0 Comment
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi
Alkisah, pada tahun 1304 H, konsultan Inggris di Jeddah pernah mempublikasikan sebuah tes penelitian tentang air zamzam. Dalam pernyataan tersebut, mereka mengaku telah mendapatkan air zamzam melalui seorang muslim yang bekerja di konsultan, lalu setelah melakukan tes pada air tersebut, mereka membuat pernyataan yang penuh dengan kedengkian, “Sesungguhnya air zamzam banyak mengandung bakteri berbahaya dan virus penyakit kolera, bahkan air zamzam lebih berbahaya daripada air got.” Mereka menulis semua itu dalam sebuah risalah kecil berjudul “Haji ke Makkah dan Kolera Zamzam”.

Tatkala khalifah saat itu, Shulthan Abdul Hamid ats-Tsani (1263–1339 H) membaca pernyataan tersebut, maka beliau langsung mengirim dokter ahli yang profesional ke Makkah untuk meneliti langsung air zamzam, ternyata hasilnya bahwa air zamzam tidak seperti dugaan tersebut. Maka mereka membuat pernyataan bantahan kepada konsultan Inggris dengan menyatakan:
“Sesungguhnya orang pembawa air yang kalian tes itu adalah seorang Yahudi yang pura-pura Islam, dia mengambil air got untuk kalian, bukan air zamzam. Maka hasil tes kalian itu benar terhadap air got yang dia bawa, tetapi bukan air zamzam. Kami telah melakukan tes kepada air zamzam asli dan ternyata hasilnya bersih tanpa mengandung zat zat berbahaya atau penyakit kolera.”[1]

Sejarah berulang lagi. Beberapa bulan lalu, sebuah media besar di Inggris melaporkan pada hari Kamis (05/05/2011) bahwa air zamzam telah “tercemar” dan terkontaminasi zat berbahaya. Dan “meminum air zamzam dapat menimbulkan penyakit seperti kanker”. Berita itu dilansir BBC berdasarkan hasil penelitian terhadap air mineral dalam botol, yang diberi label “Air Zamzam”. Bahayanya, air botolan itu mengandung arsenik tiga kali lebih tinggi dari level yang diperbolehkan.

Hasil laboratorium dari Asosiasi Analis Publik Inggris menemukan kalau air tersebut tidak baik diminum manusia. Ketua Asosiasi, Duncan Campbell, mengatakan, “Air itu beracun, terutama karena tingginya level arsenik di dalamnya.”[2]

Namun, yakinlah bahwa Allah pasti akan membangkitkan sebagian hamba-Nya untuk menampakkan kebenaran dan membantah kebatilan pada setiap zaman dan tempat. Berikut ini pembahasan singkat tentang keistimewaan dan keajaiban air zamzam kemudian bantahan singkat atas tuduhan tersebut.

Hadits Tentang Keutamaan Air Zamzam

Dari penjelasan Rasulullah dan para ulama dapat diketahui bahwa air zamzam memiliki barokah dan keutamaan. Di antara dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan air zamzam dapat disebutkan sebagai berikut.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ  يَقُوْلُ: مَاءُ زَمْزَمَ لمِاَ شُرِبَ لَهُ
Dari Jabir berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Air zamzam itu tergantung niat orang yang meminumnya.”
HASAN. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2/1018, Ahmad 3/357, al-Baihaqi dalam Sunan 5/148. Dan dihasankan oleh ad-Dimyathi dalam al-Matjar Rabih hlm. 318, Ibnu Qayyim dalam Zādul Ma’ād 4/393, az-Zarkasyi dalam at-Tadzkirah hlm. 151.[3]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ  قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ n: خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ، فِيْهِ طَعَامُ الطَّعْمِ، وَشِفَاءُ السَّقْمِ
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik air yang terdapat di muka bumi adalah zamzam. Di dalamnya terdapat makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit.”
HASAN. Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dalam al-Kabīr 11/98. Dihasankan as-Suyuthi dalam al-Jāmi’ Shaghīr 3/489. Al-Mundziri juga berkata dalam at-Targhīb 2/209, “Para perawinya terpercaya.”
Sebenarnya masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan air zamzam, tetapi kami mencukupkan dua hadits di atas saja.

Penjelasan Hadits

1      Hadits pertama

Hadits pertama menunjukkan dengan jelas tentang khasiat air zamzam dan keutamaannya yang tidak dimiliki oleh air-air lainnya yaitu minum air zamzam tergantung pada niat peminumnya, baik untuk kebutuhan dunia ataupun akhirat. Maka barang siapa yang meminum air zamzam dengan niat yang tulus maka Allah akan mengabulkannya.
Menyadari akan hal itu, banyak sekali para ulama salaf yang minum air zamzam dengan menghadirkan beragam niat karena mereka tahu betul bahwa do’a saat minum air zamzam adalah mustajab sebagaimana dikabarkan oleh Nabi. Dan telah banyak di antara mereka yang terkabulkan do’anya bahkan tak terhitung jumlahnya.[4] Berikut kami nukilkan tiga contoh saja:
  1. Al-Humaidi berkata, “Saya pernah berada di sisi Sufyan bin Uyainah, lalu beliau menceritakan kepada kami hadits:
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ
‘Air zamzam tergantung keinginan seorang yang meminumnya.’
Tiba-tiba ada seorang lelaki bangkit dari majelis, kemudian kembali lagi seraya mengatakan, ‘Wahai Abu Muhammad, bukankah hadits yang engkau ceritakan kepada kami tadi tentang zamzam adalah hadits yang shahih?’ Jawab beliau, ‘Benar.’ Lelaki itu lalu berkata, ‘Baru saja aku meminum seember air zamzam dengan harapan engkau akan menceritakan kepadaku seratus hadits.’ Akhirnya, Sufyan berkata kepadanya, ‘Duduklah.’ Lelaki itu pun duduk dan Sufyan menceritakan seratus hadits kepadanya.”[5]
Semoga Allah merahmati Imam Sufyan bin Uyainah, alangkah semangatnya beliau dalam menebarkan ilmu! Dan semoga Allah merahmati penanya tersebut, alangkah semangatnya dia dalam menuntut ilmu dan sindiran lembut untuk mendapatkannya![6]
  1. Telah masyhur dari Imam Syafi’i bahwa beliau minum air zamzam dengan niat untuk pandai memanah sehingga dalam sepuluh kali memanah beliau tepat sebanyak sembilan kali mengenai sasaran.[7] Dalam riwayat lain, beliau berkata, “Saya minum air zamzam untuk tiga hal: (1) pintar memanah maka dalam sepuluh kali saya tepat semua mengenai sasaran, (2) pandai dalam agama maka sebagaimana kalian lihat sendiri sekarang, (3) untuk masuk surga maka saya berharap untuk mendapatkannya kelak.”[8]
  2. Al-Allamah Zhafar Ahmad at-Tahanuwi, salah seorang ulama India (1394 H) bercerita bahwa beliau minum air zamzam pada saat haji untuk kebaik-kebaikan dunianya yang kebanyakannya telah terwujudkan, salah satunya adalah agar beliau bisa fasih dalam mengajar dan berkhotbah karena lidahnya agak pelat, lalu beberapa saat setelah itu Allah memberikan kefasihan kepada beliau dalam khotbah dan mengajar. Segala puji bagi Allah.[9] Dan masih banyak lagi contoh-contoh nyata lainnya.[10]

2     Hadits kedua

Adapun hadits kedua menunjukkan dua keutamaan air zamzam:
Pertama: Zamzam adalah air yang mengenyangkan
Ini juga termasuk keberkahan air zamzam bisa seperti makanan, dapat mengenyangkan orang yang meminumnya. Banyak sekali bukti akan hal itu, di antaranya:
  1. Abu Dzar al-Ghifari berkata, “Selama 30 hari, aku tidak mempunyai makanan kecuali air zamzam. Aku menjadi gemuk dan lemak perutku menjadi sirna. Aku tidak mendapatkan dalam hatiku kelemahan lapar.” (Muslim 4/1921)
  2. Ibnul Qayyim (751 H) berkata, “Saya mendapati orang yang bertahan beberapa hari dengan air zamzam kurang lebih setengah bulan, dia thawaf seperi manusia lainnya, bahkan dia bercerita padaku bahwa kadang-kadang dia bisa bertahan selama empat puluh hari lamanya.”[11]
  3. Syaikh Abdurrasyid Ibrahim, seorang ulama Tatar (1364 H) bercerita, “Saya bertahan beberapa minggu dengan zamzam untuk menghilangkan rasa laparku. Ini adalah pengalaman nyata yang tidak diragukan padanya.”[12]
Kedua: Air zamzam merupakan obat penawar
Dan ini adalah keajaiban lainnya yang sangat menakjubkan, bahkan dari penyakit-penyakit kronis yang para dokter ahli saja telah lepas tangan darinya. Berikut tiga contoh tentangnya:
  1. Dikisahkan oleh al-Azraqi bahwa ada seorang yang makan lalu ternyata ada jarumnya sehingga tersendat di tenggorokannya dan dia pun seakan-akan sudah mau mati, lalu dia minum air zamzam dan akhirnya sembuh total.[13]
  2. Dikisahkan oleh Taqiyuddin al-Fasii bahwa seorang pegawai Masjidil Haram bernama Ahmad Syarifi pernah minum air zamzam dengan niat kesembuhan dari buta yang menimpa matanya, lalu akhirnya dia pun sembuh dari buta.[14]
  3. Ibnul Qayyi berkata, “Saya dan selain saya telah mencoba untuk berobat dengan air zamzam dari berbagai macam penyakit, akhirnya saya mendapati keajaiban yang luar biasa dan saya mendapatkan kesembuhan dengan izin Allah.”[15]
Dan masih banyak lagi kisah nyata lainnya, sampai-sampai al-Qazwini berkata, “Air zamzam berkhasiat untuk semua penyakit apa pun, bahkan seandainya semua orang yang disembuhkan oleh para dokter dikumpulkan, niscaya tidak sampai melebihi separuh orang yang disembuhkan oleh Allah melalui zamzam.”[16]
Namun, tentu saja semua itu dengan syarat niat yang tulus dan tawakal yang kuat, bukan hanya sekadar coba-coba atau dengan keraguan dalam hatinya, karena Allah bersama orang-orang yang bertawakkal.[17]

Bantahan Atas Tuduhan

Sesungguhnya hati musuh-musuh Islam penuh dengan kebencian terhadap Islam. Oleh karena itu, mereka mencurahkan segala daya dan upaya untuk memerangi Islam dan umat Islam dengan segala cara selama-lamanya. Allah telah menyingkap isi hati mereka tersebut dalam firman-Nya:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةًۭ مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًۭا وَدُّوا۟ مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَ‌ٰهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلْءَايَـٰتِ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْقِلُونَ ﴿١١٨﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Āli ’Imrān [3]: 118)
Di antara bukti kebencian mereka adalah tuduhan mereka bahwa air zamzam telah tercemar dan mengandung penyakit berbahaya. Oleh karena itu, tak salah jika Menteri Urusan Haji Arab Saudi mengatakan bahwa tuduhan pencemaran air zamzam adalah “pencemaran publik” yang dilancarkan musuh-musuh Islam dan beliau menegaskan bahwa pengelolaan air zamzam melalui proses panjang dari para ahli di bidangnya dan selalu dipantau oleh para ahlinya setiap hari.
Dan sebagai bantahan ringkas atas tuduhan ini maka kami katakan:
  1. Sungguh tuduhan ini merupakan suatu kelancangan terhadap Nabi yang tidak berbicara sesuai hawa nafsunya tetapi wahyu dari Allah yang mengetahui seluk-beluk makhluk-Nya. Oleh karena itu, sikap seorang mukmin sejati adalah seperti yang difirmankan oleh Allah:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍۢ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلًۭا مُّبِينًۭا ﴿٣٦﴾
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Ahzāb [33]: 36)
  1. Bukti nyata akan kedustaan tuduhan ini adalah sejarah para jama’ah haji sejak dahulu kala hingga sekarang yang minum air zamzam, lebih-lebih jama’ah haji zaman dahulu yang datang menaiki hewan dan berdebu, datang dengan membawa penyakit, minum secara langsung dengan gayung, yang semua itu menurut para dokter merupakan faktor tersebarnya penyakit.
Namun, bila kita bertanya kepada sejarah: Adakah di antara mereka yang sakit karena minum air zamzam?! Tidak, bahkan sebaliknya, banyak di antara mereka yang sembuh dari penyakit mereka selepas minum air zamzam. Semua itu merupakan bukti nyata akan penjagaan Allah yang luar biasa terhadap air zamzam ini. Maka janganlah engkau—wahai saudaraku seiman—tertipu dengan desas-desus musuh-musuh Islam dan hendaknya kita yakin seyakin-yakinnya akan kebenaran hadits Nabi n\ tentang air zamzam.

Demikianlah pembahasan singkat tentang air zamzam ini. Semoga hal ini menambah keimanan kita kepada hadits Nabi  dan tidak teperdaya oleh isu-isu yang dilancarkan oleh musuh Islam.[18]


[1]
Pernyataan Konsultan Inggris beserta bantahannya berupa manuskrip dalam bahasa Turki, pernah dimuat dengan bahasa Arab dalam Majalah Liwāul Islām, Kairo, edisi 2, Dzulhijjah 1367 H. (Lihat Fadhlu Māa Zamzam hlm. 163–164 oleh Sa’id Bakdasy)
[3]    Sebagai faedah, kami sampaikan bahwa sebagian ulama ahli hadits telah menulis risalah khusus tentang hadits ini seperti al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani (852 H), Muhammad bin Idris al-Qadiri (1350 H) dan sebagainya.
[4]    Sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Juz‘ Māa Zamzam hlm. 271.
[5]    Al-Mujalasah Abu Bakar ad-Dinawari 2/343, Juz‘ Māa Zamzam Ibnu Hajar hlm. 271.
[6]
      Fadhlu Māa Zamzam Sa’id Bakdasy hlm. 137
[7]
      Akhbārul Adzkiyā‘ hlm. 105 oleh Ibnul Jauzi
[8]
      Al-Jauhar al-Munazham hlm. 44–45
[9]
      I’lāmus Sunan 10/207–208
[10]
Lihat dalam Juz‘ Māa Zamzam oleh Ibnu Hajar dan Fadhlu Māa Zamzam oleh Sa’id Bakdasy.
[11]
      Zādul Ma’ād 4/393
[12]
Al-’Alam Islami, dengan bahasa Turki, alih bahasa Arab oleh Syaikh Kamal Khaukhah. (Lihat Fadhlu Māa Zamzam hlm. 105–106 oleh Sa’id Bakdasy)
[13]
      Akhbār Makkah 2/35
[14]
      Syifāul Ghirām 1/255
[15]
      Zādul Ma’ād 4/393
[16]
      ’Ajāibul Makhlūqāt hlm. 93
[17]
      Ahkāmul Qur‘ān 3/1124 oleh Ibnul Arabi
[18]  Pada pembahasan ini penulis banyak mengambil faedah dari buku yang berharga tentang masalah air zamzam yaitu kitab Fadhlu Māa Zamzam oleh Sa’id Bakdasy, Darul Basyair Islamiyyah, Beirut, cet. kedelapan, 1424 H.

Posting Komentar Blogger

 
Top