0 Comment

baru saja aku berinteraksi dengan sekawanan titik air yang turun dari langit dan kusudahi karena petang telah beranjak berganti malam…

aku masih rindu akan mereka si titik-titik air yang selalu turun ke bumi secara bersamaan, maka dari itu setelah membersihkan diri dan gunakan piyama kesayanganku aku duduk manis di balik dinding kaca.

kembali menyaksikan mereka yang masih berkejaran turun ke bumi hingga menciptakan suara gaduh yang begitu khas di sertai irama petir yang menyambar dan sesekali kilatan cahaya melengkapi menciptakan suasana menjadi lebih hidup.

sembari menyesapi coklat hangat serta berkalung handuk aku tenggelam dalam keramaian mereka..

hhhh’.. hujan.. begitu sebutan mereka..

mereka piawai sekali memutar memori yang tersimpan rapi di sudut kotak album perjalanan hidup seseorang yang bahkan sudah usang sekalipun.

Semacam kotak alam yang nadanya mengalun begitu tenang, dengan rappi hujan kembali bercerita mengenai semua hal yang hampir sudah tak kuingat lagi…
Membawa aku kedalam lamunan yang begitu hangat, dan didalamnya terkadang ada satu kesadaran yang datang menghampiri, entah mengenai semua janji pada diri sendiri atau bahkan kepada semua yang tercinta untuk menjadikan pribadi ini sosok yang begitu dirindukan kehangatnnya yang belum juga bisa menepati segalanya..

Ini aku yang hanya mampu menata kata dalam sebuah catatan, tanpa mengungkap apa yang hujan ceritakan kepadaku.. sehingga aku menyeka air mata bagai lebah sebatang kara..

Allah, sang cinta sejati dari segala yang sejati, terimakasih untuk kekuatan yang Engkau pinjamkan kepadaku hingga sejauh ini..

mampukan aku untuk tetap bersyukur atas segala kenikmatan yang begitu luar biasa Kau hamparkan dalam setiap detik perjalanan hidupku.

Permintaan yang amat besar dariku (beri aku waktu yang cukup untuk bersama dengan sosok wanita yang begitu tegar dan memiliki samudra kesabaran tak terkira luasnya yang Kau utus sebagai sosok penguatku, Kau tempatkan ia pada tempat yang tak pernah lepas dari kehidupanku, aku memohon dengan sangat kepada Engkau yang maha mampu menjadikan semuanya ada, beri aku kesempatan untuk menjadi alasan bagi senyum yang tak terkira keindahannya dari raut seorang bidadari yang telah melahirkan serta membesarkanku…)

Ibu, aku mungkin tak pernah menyatakan rasa cinta yang begitu besar secara jelas kepadamu.. tapi semua yang kulakukan yang bahkan terkadang membuatmu menangis adalah bagian dari caraku untuk ciptakan bahagiamu yang abadi…

tentu saja ada yang salah jika hingga membuatmu menangis, tapi ketahuilah satu hal, ini wanita kecilmu yang ingin menyampaikanmu pada sebaik-baiknya keadaan, hanya saja belum mengerti bagaimana cara melakukannya dengan baik..

Dan kamu, salam termanis ini masih untukmu yang pernah tiba-tiba datang dan kemudian berjanji untuk tetap kuat menghadapi kerasnya ego-ku, menemaniku mendaur ulang kesalahan di masa lalu hingga aku bisa mencair menjadi pribadi baru yang lebih baik..

manis sekali…

Dan hal tersebut yang menjadi alasan mengapa aku senang sekali membiarkan diriku dijadikan kuyup oleh hujan atau berlama-lama menghabiskan waktu untuk sekedar menyaksikan titik-titik air kekuasaan sang pencipta ini turun bergembira bersama-sama ke bumi. selain hujan begitu piawai menarikku kedalam lamunan panjang, ia juga pernah izinkan aku melihatmu pergi membelakangiku dan tak pernah kembali lagi..

ironis memang, tetapi cukup membuatku mengerti makna dari rasa selain manis dalam perjalanan ini..

nyaris tak ada hal lebih berharga dari semua ini…

Selain hidup yang aku jalani..

Posting Komentar Blogger

 
Top