0 Comment
Saya sedikit membahasnya disini :

PKB yang kembali dibahas.

"Persatuan Kebon Binatang."

Sudah menjadi sunnatullaah bahwa al-haq (kebenaran) pasti akan dimusuhi dan ditentang oleh pengikut hawa nafsu dari kalangan orang-orang munafiq dan orang kafir, baik dari golongan jin maupun manusia. Mereka pun bersatu padu untuk menghalangi kebenaran itu dengan tipu muslihat untuk menipu kaum muslimin dengan kesamaran... sehingga musuh-musuh Allah سبحانه و تعالىٰ memberikan gambaran dusta dengan (memutarbalikkan fakta) bahwa al-haq adalah sebuah kebathilan dan menganggap kebathilan sebagai sebuah kebenaran sebagaimana bisa kita lihat dalam kehidupan realita sehari-hari tatkala al-haq (kebenaran) disamarkan dengan kebathilan sehingga membuat orang awam bingung, dengan maksud untuk memadamkan cahaya (agama) Allah (Al-Islam). Namun yakini dan tanamkan dalam hati bahwa Allah سبحانه و تعالىٰ akan memenangkan orang-orang yang beriman di atas orang munafiq dan orang-orang kafir.

Allah عز وجل berfirman :
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai."
(QS. At-Taubah [9] : 32)

Sekian contoh al-haq yang disamarkan dengan kebathilan, seperti :

[1]. Kewajiban memelihara jenggot bagi laki-laki. Disamarkan oleh pengikut hawa nafsu sebagai -maaf- kambing, ciri-ciri teroris dst... sehingga orang awam pun antipati terhadap sunnah (baca : ajaran) Rasulullah ﷺ ini.

Sementara Rasulullah ﷺ bersabda,
"Panjangkanlah jenggot, cukurlah kumis, dan warnailah uban kalian, serta janganlah kalian menyerupai orang Yahudi dan Nashrani."
(Shahiih, HR. Ahmad, no. 8318, Shahiihul Jami', no. 1067)

Dari 'Abdullah bin 'Umar رضي الله تعالىٰ عنهما, ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 5892, 5893 dan Muslim, no. 259 [52])

[2]. Kewajiban memakai celana atau sarung di atas mata kaki bagi laki-laki. Disamarkan oleh pengikut hawa nafsu sebagai -maaf- kebanjiran, ciri-ciri teroris dst... sehingga orang awam pun antipati terhadap sunnah (baca : ajaran) Rasulullah ﷺ ini.

Sementara Rasulullah ﷺ bersabda,
"Kain yang ada di bawah mata kaki dari sarung (pakaian) maka tempatnya di Neraka."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, no. 5787)

Dalam riwayat lain disebutkan,
"Sarung (kain) seorang mukmin itu dari pertengahan betis ke bawah hingga di atas mata kaki. Dan apa-apa (pakaian) yang berada di bawah mata kaki maka tempatnya di Neraka."
(Shahiih, HR. Ahmad, no. 10177, dan an-Nasaa-i, no. 5330)

[3]. Kewajiban berhijab secara sempurna bagi para wanita dengan jilbab yang besar menutupi aurat, termasuk menggunakan cadar. Disamarkan oleh pengikut hawa nafsu sebagai -maaf- ninja, ciri-ciri teroris dst... sehingga orang awam pun antipati terhadap kewajiban ini.

Sementara Allah ﷻ berfirman :
"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan jangan menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya."
(QS. An-Nuur [24] : 31)

Allah عز وجل berfirman :
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin;
'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'
Yang demikian itu biar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allaah Mahapengampun lagi Mahapenyayang."
(QS. Al-Ahzaab [33] : 59)

[4]. Bersatu di atas al-haq (kebenaran). Disamarkan oleh pengikut hawa nafsu sebagai -maaf- orang yang tidak menginginkan persatuan dst... sehingga orang awam pun antipati terhadap persatuan yang hakiki.

Sementara Allah عز وجل berfirman :
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara."
(QS. Ali 'Imraan [3] : 103)

'Abdullah bin Mas'ud رضي الله تعالىٰ عنه berkata,
"Rasulullah ﷺ membuat garis dengan tangannya kemudian bersabda,
'Ini jalan Allah سبحانه و تعالىٰ yang lurus.'
Lalu beliau ﷺ membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian beliau ﷺ bersabda,
'Ini adalah jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat syaithan yang menyeru kepadanya.'
Selanjutnya beliau ﷺ membaca firman Allah عز وجل :
"Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan memcerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.'"
(QS. Al-An'aam [6] : 153)
[Shahiih, HR. Ahmad, I/435, 465, ad-Darimi, I/67 - 68, no. 202, al-Hakim, II/318, al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, no. 97, As-Sunnah libni Abi 'Ashim, no. 17, Ath-Thayaalisi, no. 244, ath-Thabari dalam Tafsiir-nya, VIII/88, Tafsiir An-Nasaa-i, V/94, no. 194, 8364, VI/343, no. 11174, dan Ibnu Hibbaan, I/180 - 181, no. 6 - 7]

Ya, mereka menganggap bahwa berkumpul itu adalah bersatu, meskipun mereka saling mengingkari satu dengan yang lainnya, padahal tidak. Sebab tidak setiap yang berkumpul itu bersatu, namun sudah barang tentu bersatu pasti berkumpul meskipun tidak bersama, namun mereka berkumpul dan bersatu di atas al-haq (kebenaran).

'Abdullah bin Mas'ud رضي الله تعالىٰ عنه berkata,
"Sesungguhnya mayoritas manusia menyelisihi al-Jama'ah (persatuan), dan persatuan (al-Jama'ah) itu adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau seorang diri."
(Al-Baa'its 'alaa Inkaaril Bida' wal Hawaadits, hal. 91 - 92, dan Syarah Ushuul I'tiqaad Ahlus Sunnah wal Jama'ah, no. 160)

Inilah hakikat persatuan, persatuan yang hakiki di bangun atas dasar 'aqidah dan manhaj yang benar, bukan membenar-benarkan 'aqidah yang bathil dengan dalih persatuan. Dan baru-baru ini istilah PKB kembali diangkat untuk memojokkan da'wah Salafiyyah, Ahlus Sunnah yang al-Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالىٰ bawa.

Padahal kalau kita ingin menyikapi persoalan secara jujur dan adil (benar), itu mudah cukup dilihat kajian secara utuh (baca : lengkap) sebab saat itu beliau حفظه الله تعالىٰ sama sekali tidak membahas permasalahan demo 411, dimana sebagian kaum muslimin menuntut keadilan terkait penghinaan terhadap al-Qur-an. Akan tetapi beliau حفظه الله تعالىٰ membahas permasalahan tentang Karakteristik Manhaj Salaf pada bab ke-6 hal. 231 yaitu Bersatu di Atas Kebenaran.

Namun video kajian beliau ini dipotong sedemikian rupa oleh orang yang tidak bertanggungjawab (jika saya tidak salah ingat, ada yang menyebut nama Mince Bunda Hanifah Ningsih Tanjung sebagai orang pertama yang memotong kajian beliau dan mengunduhnya di laman sosial media Youtube dan Facebook dengan framing judul yang sangat provokatif) yang seolah-olah itu ditujukan kepada kaum muslimin yang menuntut keadilan pada 411 terkait penghinaan terhadap al-Qur-an, padahal tidak, sekali-kali tidak.

Jadi, sama sekali beliau حفظه الله تعالىٰ tidak membahas demo, apalagi sampai mengkait-kaitkan permasalahan itu pada aksi 411. Namun beliau حفظه الله تعالىٰ membahas pentingnya persatuan hakiki yang dibangun atas dasar kebenaran dari kitab beliau, Mulia Dengan Manhaj Salaf.

Wallaahi, orang yang berbuat demikian zhalim kepada al-Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas حفظه الله تعالىٰ akan menemui beliau di hari Kiamat jika tidak meminta maaf di dunia, termasuk orang-orang yang bangkrut karena telah membuat dosa jariyah dengan menuduh beliau, wallaahi, wallaahi sekali lagi wallaahi.

Allah سبحانه و تعالىٰ berfirman :
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
(QS. Yaasiin [36] : 12)

Dari Abu Hurairah رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun."
(Shahiih, HR. Muslim, no. 6980, dan Ahmad, no. 9398)

Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barangsiapa pernah melakukan suatu kezhaliman terhadap saudaranya berkenaan dengan kehormatan atau selainnya, maka hendaklah dia meminta kehalalan (keridhaan atau kerelaan atas perbuatannya itu) darinya di hari ini, sebelum datang hari yang tidak lagi bermanfaat dinar maupun dirham (uang dan harta) pada hari Kiamat, jika ia memiliki amal shalih akan diambil seukuran kezhalimannya dan diberikan kepada orang yang dizhalimi tersebut, dan jika ia (orang yang menzhalimi) tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan keburukan saudaranya itu (yang dizhalimi) lalu dipikulkan kepada orang yang menzhaliminya."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari, II/856, no. 2317, dan V/2394, no. 6169, 6534)

Dari Abu Hurairah رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?"
Para Shahabat menjawab,
"Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan."
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Sesungguhnya ummatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari Kiamat datang dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka (yang teraniaya) hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Maka, dosa dari setiap orang dari mereka (yang teraniaya) diambil dan dibebankan kepada orang tersebut (yang menganiaya), hingga akhirnya ia dicampakkan ke dalam Neraka."
(Shahiih, HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya, no. 6169, dan Muslim dalam Shahiih-nya kitab Al-bir Was-shilah Wal-Adab, bab Tahrimudzzulmi, IV/1997, VIII/18, no. 2581)

Semoga Allah تبارك و‏تعالىٰ memberikan hidayah dan taufiq.

✒ Abu 'Aisyah Aziz Arief_

Posting Komentar Blogger

 
Top