Apakah bencana-bencana yang terjadi,
khususnya di Indonesia, termasuk adzab Allah, karena Indonesia merupakan
negara yang tidak sepenuhnya memberlakukan syari’at agama secara baik
dan benar?
Jawaban:
Musibah-musibah yang terjadi menimpa
umat ini, ada dua bentuk penyebab. Bisa merupakan hukuman atau penebus
dosa. Jika merupakan hukuman, maka itu hukuman atas maksiat.
Jika merupakan penebus dosa, maka sebagai penebus dosa terhadap pelaku
maksiat. Ini menunjukkan, bahwa maksiat menjadi peyebab musibah-musibah
yang menimpa umat.
Oleh karena itu, maka orang yang
berakal, ia berhenti dari (berbuat maksiat). Orang yang berbahagia
adalah orang yang mengambil pelajaran. Dia mengambil pelajaran (musibah) yang menimpa orang lain sebelum menimpa dirinya. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu:
السَّعِيْدُ مَنِ اتَّعَظَ بِغَيْرِهِ , وَالسَقِيِّ مَنِ اتَّعَظَ بِنَفْسِهِ
“Orang yang berbahagia adalah orang yang mengambil pelajaran dengan orang lain. Dan orang yang celaka adalah orang yang mengambil pelajaran dengan dirinya.”
Jadi, musibah-musibah itu diakibatkan dari perbuatan-perbuatan maksiat. Ini disebutkan dalam banyak hadits, di antaranya hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا
ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ وَمَا لَمْ
تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا ظَهَرَ
فِيهِمُ الأَمْرَاضُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلَافِهِمِ
وَمَا مَنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا
وَ مَا لَمْ يُطَفِّفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِجَوْرِ السُّلْطَانِ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَالسِّنِينَ
وَمَا لَمْ
تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ
اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيْدٌ
“Hai orang-orang Muhajirin; lima perkara, jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Allah agar kamu tidak mendapatkannya:
- Tidaklah muncul perbuatan keji (seperti: bakhil, zina, minum khomr, judi, merampok dan lainnya) pada suatu masyarakat, sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang sebelum mereka.
- Orang-orang tidak menahan zakat hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan.
- Tidaklah orang-orang mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan kezholiman pemerintah, kehidupan yang susah, dan paceklik.
- Dan selama pemimpin-pemimpin (negara, masyarakat) tidak menghukumi dengan kitab Allah. Dan memilih-milih sebagian apa yang Allah turunkan, kecuali Allah menjadikan permusuhan yang keras di antara mereka.” [1]
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ
وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ
الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى
تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Jika kamu berjual-beli dengan ‘inah (sejenis riba), kamu memegangi ekor-ekor sapi, kamu puas dengan pertanian, dan kamu meninggalkan jihad, Allah pasti akan menimpakan kehinaan kepada kamu. Dia tidak akan menghilangkan kehinaan itu sehingga kamu kembali menuju agama kamu.”[2]
Ini semua menunjukkan, bahwa kemaksiatan
merupakan sebab di antara sebab-sebab musibah. Maka kewajiban umat yang
menghormati dirinya sendiri dan yang mengambil
pelajaran terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, hendaklah
memperhatikan dirinya dan menjauhi kemaksiatan, baik sebagai individu
atau sebagai bangsa. Karena sesungguhnya, yang menghancurkan
bangsa-bangsa dan membinasakan umat-umat adalah dosa-dosa; dan sebelum
itu dosa-dosa mematikan hati. Kita berlindung kepada Allah dari hal itu.
(Syaikh Salim bin ‘Id al Hilali hafizhahullah)
[1] Hadits ini kami dapati dengan lafazh:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا
ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ
تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا
فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي
أَسْلَافِهِمِ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ
وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ
وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ
إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ
يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا
سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ
مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ
وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ
بَيْنَهُمْ
Hai orang-orang Muhajirin, lima
perkara; jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan
kepada Allah agar kamu tidak mendapatinya:
- Perbuatan keji (seperti: bakhil, zina, minum khomr, judi, merampok dan lainnya) tidaklah dilakukan pada suatu masyarakat dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar wabah penyakit tho’un dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang dahulu yang telah lewat.
- Orang-orang tidak mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan paceklik, kehidupan susah, dan kezholiman pemerintah.
- Orang-orang tidak menahan zakat hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan.
- Orang-orang tidak membatalkan perjanjian Allah dan perjanjian Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh dari selain mereka (orang-orang kafir) menguasai mereka dan merampas sebagian yang ada di tangan mereka.
- Dan selama pemimpin-pemimpin (negara, masyarakat) tidak menghukumi dengan kitab Allah, dan memilih-milih sebagian apa yang Allah turunkan, kecuali Allah menjadikan permusuhan di antara mereka.”
[2] HR Abu Dawud dan lainnya. Dihasankan oleh Syaikh al Albani di dalam Silsilah ash-Shahihah no. 11Sumber: bukhari.or.id
NOmer 1 sampai 5, itu hasil kreasi kaum kafir.
BalasHapusDan hasil kreasinya itu, mau tidak mau diikuti/dijalankan Muslimin
Akibatnya, Allah tidak juga turunkan rahmat besar2an, melainkan secukupnya saja
"Sekiranya seluruh penduduk beriman, niscaya Kami turunkan berkat dari langit dan bumi"
Memang ada perihal eksistensi Kaum Kafir Dzimmi.
Tapi justru berasal dari Kaum Kafir Dzimmi inilah, semua persoalan dibuat.
"(telah nyata diucapkan kebencian dimulut mereka) dan kebencian yang disembunyikan di dada mereka jauh lebih besar"
Kafir Dzimmi memang diberitakan oleh Nabi. Tetapi ini ttg Kaum Kafir Minoritas yang tidak mengganggu. Dimana di NKRI ini saya anggap cuma Hindu Bali saja yang tidak punya kemauan ganggu2 Islam.
Kafir Dzimmi yang mengganggu Islam SECARA DIAM2 (dan terang2an) ialah Kristen, Cina dan Katolik. Maka tingkatan mereka bukan lagi Kafir Dzimmi, melainkan Kafir HARBI
Cina lah yang banyakan membuat barang2 palsu (bahkan beras plastik). Juga mengurangi mutu / takaran
Kristen Protestan dan Katolik lah yang iming2i Muslimin dengan video porno, pengadaan klub2 malam, juga panti2 seksual. Sehingga Muslimin bisa tergoda untuk berbuat, lantaran DIDEKATKAN dengan benda2 itu
"Janganlah MENDEKATI zina"
Maka agar rahmat Allah bisa didapat secara besar2an, caranya dengan melarang hadirnya Kafir Dzimmi cina, kristen, katolik di bumi NKRI. Kafir Hindu tidak apa2
Sebabnya, Kafir golongan Cina / Kristen / Katolik, itu walaupun Dzimmi, tetapi di dada mereka tersimpan kebencian yang besarrrrrr terhadap Islam. Sedangkan Dzimmi Hindu tidak