimpal. Dan semoga Allah Ta’ala senantiasa melindungi kita dari segala fitnah dan mensucikan hati kita dari syubhat dan syahwat.
Tak lupa, kami mohon saran dan kritikan dari para pembaca, dan bila ada kesalahan atau hal yang kurang berkenan maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tulisan ini bukanlah upaya dari kami untuk menyatakan bahwa kami adalah yang paling pandai atau paling bersih dari kesalahan, akan tetapi tulisan ini adalah sarana yang kami tempuh untuk menyampaikan nasehat dan menegakkan kebenaran yang sesuai dengan keilmuan dan pemahaman kami yang amat dangkal ini. Kami menyadari bahwa pada diri kami terdapat kesalahan dan kekhilafan, sehingga yang mungkin tidak kalah besar dari kesalahan dua saudara kita ini, yaitu saudara Abduh Akaha dan Luqman Ba’abduh. Oleh karena itu kami amat bersyukur kepada Allah kemudian kepada saudara kami, siapapun dia yang dapat menghadiahkan kepada kami kesalahan dan aib kami.
والله أعلم بالصواب
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنِ. اللَّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَحْيِنَا مُسْلِمِيْنَ وَأَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَلاَ مَفْتُوْنِيْنَ.
“Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kecintaan kepada keimanan dan jadikanlah ia indah dalam hati kami, dan limpahkanlah kepada kami kebencian kepada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Ya Allah wafatkanlah kami dalam keadaan muslim, dan hidupkanlah kami dalam keadaan muslim, dan kumpulkanlah kami dengan orang-orang sholeh tidak dalam keadaan hina tidak juga tertimpa fitnah.” Amiin.

sumber artikel

Posting Komentar Blogger

 
Top