Kita perlu menyadari akan pentingnya mempelajari ilmu agama. Setidaknya yang dipelajari adalah ilmu yang mengangkat kewajiban kita seperti mempelajari ilmu tentang siapa Allah dan bagaimana beribadah kepada-Nya dengan benar, ilmu tentang bagaimana rukun dan syarat-syarat shalat, puasa, zakat, dan haji, ilmu tentang bagaimana menjawab pertanyaan melaikat di alam kubur. Dengan mempelajari ilmu agama, insya Allah kita juga bisa berhujjah di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala atas apa yang telah kita kerjakan di dunia.
Ustadz Dzulqarnain M. Sunusi pernah berkata secara makna pada acara tabligh akbar ulama “Sakinah Bersama Sunnah” di Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, “Ilmu (agama) tidak diambil secara instan dengan membaca buku sendiri atau belajar ke “syeikh google” (internet).
Belajar agama yang benar adalah dengan mengambil ilmu (agama) langsung diwarisi dari penyandang ilmunya (guru).
Ilmu adalah warisan para nabi, sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Para ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi itu tidak mewariskan mata uang emas atau perak (harta), karena sesungguhnya yang mereka wariskan adalah ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu maka ia akan mengambil warisan yang banyak“.