pemimpin yang membantu kelahiran seorang rakyatnya

1 min read
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQqQ-USX39QqHPtKTjXj73O10sI8y-sA7XocdbpBHidup4Pfd0igiD60fBMYPhw_-Bq50xTh2RZ3Yp8N9UURZHtbFt6ENlZwTobrPy3rF4HWTJ5YGYvpFvakGgQFMMF-17WNP8Pg73m42r/s320/umar.gifSuatu hari Umar bin Khatab radhiallahu’anhu pergi dari rumah untuk mengetahui secara langsung keadaan rakyatnya. Dia bertemu dengan seorang laki-laki yang duduk dengan sedih dan gelisah di pintu masjid.
Umar bertanya, “Ada apa denganmu?” laki-laki itu menjawab, “Istriku hampir melahirkan, tetapi kami tidak memiliki apapun dan tidak seorangpun bersamanya.”.

Umar menanyakan rumahnya. Lalu dia menunjuk sebuah tenda di pinggiran kota Madinah.
Umar pulang menemui istrinya, Ummu Kultsum bin Ali radhiallahu’anhu seraya berkata, “Maukah kamu memperoleh kebaikan yang Allah antarkan kepadamu?” Istrinya bertanya, “Apa itu ya Amiirul Mukminin?” Umar menjelaskan, “Seorang wanita hampir melahirkan dan tidak ada yang menemaninya.” Istrinya menjawab, “Ya.”
Umar lalu mengambil tepung, mentega, dan susu kering. Dia berangkat, diikuti istrinya di belakangnya. Ketika sampai di tenda, Umar berteriak, “Wahai penghuni tenda.” Laki-laki itu keluar. Umar menyuruh  istrinya masuk kepada wanita itu, sedangkan ia menyiapakan bejana dengan tepung, mentega dan susu kering. Umar meletakkannya di tungku. Dia meniup apinya dan mengaduk isinya.
Apa yang ada di bejana belum juga masak, tetapi telah terdengar tangisan bayi dari dalam tenda yang diikuti suara Ummu Kultsum radhiallahu’anha, “Ya Amirul Mukminin, sampaikan  berita gembira kepada temanmu, anaknya laki-laki.” Laki-laki itu terkejut. Dia berkata, “Kami telah merepotkan dan melelahkan Amirul Mukminin.”   Umar berkata, “Tidak apa-apa.  Besok pagi datanglah kepada kami. Kami akan memberimu apa yang kamu perlukan untuk keluargamu.”
Keesokan harinya laki-laki itu datang. Umar memberinya unta betina dan makanan yang memenuhi punggungnya. Laki-laki itu berbahagia dan berterimakasih kepada  Amirul Mukminin radhiallahu’anhu.  Begitulah orang  besar mencetak sebuah keteladanan

.
Diambil dari “Mausu’ah Qishashis Salaf”, edisi bahasa Indonesia “Ensklopedi Kisah Generasi Salaf” karya Ahmad Salim Baduwailan, penerbit Elba
Iam moslem.. Pengagum Rasulullah shalallahu alahi wasallam

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sesungguhnya berdakwah kepada Allah adalah tugas para nabi (semoga kesejahteraan dilimpahkan atas mereka), dan jalan para ulama rabbaniyyin, oleh karena itu berdakwah kepada A…
  • Setelah kita melihat tiga keanehan sebelumnya, saat ini kita akan melanjutkan dua point lainnya. Juga akan disertakan beberapa kerancuan dan sanggahannya. Allahumma yassir wa …
  • segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi akhir zaman, kepada keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga …
  • Imam Husein adalah imam kaum muslimin, cucu Nabi. kita tidak perlu menukil dalil yang berisi perintah untuk mencintai keluarga Nabi. Kita mencintai imam Husein karena kita me…
  • Para shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki kedudukan demikian tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Namun sungguh mengh…
  • 9 Orang Yang Tidak akan Diajak Bicara Oleh Allah Allah akan mengajak bicara hamba-hambaNya kelak pada hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: …

Posting Komentar