rapot merah pak gubernur jakarta

2 min read
Kalangan kaum buruh tidak dapat menutupi kekecewaan mereka  terhadap Jokowi. Akibat anak buah Mega itu, tak dapat memenuhi aspirasi kakum buruh.
Jokowi yang sudah melangit itu, ternyata hanyalah bisa "OMDO" (Omong Doang). Kekecewaan kaum buruh itu diungkapkan mereka, habis berunding dengan Jokowi di Balaikota, Jum'at, 1/11/2013.
Kekecewaan itu diungkapkan salah satu perwakilan buruh yang ikut dalam perundingan di kantor Balaikota DKI Jakarta bersama Jokowi. Menurutnya, sebagai gubernur, Jokowi dinilai tak mampu mendengar aspirasi kaum buruh.

"Sebagai perwakilan, saya tadi ikut ke dalam. Jokowi tak mau mendengar aspirasi kita, bahkan di dalam Jokowi itu arogan kawan-kawan!! Kebanyakan menjawab saya sudah tahu, sudah tahu. Jokowi itu sok tahu," kata perwakilan buruh itu saat berorasi.

Dijelaskannya, saat perundingan berlangsung, Jokowi tak mengabulkan tuntutan buruh yang meminta kenaikan UMP DKI sebesar Rp3,7 juta per bulan. Sebaliknya, Jokowi tetap bertahan pada angka Rp 2,4 juta yang telah disahkan pagi tadi.

"Upah buruh di Jakarta kalah dengan upah buruh di Kota Bekasi, di Bekasi upah buruh mencapai Rp 2,9 juta, sementara di Jakarta, Jokowi tetap menyetujui 2,4 juta. Masa upah DKI kalah sama Kota Bekasi, Jakarta kan ibukota," tegasnya.
Sementara itu, kalangan buruh mengatakan, "Serikat pekerja telah mendengar Jokowi telah menandatangani surat keputusan gubernur yang menyatakan besaran UMP DKI 2014 Rp 2,4 per bulan. Jumlah tersebut sangat tidak masuk akal dengan kebutuhan hidup di Jakarta," kata Ketua Forum Buruh DKI Jakarta Muhammad Toha saat unjukrasa di Balaikota DKI, Jumat (1/11/2013).
Karena itu, buruh dan pekerja di DKI Jakarta akan terus melakukan penolakan terhadap keputusan tersebut. "Kita tolak. Tidak ada kata lain, sampai titik darah penghabisan kita (buruh) akan terus melawan,” tegasnya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus menuntut besaran UMP DKI 2014 sesuai tuntutan para buruh, yakni Rp 3,7 juta. Toha melanjutkan mengancam akan bermalam di gedung Balaikota DKI, hingga tuntutan mereka terpenuhi.

"Kita akan menginap disini hari ini. Apabila tidak diubah UMPnya, buruh mau menentukan nasibnya sendiri. Angka itu kami perkirakan sebagai bentuk keinginan pengusaha hitam yang mau menyusahkan buruh dan memperalat pemerintah," tandasnya.

Bagaimana Jokowi yang dielukan-elukan sebagai tokoh baru di dunia politik, dan populeritasnya melangit, dan dianggap sebagai sosok yang bersih, sederhana, dan sangat prihatin dengan kehidupan rakyat kecil. Ternyata itu hanyalah "OMDO".
Tak mungkin Jokowi akan memihak kaum lemah, seperti kaum buruh, karena yang ada dibelakang Mega dan-Jokowi, mereka konglomerat hitam (Cina)  pengemplang BLBI, dan tidak akan pernah berpihak kepada rakyat kecil seperti buruh. Selamanya.
Memang anak buah Mega ini, cuma bisa mengusir "topeng monyet", dan para pedagang kaki lima di Tanah Abang, Pasar Minggu,  dan mereka para gembel yang hidupnya dipinggiran danau Sunter. Begitu Jokowi yang sudah  "nyohor" oleh media yang kebelet Jokowi pengin jadi presiden.

sumber disini
Iam moslem.. Pengagum Rasulullah shalallahu alahi wasallam

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Tentang sifat manusia sebagai makhluk yang terdapat pada diri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, juga ditunjukkan oleh musibah yang dialami dalam kehidupan beliau, seperti di…
  • Kerajaan Arab Saudi tengah melakukan perluasan dan modernisasi Masjidil Haram demi memfasilitasi semakin bertambahnya jemaah haji. Untuk mega proyek ini, Saudi merogoh kocek …
  • Akhir-akhir ini di TV banyak ditanyangkan sinetron-sinetron, yang dikatakan sinetron Islami. Misalnya, orang yang sering mabuk nanti pada saat mati, mayatnya dipenuhi ulat. S…
  • Kisahnya Nabi Dawud pernah melihat seorang wanita bernama Areya, akhirnya dia-pun jatuh hati karena keelokannya. Namun sayangnya, wanita tersebut telah bersuami, maka sebag…
  • TK & SD KHUSUS PUTERI NO.97 MADINAH ARAB SAUDI Kali ini saya ingin mengajak anda menengok ke dalam sekolah SD Khusus Puteri di Saudi.  Seperti yang sudah umum dik…
  • Ketika nafas mulai tersengal... Ketika nyawa sedang meregang... Ketika mata membelalak dan dahi berkeringat... Cukuplah Kematian Sebagai Peringatan …

Posting Komentar