0 Comment
20 tahun yang lalu sebelum revolusi meluluh lantakan seluruh sendi kehidupan rakyat Suriah, Syaikh Muqbil al-Wādi'i memperingatkan dlm nasehatnya:

"Tekunlah dalam majelis ilmu. Kita (muslim) tidak mengenal revolusi dan kudeta. Kita bertindak berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, walaupun Hafez al-Assad (ayah Bashār al-Assad) adalah seorang Nusyairah yg lebih sesat dibanding yahudi dan nasrani, tapi kita tidak ingin melihat revolusi terjadi di Suriah, karena hasilnya adalah musnah dan kehancuran total kaum muslimin"

Sayangnya ideologi khawarij yg ditanamkan tokoh2 pergerakan semodel ikhwanul muslimin sejak lama akhirnya terbukti lebih kuat mempengaruhi rakyat awam untuk mluapkan kekecewaannya thd penguasa dan mendorong terjadinya sebuah revolusi. Terinspirasi keberhasilan sesaat makar di Tunisia, Mesir dan Libya, para pemuda melampiaskan protes dgn mencorat-coret dinding di kota Darra pada Februari 2011. Kala itu dinding-dinding kota Darra dipenuhi slogan-slogan nyinyir semisal “Ejak el door, (ya doctor)” atau “Saatnya giliran anda, Doctor (Bashār Assad)”.

Assad yg mulai kehilangan rasa humor dan panik mepertahankan kekuasaannya, merespon aksi tersebut dengan menangkapi dan menyiksa pelaku aksi grafitti itu di penjara. Rakyat yg marah merespon dgn aksi demonstrasi yg puncaknya adalah #aksiDamai 153 ...15

Maret 2011. Aksi yg awalnya mnuntut reformasi demokrasi sebagai protes atas sikap represif penguasa dijawab oleh Bashār Assad dengan brutal, yang kemudian menandai perlawanan massal rakyat di seluruh negeri. Hasilnya? persis seperti yg diperingatkan oleh Syaikh Muqbil, yaitu kehancuran total kaum muslimin itu sendiri.

6 tahun setelah peristiwa itu, Mouawiya Syasneh, (salah seorang pelaku aksi corat-coret di Darra yg kala itu baru berumur 14 tahun), hanya bisa termanggu menyesali perbuatannya itu. Dalam sebuah wawancara dengan harian The Telegraph, ketika ia ditanya apakah ia akan mngulangi perbuatannya lagi jika ia mendapat kesempatan yg sama, Syasneh menjawab:

"Jika saya tahu apa yang saya ketahui saat ini, saya rasa saya tidak akan melakukannya lagi. Saya tdk pernah menyangka akan separah ini. Saya tidak pernah berfikir ayah saya dan ribuan ayah-ayah lainnya ikut terbunuh. Saya menyesal begitu banyak rakyat sipil harus mati (sebagai konsekuensinya)"

Demikianlah perjalanan singkat 6 tahun konflik di Suriah, konflik yg telah merenggut nyawa 500 ribu manusia dan membuat ribuan lainnya cacat atau terluka, konflik yg meratakan semua kota di Suriah dan menjadi penyebab seperempat dari 21 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal dan mengungsi... Memicu tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah.

Semoga setiap kita bisa mengambil pelajaran dari tragedi itu, Karena Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Tidaklah seorang beriman tersengat racun dari lubang (binatang berbisa) yang sama sebanyak dua kali.”

[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

____________________

✍️ Katon Kurniawan

Posting Komentar Blogger

 
Top