Langsung ke konten utama

mengenal bapak ilmu nahwu

Abul Aswad ad-Duali adalah seorang perumus ilmu nahwu. Sebuah ilmu gramatika bahasa Arab yang mengkaji tentang bunyi harokat akhir suatu kalimat. Apakah dhommah, fathah, kasroh, atau sukun. Abul Aswad lahir di masa jahiliyah. Dan memeluk Islam di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun ia tidak berjumpa dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia merupakan sahabat dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu. Dan berada di pihaknya saat Perang Shiffin.
Abul Aswad ad-Duali ada sosok yang populer. Ia seorang tabi’in. Seorang yang fakih. Ahli syair dan ahli bahasa Arab. Termasuk seseorang yang bagus visinya dan cerdas pemikirannya. Selain itu, ia juga piawai dalam menunggang kuda. Dialah peletak dasar ilmu nahwu. Dan menurut pendapat yang paling masyhur, dialah yang memberi titik pada huruf-huruf hijaiyah pada mush-haf Alquran (az-Zarkali: al-A’lam, 3/236-237).
Nasab dan Kelahirannya
Dia adalah Abul Aswad, namanya Zhalim bin Amr bin Sufyan bin Jandal (Ibnu Khalkan: Wafayatu-l A’yan, Daru-sh Shadir Beirut 1900, 2/535). Ad-Duali al-Kinani al-Bashri. Ibunya bernama Thuwailah dari Bani Abdu-d Dar bin Qushay (Khalifah bin Khayyath: Thabaqat Khalifah bin Khayyath, 1993 M, Hal: 328).
Abul Aswad lahir di masa jahiliyah (as-Suyuthi: al-Mazhar fi Ulumi-l Lughah wa Awa’iha, 1998, 2/392). Kemudian memeluk Islam di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (al-Mizzi: Tadzhibu-l Kamal, 33/37). Ia adalah tokoh besar di masa tabi’in. bersahabat dengan Ali bin Abi Thalib dan berada di pihaknya saat terjadi Perang Shiffin.
Kehidupannya
Abul Aswad ad-Duali tinggal di Bashrah di masa pemerintah Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Dan memerintah wilayah tersebut di masa Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu menggantikan Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma. Jabatan tersebut senantiasa ia pegang hingga wafatnya Ali bin Abu Thalib. Saat Muawiyah memegang tampuk kekuasaan, Abul Aswad menemuinya dan Muawiyah pun memuliakannya (az-Zarkali: al-A’lam, 3/236-237).
Bapak Ilmu Nahwu
Orang pertama yang merumuskan ilmu nahwu adalah Abul Aswad ad-Duali. Terdapat banyak versi tentang sebab perumusan ilmu nahwu. Ada yang mengatakan, “Abul Aswad menemui Abdullah bin Abbas. Ia berkata, ‘Aku melihat lisan-lisannya orang Arab sudah rusak gramatikanya. Aku ingin merumuskan sesuatu untuk mereka. Sesuatu yang meluruskan kembali lisan-lisan mereka’. Ibnu Abbas menanggapi, ‘Mungkin yang kau maksud adalah nahwu. Ya, itu benar. Buatlah rumusan dengan merujuk ke Surat Yusuf (al-Qifthi: Inbah ar-Ruwwati ‘ala Anba an-Nuhah, Cet. I 1982, 1/50-51).
Ada juga yang mengatakan, “Salah seorang anak perempuannya berkata,
يا أبت؛ ما أحسنُ السَّمَاء!
Kata أحسن harakat terakhirnya dhommah. Dan kata السماء harokat terakhirnya kasroh. Anak tersebut ingin mengatakan “Hai ayah, alangkah indahnya langit!” Tapi karena bunyi harokat akhirnya salah, maka artinya “Apakah yang paling indah di langit?”. Sehingga Abul- Aswad menjawabnya,
يا بنية؛ نجومها
“Bintangnya, nak”
Anaknya berkata, “Yang kumaksud (bukan bertanya) sesuatu yang paling indah. Tapi aku takjub dengan betapa indahnya langit.”
Abul Aswad berkata, “Kalau begitu, katakan!
ما أحسنَ السَّمَاء!
“Alangkah indahnya langit.”
Sejak itu ia menaruh perhatian besar dengan ilmu nahwu. Ada yang bertanya kepadanya, “Darimana kau memperoleh ilmu nahwu ini?” Ia menjawab, “Aku belajar kaidah-kaidahnya kepada Ali bin Abu Thalib.” (ath-Thayyib Ba Mukhramah: Qiladatu-n Nahwi fi Wafayati A’yani-d Dahr, 2008 M, 1/508).
Dengan demikian, ilmu nahwu sangat membantu orang-orang non-Arab dalam membaca teks Arab. Terutama teks Arab gundul. Dengan benarnya harokat seseorang bisa memahami teks Arab dengan pemahaman yang benar. Jika memahami teks dengan benar saja tidak mampu, maka bagaimana bisa akan mendapat kesimpulan dan pemahaman yang benar dari suatu teks. Inilah jasa besar Abul Aswad ad-Duali kepada umat ini.
Wafatnya
Abul Aswad ad-Duali wafat di Bashrah pada tahun 69 H/688 M. Ia terserang wabah tah’un. Saat itu usianya 80 tahun. Ada juga yang mengatakan bahwa ia wafat di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz rahimahullah. Dan kekhilafahan Umar bin Abdul Aziz dimulai pada bulan Shafar 99 H – Rajab 101 H (Ibnu Khalkan: Wafayat al-A’yan, 2/539).
Diterjemahkan secara bebas dari: https://islamstory.com/ar/artical/3408663/ابو-الاسود-الدؤلي
Oleh Nurfitri Hadi (IG: @nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com


Read more https://kisahmuslim.com/6396-bapak-ilmu-nahwu-abul-aswad-ad-duali.html#more-6396

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

mengenal fam(marga) arab yang ada di indonesia

Apa Fam antum, Marga antum apa.? Sering yang dapat pertanyaan seperti itu, apalagi kalau sudah kumpul di Majlis disitu banyak Asatidz, Kiyai atau guru-guru agama atau bisa jadi yang menanyakan itu teman baru anda. Nah dibawah ini antum bisa lihat sendiri dan cari apa marga/fam antum dan dari mana asal keturunannya berada. MARGA (FAM) GABILAH ARAB Secara umum penggolongan Marga Arab Hadramaut itu dikategorikan dalam 3 Golongan : 'ALAWIYYIN    باعلوي   Adalah : (Golongan yang bernisbah dari keturunan Rasulullah lewat keturunan dari Sayyidina Ahmad bin Isa (AlMuhajir). AS-SYAIKH   الشيخ  / MASYAIEKH Adalah :  (Golongan Arab yang memiliki Keturunan Para orang-orang alim lewat Assahabah / Sahabat Nabi atau yang tidak melalui Sayyidina Al-Muhajir,meskipun akan bertemu Nasab ke Kakeknya Nabi Muhammad,Saw ). QABAIL   قبائل  Adalah : (Golongan keturunan Arab Pemberani yang memegang senjata). 'ABID   عابد  Adalah : (Golongan yang suka menolong)  Latar Belakan

Kamus bahasa Arab Facebook sederhana

Kamus – Bahasa Arab Facebook (disingkat: K-BAF ) adalah sebuah kumpulan kosa-kata bahasa Arab yang lazim dijadikan percakapan di dunia facebook,  dengan sedikit kontribusi dari kami ini semoga saja bisa memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya: Text Arab Cara Baca  Arti & Keterangan نَعَم Na’am Iya طَيَّبٌ Thayyib Baiklah صَحِيْح Shahih Benar أَنَا Ana Saya  (L/P) أَنْتَ Anta Kamu  (L) أَنْتِ Anti Kamu (P) أَنْتُمَا Antuma Kalian berdua (L) أَنْتُنَّ Antunna Kalian berdua (P) أَنْتُمْ Antum Kalian (lebih dari dua orang) عَفْوًا Afwan Maaf / Permisi شُكْرًا Syukran Terima kasih شُكْرًا جًزِيْلاً Syukran Jaziilan Terima kasih banyak شُكْرًا كَثِيْرًا Syukran Katsiiran Terima kasih banyak لَاشُكْرُ عَلَى وَاجِب Laa Syukru ‘ala waajib Tidak perlu berterima kasih (jawaban syukran) bisa juga menggunakan kata “Afwan”. أَخِي Akhi Saudaraku (L) يَاأَخِي Yaa Akhi Wah

MENGUNGKAP SIAPA SEBENARNYA MUHAMMAD AS SEWED

  Ketika ada seorang ikhwan yang bernama Ikang mendapatkan SMS dari Oman Majalengka yang inti smsnya adalah dilarangnya dia menghadiri kajian ustadz Abdul Alim yang akan diadakannya di Majalengka dengan menisbatkan larangan tersebut pada ustadz Muhammad Umar As Sewed maka ketika itu di laporkan sms tersebut pada ustadz Abdul alim maka ustadz Abdul Alim ingin bertabayun benar tidak yang diucapkan As Sewed tersebut kalau memang ikhwan itu {oman} berdusta atas nama As Sewed berarti dia qilatul adab pada ustadznya {As Sewed.}   Maka dengan khobar ini ustadz Abdul Alim mengajak ana untuk tabayun kepada As Sewed dengan ikhwan Majalengka yang ketika itu sedang berziaroh ke mahad Kuningan lalu kita berangkat dalam rombongan 6 orang (ustadz Abdul Alim, Sholih, Sony, Wowo, Ikang Dan Saman) yang ketika itu bertepatan dengan kajian bulanan kitab ibanah yang banyak dihadiri oleh para asatidz lukmaniun di mahadnya As Sewed Cirebon dan bertepatan juga akan ada kedatangannya si Lukman