
Oleh karenanya pada kesempatan kali ini saya mencoba mengajak pembaca
sekalian untuk sama-sama mencermati hadits-hadits tersebut dan
mengelompokkanya, manakah hadits yang shahih dan manakah yang dhaif khususnya
berkaitan dengan nisfu sya’ban.
Hadits Dhaif Seputar Nisfu Sya’ban
- Hadits pertama
خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة أول ليلة من رجب وليلة النصف
من شعبان وليلة الجمعة وليلة الفطر وليلة النحر
“Ada lima malam yang doa seorang hamba tidak akan tertolak, yaitu pada
malam pertama bulan Rajab, malam nisfu sya’ban, malam jum’ah, malam Ied Fitri
dan malam Nahr (Ied Adha).”
Hadits di atas bersumber dari Abu Umamah dan juga Ibnu Umar, di keluarkan
oleh Ibnu Asakir (10/408), Abdur Rozaq (4/317 no. 7927) dan Baihaqi dalam
Syuabul Iman (3/342 no. 3713) [2].
Syaikh Al Albani di
dalam Silsilah ad Dhaifah al Maudhuah (3/649) bahwa hadits ini maudhu’
(palsu).
- Hadits ke dua
إذا كان ليلةُ النصفِ من شعبانَ فقومُوا ليلتَها وصومُوا يومَها فإنَّ
اللهَ ينزلُ فيها لغروبِ الشمسِ إلى سماءِ الدنيا فيقولُ ألا مستغفرٌ فأغفرَ له ألا
مسترزقٌ فأرزقَه ألا مُبْتلًى فأعافيَه ألا سائلٌ فأعطيَه ألا كذا ألا كذا حتى يطلعَ
الفجرُ
“Ketika malam nisfu sya’ban, tegakkanlah malamnya untuk
beribadah, berpuasalah di siang harinya, sesungguhnya Alloh turun pada malam
itu ke langit dunia semenjak matahari mulai terbenam kemudian berfirman :
“Adakah orang yang meminta ampun maka Aku akan mengampuninya, adakah orang yang
meminta rizki maka Aku akan memberikanya rizki, adakah orang yang terkena
musibah maka Aku akan menolongnya, adakah orang yang meminta maka Aku akan
memberinya, adakah orang yang begini,..begitu,..” demikian hinga terbit fajar.”
Hadits di atas di keluarkan oleh Ibnu Majah (1/444 no.
1388), Al Bushiri dalam kitabnya (2/10) mengatakan : “Dalam sanadnya terdapat
Ibnu Abi Sabrah, Imam Ahmad dan Ibnu Ma’in mengatakan : “Ia memalsukan hadits”. Dan Al Baihaqi mengeluarkannya dalam Syu’abul
Iman (3/378 no. 3822), juga di keluarkan oleh Ad Dailami (1/259 no. 1007). [3]
Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dhaif al Jami’ as
Saghir wa Ziyadatuhu bahwa hadits ini maudhu’ (palsu).
- Hadits ke tiga
يا عائشة ! أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله ؟ بل أتاني جبريل فقال
: هذه الليلة ليلة النصف من شعبان ، ولله فيها عتقاء من النار بعدد شعور غنم كلب ،
لا ينظر الله فيها إلى مشرك ولا إلى مشاحن ولا إلى قاطع رحم ولا إلى مسبل ولا إلى عاق
لوالديه ولا إلى مدمن خمر
“Wahai Aisyah,.apakah engkau takut
Alloh dan Rasul-Nya akan berbuat dhalim kepadamu,.? Bahkan Jibril telah datang
kepadaku dan mengatakan : ‘Malam ini merupakan malam nisfu sya’ban, di dalamnya
Alloh membebaskan manusia dari neraka sebanyak bulu domba bani Kalb. Alloh
tidak melihat pada malam itu kepada orang musyrik, tidak pula kepada orang yang
suka memusuhi, pemutus hubungan silaturrahim, orang yang musbil (memanjangkan
pakaian melebihi mata kaki), orang yang durhaka kepada kedua orang tua, serta
tidak pula kepada pecandu khamr”.
Hadits di atas Al Baihaqi mengeluarkanya dalam Syu’abul
Iman (3/380 no. 3826), beliau mendhaifkan bahwa hadits itu bersumber dari
Aisyah. Juga di riwayatkan oleh Ibnu Majah (1/444 no. 1389). [4]
Syaikh Al Albani berkata dalam Dhaifu at Targhib wa at
Tarhib bahwa hadits ini dhaif jiddan (lemah sekali).
- Hadits ke empat
في ليلة النصف من شعبان يوحي الله إلى ملك الموت يقبض كل نفس يريد قبضها
في تلك السنة
“Pada malam nisfu sya’ban Alloh mewahyukan
kepada malaikat maut untuk mencabut setiap jiwa pada tahun itu”.
Di riwayatkan oleh Ad Dinawariy dalam Al
Mujalasah secara mursal dari Rasyid bin Sa’ad. Syaikh Al Albani berkata
tentang hadits ini ; “Dhaif”.[5]
Hadits Shahih Seputar Nisfu Sya’ban
Terdapat beberapa hadits dengan lafadz yang hampir sama,
mulai dari derajat hasan hingga shahih. Diantara hadits-hadits tersebut adalah
;
إذا
كان ليلةُ النصفِ من شعبانَ اطَّلَع اللهُ إلى خلقِهِ فيغفر للمؤمنين ويُمْلِى للكافرين
ويدعُ أهلَ الحِقْدِ بحقدِهم حتى يدعوه
“Pada malam nisfu sya’ban Alloh muncul (melihat) kepada hamba-Nya,
Dia mengampuni seluruh orang beriman dan meninggalkan orang-orang kafir serta
membiarkan pendendam dengan rasa dendamnya hingga ia meninggalkanya.”
Hadits
di atas bersumber dari Abu Tsa’labah, Al Baihaqi mengeluarkanya dalam Syu’abul
Iman (3/381 no. 3832), demikian pula Ibnu Abi Ashim (1/244 no. 511). Syaikh Al
Albani menyatakan bahwa hadits ini ‘hasan’. [6]
Semisal
dengan itu juga hadits :
في ليلة النصف من شعبان يغفر الله عز وجل لأهل الأرض إلا مشرك أو مشاحن
“Pada malam nisfu sya’ban Alloh Azza wa Jalla
mengampuni penduduk bumi kecuali orang musyrik dan orang suka bermusuhan.”
Hadits ini bersumber dari Katsir bin Murrah
yang di riwayatkan oleh Al Baihaqi secara mursal, dan beliau mengatakan
; “Ini hadits mursal yang bagus”. [7] Syaikh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ hadits no. 4268 mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Catatan