harta hanya titipan

Hidup dalam kemiskinan atau dalam kekayaan merupakan sunnatullah,

Ketentuan Allah telah berlaku, sebagaimana ada siang dan ada malam, ada tawa dan ada tangis, 

Maka jangan sombong ketika di beri,
Dan jangan berkecil hati ketika tidak di beri,

Karena di mewahkan bukan berarti di muliakan,
Dan di sempitkan bukan berarti di hinakan,

Masing-masing nikmat ada hisabnya,
Masing-masing ujian ada pahalanya,

Maka Ingatlah,..
Bahwa mobil mewah yang terpakir di garasi,
Emas dan perhiasan yang kita simpan di lemari,
Tanah dan kebun luas yang kita tanami,
Uang yang banyak kita simpan di rekening.
Barang-barang branded yang kita kagumi,
Rumah megah yang kita tinggali,

Sewaktu-waktu bisa pergi dan lenyap dalam sekejap jika Allah menghendaki untuk kembali.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan:

مَا أَحَدٌ أَصْبَحَ فِي الدُّنْيَا إِلَّا وَهُوَ ضَيْفٌ وَمَالُهُ عَارِيَةٌ. فَالضَّيْفُ مُرْتَحِلٌ وَالْعَارِيَةُ مَرْدُوْدَةٌ 

"Semua orang di dunia ini adalah tamu, Sedangkan harta seluruhnya adalah titipan. Semua tamu pasti pergi sedangkan barang titipan itu harus dikembalikan kepada pemilik.” (Az-Zuhd karya Imam Ahmad no 906)

Beginilah hakikat dunia...

Harta itu hanya hak pakai, bukan hak milik abadi,

Sewaktu-waktu bisa hilang, rusak atau menjadi warisan.

Halalnya akan di hisab,
Haramnya akan di azab.

Maka tak ada yang patut kita sombongkan hidup di dunia ini, karna hakikatnya jabatan, pangkat, harta, kekuatan, ketampanan semua hanya titipan.

Dan karena sebuah titipan maka kita harus menyadari bahwa suatu saat harus kita kembalikan dan harus kita pertanggung jawabkan kepada pemiliknya yaitu Allah ﷻ 

✍ Habibie Quotes
Iam moslem.. Pengagum Rasulullah shalallahu alahi wasallam

Posting Komentar

© Meraih Ilmu Syar'i. All rights reserved. Premium By Raushan Design