sambungan dari
3. Hukum Taawudz dan Basmalah
Secara etimologi ta’awudz berasal dari
kata “عاذ – يعوذ ” yang berarti “ minta perlindungan “, sedangkan yang
dimaksud ta’awudz di sini adalah bacaan “ أعوذ بالله من الشيطان الرجيم”
yang dibaca ketika beribadah sholat atau mengaji Al-Quran yang
berarti, “Aku berlindung diri kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk.” Maksudnya adalah memohon keselamatan kepada Dzat yang memiliki pencegahan dengan cara berlindung dari hal-hal yang dibenci.
Cara membaca ta’awudz basmalah dan surat ada 4 macam :
- Qath’ul jami’ (seluruhnya diputuskan). Yaitu Ta’awudz, basmalah dan surat dibaca terpisah-pisah (tidak diwashalkan/tidak disambung). Contoh : A’udzubillaahiminassyaithaanirrajiim (berhenti). Bismillahirrahmaanirrahiim (berhenti). Qulhuwalloohu ahad
- Washluljami‘ (seluruhnya disambung/diwashalkan). Yaitu ta’awudz, basmalah dan surat dibaca bersambung. Contoh : A’udzubillahiminassyaithaanirrajimibismillahirrahmaanirahiimiqulhuwallohu ahad
- Basmalah disambung dengan surat sedangkan ta’awudz diwaqafkan (dihentikan). Contoh: A’udzubillahiminassyaithanirrajiim. (berhenti). Bismillahirrahmaanirrahiimiqulhuwallohu ahad’
- Ta’awudz disambung dengan basmalah (tidak disambung dengan surat). Contoh : A’udzubillahiminassyaithanirrajiimibismillahirrahmaanirrahiim. (berhenti). Qulhuwallohu ahad.
4. Hukum Nun Mati dan Tanwin
Dalam pembacaan Al-Quran kita akan
mendapatkan nun mati atau tanwin yang ada dalam setiap ayat. Nun mati
dan tanwin bertemu dengan huruf-huruf tertentu dibaca menurut tajwid
yang terdapat dalam Al-Quran. Adapun aturan atau hukum pembacaan ini
dituangkan dalam Hukum Nun mati dan Tanwin.
Hukum ini terdiri dari 4 jenis, yaitu:- Idzhar Halqi
- Idgham
- Iqlab
- Ikhfa’ Haqiqi
1. Idzhar Halqi
Menurut
bahasa, Idzhar artinya jelas. Menurut istilah, artinya jika terdapat
“Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan salah satu huruf Idzhar dibaca
jelas. Huruf Idzhar ada 6 yaitu;
- ha (ھ),
- hamzah ( أ ),
- ghoin (غ),
- ‘ain (ع),
- kha (خ), dan
- ha (ح)
Idzhar Halqi merupakan sifat dari huruf
“Nun Sukun” yaitu jelasnya suara “n(nun)” (bukan bunyi suara yang
lain), ketika huruf “Nun Sukun” bertemu dengan 6 huruf : ha ( ھ),
hamzah ( أ ), ghoin (غ), ‘ain (ع), kha (خ), dan ha (ح) yang makhrojnya
di tenggorokan. Karena itu Idzhar disebut Idzhar halqi (jelas, di
tenggorokan ). Durasi pembacaan idzhar halqi adalah satu ketukan saja.
Berikut ini adalah contoh bacaan Idzhar Halqi :
Dua contoh kasus di atas menampilkan
kasus “Nun Sukun” bertemu huruf ghoin (غ) dan simbol “Tanwin”: bertemu
huruf ha (ح) . Cara membaca Idzhar Halqi adalah sebagai berikut:
Penggalan ayat tersebut di atas terdiri
atas 8 huruf. Oleh karena itu, ia harus dibaca dengan delapan ketukan
yang rata dan konstan. Ingatlah, bahwa tiap huruf mempunyai hak ketukan
yang sama, dan prinsip ketukan adalah rata dan konstan. Bacaan Idzhar
Halqi terjadi pada ketukan ke-4, dimana ‘Nun Sukun’ bertemu huruf
‘ghoin (غ)’. Huruf ‘Nun Sukun’ pada ketukan ke-4 dibaca dengan bunyi
‘n’ yang jelas. Ia mempunyai hak 1 ketukan saja.
Huruf ‘Nun Sukun‘ pembacaan bunyi
konsonannya akan maju ke ketukan sebelumnya, namun hak ketukan tetap
diberikan kepadanya. Hal itu terjadi agar tidak ada pemanjangan suara
sebelum huruf mati. Karena bila ada mad (suara dipanjangkan) menuju
huruf mati, pembacaan seperti itu adalah salah.
Panduan praktek membaca Idzhar Halqi adalah sebagai berikut :
Pada ketukan ke-3, kita akan mengucapkan
“yun”. Tahan lidah pada posisi huruf “n” hingga ketukan ke-4 selesai.
Lepaskan lidah dari posisi huruf “n” sebelum jatuh pada ketukan ke-5,
saat kita harus mengucapkan “ghi”. Bunyi “n” pada ketukan ke-3 atau ke-4
tidak boleh dipantulkan. Jadi, apabila contoh tersebut di atas dibaca
keseluruhannya, akan berbunyi “fa-sa-yun- -ghi-dlu- -na”. Spasi kosong
di ketukan ke-4 adalah untuk hak ketukan Idzar Halqi, dan spasi kosong
pada ketukan ke-7 adalah untuk hak ketukan Mad Thobi’i. Contoh lainnya;
Pada ketukan ke-3, kita akan mengucapkan
“dlon”. Tahan lidah pada posisi huruf “n” hingga ketukan ke-4 selesai.
Lepaskan lidah dari posisi huruf “n” sebelum jatuh pada ketukan ke-5,
saat kita harus mengucapkan “ha”. Bunyi “n” pada ketukan ke-3 atau ke-4
tidak boleh dipantulkan. Jadi, apabila contoh tersebut di atas dibaca
keseluruhannya, akan berbunyi “qor- -dlon- -ha-sa-na- -”. Spasi
kosong di ketukan ke-2 adalah untuk hak ketukan ‘ro sukun’ yang
konsonannya bergeser kepada qor, spasi kosong pada ketukan ke-4 adalah
untuk hak ketukan Idzhar Halqi dan spasi kosong pada ketukan ke-8 adalah
untuk hak ketukan Mad ‘Iwadl.
2. Idgham
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Hukum bacaan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
- Idgham Bi Ghunnah atau Idgham Ma’al Ghunnah
- Idgham Bi La Ghunnah
Penjelasan:
Idgham Bi Ghunnah/Idgham Ma’al Ghunnah
Menurut bahasa, Idgham artinya
meleburkan/memasukkan, ghunnah artinya mendengung. Menurut istilah,
artinya jika “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan salah satu huruf
“Idgham Bi Ghunnah ” maka huruf “Nun mati atau Tanwin” dileburkan,
dimasukkan ke dalam huruf “Idgham Bi Ghunnah” dengan dengung.
Huruf Idgham Bi Ghunnah ada 4 yaitu;- mim (م),
- nun (ن)
- wawu (و), dan
- ya’ (ي).
Pengecualian:
Jika “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan keenam huruf Idgham tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti surat dibawah ini, maka huruf “Nun mati atau Tanwin” tidak dileburkan, dibaca dengan jelas;
Jika “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan keenam huruf Idgham tersebut tetapi ditemukan dalam satu kata, seperti surat dibawah ini, maka huruf “Nun mati atau Tanwin” tidak dileburkan, dibaca dengan jelas;
بُنْيَانٌ …….dibaca Bun-ya, QS. 61:4
اَدُّنْيَا……….dibaca Dun-ya QS. 6. 29
قِنْوَانٌ …… dibaca Qin-waanun QS. 6.99
صِنْوَانٌ ……..dibaca Shin-waanun QS. 13:4
اَدُّنْيَا……….dibaca Dun-ya QS. 6. 29
قِنْوَانٌ …… dibaca Qin-waanun QS. 6.99
صِنْوَانٌ ……..dibaca Shin-waanun QS. 13:4
Idghom Bi Ghunnah merupakan sifat huruf
“Nun Sukun”, yaitu leburnya (hilang) suara “n(nun)” ketika bertemu
dengan huruf : mim (م), nun (ن) ( wawu (و), dan ya’ (ي). Efek dari
hilangnya bunyi “n” adalah ditahannya suara huruf mim (م), nun (ن),
wawu dan ya’ (ي) selama 4 ketukan. Jadi, huruf mim(م), nun (ن) (wawu (و)
dan ya’ (ي) menjadi berdengung selama 4 ketukan. Durasi pembacaan
Idghom Bi Ghunnah adalah 2 mad atau 4 ketukan, yaitu dengung pada huruf
mim (م), nun (ن) ( wawu (و), dan ya’ (ي).
Berikut ini adalah contoh bacaan Idghom Bighunnah :
Cara membaca Idghom Bighunnah adalah sebagai berikut:
Pada ketukan ke-1 kita akan mengucapkan
‘ay’. Pertahankan lidah pada posisi bunyi ‘y’ hingga ketukan ke-5. Bunyi
‘y’ akan lepas bersamaan dengan bunyi ‘yadl’ pada ketukan ke-5. Bunyi
‘y’ dari ketukan ke-1 hingga ketukan ke-5 tidak boleh terputus. Itulah
yang disebut dengan bunyi Idghom Bi Ghunnah. Dengung terjadi pada bunyi
‘y’ dengan durasi 4 ketukan.

Pada
ketukan ke-3 kita akan mengucapkan ‘rum’. Pertahankan bibir pada posisi
bunyi ‘m’ hingga ketukan ke-7. Bunyi ‘m’ akan lepas bersamaan dengan
bunyi ‘mar’ pada ketukan ke-7. Bunyi ‘m’ dari ketukan ke-3 hingga
ketukan ke-7 tidak boleh terputus. Itulah yang disebut dengan bunyi
Idghom Bi Ghunnah. Dengung terjadi pada bunyi ‘m’ dengan durasi 4
ketukan.
Idgham Bi La Ghunnah
Menurut bahasa, Idgham artinya meleburkan/memasukkan dan Bi La Ghunnah artinya tanpa mendengung. Menurut istilah, artinya jika “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan salah satu huruf “Idgham Bi La Ghunnah” maka huruf “Nun mati atau Tanwin” dileburkan/dimasukkan ke dalam huruf ” Idgham Bi La Ghunnah” tanpa ada dengung. Huruf Idgham Bilaghunnah ada 2 yaitu : ro’ (ر) dan lam (ل).
Menurut bahasa, Idgham artinya meleburkan/memasukkan dan Bi La Ghunnah artinya tanpa mendengung. Menurut istilah, artinya jika “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan salah satu huruf “Idgham Bi La Ghunnah” maka huruf “Nun mati atau Tanwin” dileburkan/dimasukkan ke dalam huruf ” Idgham Bi La Ghunnah” tanpa ada dengung. Huruf Idgham Bilaghunnah ada 2 yaitu : ro’ (ر) dan lam (ل).
Idghom Bila Ghunnah merupakan sifat huruf
“Nun Sukun”, yaitu hilang/leburnya suara “n” ketika bertemu dengan
huruf lam dan ro’. Efek dari hilangnya bunyi “n” adalah huruf lam dan
ro’ menjadi bertasydid dan pembacaannya ditahan 2 ketukan. Durasi Idghom
Bila Ghunnah adalah 2 ketukan yaitu pada huruf lam dan ro’. Berikut ini
adalah contoh baca Idghom Bila Ghunnah :
Cara Membaca Idghom Bila Ghunnah:
Pada ketukan ke-1 kita mengucapkan ‘mil’. Pertahankan posisi lidah
pada bunyi ‘l’ hingga ketukan ke-3 saat kita mengucapkan ‘la’. Bunyi ‘l’
dari ketukan ke-2 hingga ketukan ke-3 tidak boleh terputus. Bunyi ‘l’
ditahan 2 ketukan. Itulah yang disebut dengan bacaan Idghom Bila
Ghunnah. Bunyi ‘n’ pada kata ‘min’ menghilang. Oleh karena itu, ketika
mengucapkan ‘mi’ langsung disambungkan dengan bunyi ‘l’ sehingga menjadi
bunyi ‘mil’.
Pada ketukan ke-6 kita mengucapkan ‘tir’. Pertahankan posisi lidah pada bunyi ‘r’ hingga ketukan ke-8 saat anda mengucapkan ‘ro’. Bunyi ‘r’ dari ketukan ke-7 hingga ketukan ke-8 tidak boleh terputus. Bunyi ‘r’ ditahan 2 ketukan. Itulah yang disebut dengan bacaan Idghom Bila Ghunnah. Bunyi ‘n’ pada kata ‘tin’ menghilang. Karena itu, ketika mengucapkan ‘ti’ langsung disambungkan dengan bunyi ‘r’ sehingga menjadi bunyi ‘tir’.

Pada ketukan ke-6 kita mengucapkan ‘tir’. Pertahankan posisi lidah pada bunyi ‘r’ hingga ketukan ke-8 saat anda mengucapkan ‘ro’. Bunyi ‘r’ dari ketukan ke-7 hingga ketukan ke-8 tidak boleh terputus. Bunyi ‘r’ ditahan 2 ketukan. Itulah yang disebut dengan bacaan Idghom Bila Ghunnah. Bunyi ‘n’ pada kata ‘tin’ menghilang. Karena itu, ketika mengucapkan ‘ti’ langsung disambungkan dengan bunyi ‘r’ sehingga menjadi bunyi ‘tir’.
3. Iqlab
Menurut bahasa, Iqlab artinya membalikkan/menukar. Menurut istilah, artinya jika terdapat huruf “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan huruf “Iqlab”, dibaca dengan menukar bunyi “Nun mati atau Tanwin” menjadi huruf mim (م) dan selanjutnya di ikhfa’kan (disembunyikan) dan ditukar menjadi huruf ba’ (ب). Huruf iqlab ada satu, yaitu; ba’ (ب). Iqlab merupakan sifat dari huruf “Nun Sukun”, yaitu membaliknya suara “n” menjadi “m”, ketika huruf “Nun Sukun” bertemu dengan huruf ba’ (ب). Durasi pengucapan iqlab adalah 2 mad atau 4 ketukan. Berikut ini adalah contoh bacaan Iqlab:
Pada ketukan ke-2 kita mengucapkan ‘yum’.
Pertahankan bibir kita pada posisi pengucapan “m” hingga ketukan ke-6.
Bersamaan dengan pengucapan ‘ba’ pada ketukan ke-6, bunyi ‘m’ pun
menghilang. Bunyi ‘m’ dari ketukan ke-2 hingga menjelang ketukan ke-6
tidak boleh terputus. Jadi suaranya berdengung pada bunyi ‘m’. Itulah
yang disebut dengan suara Iqlab. Suara ‘n’ berbalik menjadi suara ‘m’ dengan didengungkan selama 4 ketukan.
Pada ketukan ke-11 terdapat kasus Ghunnah. Cara membacanya sudah
dimulai sejak ketukan ke-7. Pada ketukan ke-7, kita mengucapkan ‘dzan’.
Pertahankan lidah pada posisi bunyi ‘n’ hingga ketukan ke-11 saat
mengucapkan ‘na’. Bunyi ‘n’ dari ketukan ke-7 hingga ketukan ke-11 tidak
boleh terputus. Jadi suaranya berdengung pada bunyi ‘n’. Itulah yang
disebut dengan suara Ghunnah. Suara ‘n’ berdengung dengan durasi 4
ketukan.
Pada ketukan ke-3 kita mengucapkan ‘dam’.
Pertahankan bibir pada posisi pengucapan “m” hingga ketukan ke-7.
Bersamaan dengan pengucapan ‘ba’ pada ketukan ke-7, bunyi ‘m’ pun
menghilang. Bunyi ‘m’ dari ketukan ke-3 hingga menjelang ketukan ke-7
tidak boleh terputus. Jadi suaranya berdengung pada bunyi ‘m’. Itulah
yang disebut dengan suara Iqlab. Suara ‘n’ berbalik menjadi suara ‘m’ dengan didengungkan selama 4 ketukan. Membaca Iqlab tanpa didengungkan (hanya mengubah bunyi n menjadi m) adalah salah.
4. Ikhfa’ Haqiqi
Menurut bahasa, Ikhfa’ artinya disembunyikan/disamarkan. Menurut istilah, artinya jika terdapat “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan salah satu huruf “Ikhfa’ Haqiqi” maka huruf “Nun mati atau Tanwin” dibaca diantara Idzhar dan Idgham. Huruf ikhfa’ ada 15, yaitu;
Menurut bahasa, Ikhfa’ artinya disembunyikan/disamarkan. Menurut istilah, artinya jika terdapat “Nun mati atau Tanwin” bertemu dengan salah satu huruf “Ikhfa’ Haqiqi” maka huruf “Nun mati atau Tanwin” dibaca diantara Idzhar dan Idgham. Huruf ikhfa’ ada 15, yaitu;
- ta'(ت),
- tha’ (ث),
- jim (ج),
- dal (د),
- dzal (ذ),
- zai (ز),
- sin (س),
- syin (ش),
- sod (ص),
- dhod (ض),
- tho (ط),
- zho (ظ),
- fa’ ( ف),
- qof (ق )
- kaf (ك)
Ikhfa’ Haqiqi merupakan sifat huruf “Nun
Sukun” yaitu samarnya suara “n” ketika huruf “Nun Sukun” bertemu dengan
huruf-huruf : ta'(ت), tha’ (ث), jim (ج), dal (د ), dzal (ذ), zai (ز),
sin (س), syin (ش), sod(ص), dhod(ض ), tho ( ط), zho (ظ), fa’ (ف), qof
(ق), dan kaf (ك). Gambaran samarnya bunyi “n” adalah bunyi “n” menjadi
bercampur huruf ikhfa’. Misalnya: huruf “Nun Sukun” bertemu dengan
huruf ta'(ت), maka suara “n” menjadi samar, sebagian bunyi “n” dan
sebagian bunyi “t”. Kira-kira pertengahan bunyi “nt”. Kecuali huruf
“Nun Sukun” bertemu huruf kaf (ك) dan qof (ق), suara dengungnya
menjadi “ng”. Durasi pembacaan Ikhfa’ Haqiqi adalah 2 mad atau 4 ketukan
pada dengungnya suara “n”.
Cara membaca Ikhfa’ Haqiqi :
Pada ketukan ke-1 kita akan mengucapkan
‘ink’ atau ‘ing’. Pertahankan bunyi ‘ing’ hingga ketukan ke-5. Bunyi
‘ng’ akan hilang bersamaan dengan jatuhnya bunyi ‘kunt’ pada ketukan
ke-5. Bunyi ‘ng’ dari ketukan ke-1 hingga menjelang ketukan ke-5 tidak
boleh terputus. Itulah yang disebut bunyi Ikhfa’ Haqiqi. Dengung terjadi pada bunyi ‘ng’ dengan durasi 4 ketukan.
Pada ketukan ke-5 kita akan mengucapkan
‘kunt’. Pertahankan bunyi ‘nt’ hingga ketukan ke-9. Bunyi ‘nt’ akan
hilang bersamaan dengan jatuhnya bunyi ‘tum’ pada ketukan ke-9. Bunyi
‘nt’ dari ketukan ke-5 hingga menjelang ketukan ke-9 tidak boleh
terputus. Itulah yang disebut bunyi Ikhfa’ Haqiqi. Dengung terjadi pada bunyi ‘nt’ dengan durasi 4 ketukan.
Pada ketukan ke-7 kita akan mengucapkan
‘ronj’. Pertahankan bunyi ‘nj’ hingga ketukan ke-11. Bunyi ‘nj’ akan
hilang bersamaan dengan jatuhnya bunyi ‘ja’ pada ketukan ke-11. Bunyi
‘nj’ dari ketukan ke-7 hingga menjelang ketukan ke-11 tidak boleh
terputus. Itulah yang disebut bunyi Ikhfa’ Haqiqi. Dengung terjadi pada bunyi ‘nj’ dengan durasi 4 ketukan.
halaman berikutnya..
halaman berikutnya..