4 Comment
Asma nadia,ya..itulah nama yang sedang menjadi pembicaraan hangat akhir akhir ini..terlebih,sosok novelis ini banyak mendapat penghargaan atas karya tulisnya dan beberapa diantaranya sudah di film-kan.film religi yang banyak menyedot penonton dari kaum muslimin,terutama kaum wanita-nya..

tetapi bagaimanakah sikapnya terhadap hukum Allah yang telah diturunkan kepada ummat islam,yaitu poligami..?

mari kita simak akidah sang novelis wanita ini sebagai berikut..

tulisan ini diambil dari blognya asma nadia,dan dengan konyolnya dia menulis disana "poligami bisa menghancurkan sekaligus menyelamatkan hidup seseorang",walaupun tulisannya adalah resensi dari novel yang bersangkutan,tetapi sudah menggambarkan akidah si novelis..

Poligami. Mendengar istilahnya saja sudah membuat alis bertaut dan saat ini sepertinya kasus poligami menjadi polemik tak berujung di negeri ini. Apalagi lagi saat sosok public figure yang semula begitu dicintai dan di hormati, melakukanya juga ... arghh.


Membaca novel berjudul Istana Kedua karya Asma Nadia ini juga memunculkan polemik yang sama dalam mindset-ku. Tapi sepertinya, kisah yang terjadi di kisah novelnya Teh Asma ini cukup menyedot pikiranku.
Terlebih, saat penyebutan lokasi setting ceritanya, itu tempat aku tinggal beberapa waktu lalu ...di Bogor! Kalau pernah ke Bogor, pasti tahu banget yang namanya IPB dan Baranangsiang. Dan tempat ketemuan waktu Arini reuni dengan temen-temen kost-nya aku curigai tempatnya adalah Botani Square atau Bogor Trade Mall alias BTM yang memang ada tempat makan atau Pujasera di teras mal bagian atas. Jadi, bisa makan sambil memandang cakrawala.

Kisah poligami selalu menarik untuk disimak meskipun sudah berulang-ulang dibahas baik di bisik-bisik dengan tetangga, forum, film, koran, majalah, cerpen, novel, tv, radio, internet, dan tak bosan-bosannya untuk dibahas dan dibahas lagi. Ibarat cinta dan benci, seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dan terus menjadi sumber inspirasi.

Perkawinan, perselingkuhan, poligami, saat ini sudah seperti 3 sisi segitiga yang manyatu, sudah sesuatu yang dianggap biasa. Tapi, benarkah harus seperti itu?

Novel berjudul Istana Kedua karya novelis laris Asma Nadia ini, menghadirkan lagi kisah poligami yang dilihat dari 'kaca matanya' yang mungkin tidak semua orang bisa memandang dengan sudut yang sama. Asma bertutur dengan lembut khas tulisannya, namun terasa sangat tajam dan menusuk. Ada bagian-bagian dimana sebuah pemberontakan yang nyata dalam tulisannya.

Apakah perempuan ditakdirkan untuk disakiti? Dan laki-laki bisa melenggang saat melakukan perselingkuhan dan poligami?

Asma menghadirkan 3 tokoh utama: Arini, penulis yang cukup sukses, lulusan IPB dan seorang
istri yang cantik lembut dan sabar, tipikal ibu rumah tangga sejati. Andika Prasetya, suami baik-baik, dosen dan tipikal suami dan bapak yang baik. Mei Rose, wanita keturunan tionghoa yang kurang beruntung dalam cinta dan keluarga, namun cukup beruntung dalam karir, tidak terlalu cantik dan ingin mengakhiri penderitaan hidupnya dengan bunuh diri.

Lantas apa hubungan ketiganya? Kisah bergulir dengan perlahan, Saat-saat bahagia Arini yang menikah dengan Pras dan kehidupan bak dongeng. Keluarga yang di karuniai 3 orang anak membuat kebahagiaan bertambah lengkap. Lalu apa yang salah? Tidak ada satu kesalahanpun sampai suatu ketika Pras menolong seorang wanita yang mengalami kecelakaan. Wanita keturunan tersebut mengenakan baju pengantin dan dalam keadaan hamil besar, dia adalah Mei Rose.

Kejadian-demi kejadian seperti tersusun bak puzzle yang tak bisa dihindari dan diubah susunannya. Mei Rose masuk dalam kehidupan perkawinan Pras dan Arini. Semua berbalik. Kebahagiaan menjadi penderitaan. Kecintaan menjadi Kebencian dan kesempurnaan menjadi kehancuran.

Apa yang kemudian terjadi dalam hidup Arini, Pras dan Mei Rose selanjutnya? Asma tidak memberikan doktrin tentang poligami maupun secara frontal menentang poligami. Namun ada kejadian logis yang sepertinya ingin disampaikan, bahwa poligami adalah sesuatu yang absurd. Tak mudah dijabarkan kemudian mengkotakkannya menjadi sesuatu dalam kelompok hitam atau putih.

"Ketika dia tak tahu bagaimana harus memilih, hidup memilihkan jalannya sendiri" (hal.190)

Jika penasaran seperti apa poligami dalam kacamata Asma Nadia dan bagaimana poligami bisa menghancurkan sekaligus menyelamatkan hidup seseorang, Novel ini sangat layak untuk jadi pertimbangan bacaan. Selain tidak ada bahasa bertele-tele dan kesan menggurui maupun mendoktrin tentang sesuatu.

_____________________________________

tambahan dari akh adi supriyadi yang dimuat di situs bersama islam .com

Kata-Kata indah ini keluar dari bibirnya "Asma Nadia" melalui akun twitternya, sebuah kata-kata indah yang sesat menyesatkan.

"JIka cinta membuat seorang perempuan setia pada satu laki-laki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?"

Kata-kata indah ini bahasa halus dari Penolakan Terhadap Poligami yang dalam Al Qur'an dihalalkan Allah SWT, seperti halnya kaum liberalis sekuler bahasa menjebak itu sungguh indah tapi menyesatkan. Mau contoh:

"Sebelum kau menjilbabkan kepala, kau harus menjilbabkan hati dulu, agar jilbab tak ternodai dan karena iman itu datang dari hati bukan dari kepala"

Sungguh indah kan kalimatnya, coba tilik sekilas benar nggak? Saya yakin anda menjawab benar, dimana benarnya? Iman itu memang dari hati bukan kepala, dan apabila hati berjilbab maka perilaku akan baik. Itulah logika Kaum SEPILIS (Liberalis Sekuler) laknatullah 'alaih.

Dampak buruknya banyaklah remaja tidak mau menutup aurat hanya karena merasa belum mampu untuk menjilbabkan hatinya. "Ah Aku mah sekarang menjilbabkan hati dulu aja", kekacauan Syariat terjadi, Kekacuan Aqidahpun terjadi.

Coba buka Al Qur'an, ada nggak perintah Allah SWT untuk menjilbabkan hati dulu baru menjilbabkan kepala hingga dada? Jawabananya NGGAK ADA. La wong perintahnya juga menutup kepala hingga dada.

Ini yang saya katakan kesesatan berfikir kaum liberalis sekuler laknatullah 'alaih. Dari kesesatan berfikir menjadi kesesatan Syariah dan Aqidah. Kufur kepada perintah Allah swt.

Lalu, Apa hubungannya dengan Asma Nadia sang Aktivis Dakwah dengan novel dan filmnya? Apakah Asma Nadia seorang Liberalis Sekuler? Saya tidak mengatakan itu.



Mari kita lihat, Ungkapan Asma Nadia 17 Desember 2012 silam adalah bentuk perlawanannya terhadap poligami dimana lelaki yang berpoligami dianggap tak memiliki cinta dan tak memiliki kesetiaan. Seharusnya lelaki yang penuh cinta dan kasih sayang dan setia itu tidak menduakan istrinya dengan poligami. (COBA BACA SEMUA NOVEL ASMA NADIA, hampir yang temanya dengan 2 wanita pasti pesannnya mirip seperti ini).

Lalu, apakah Nabi SAW bukan pria yang penuh cinta dan kasih sayang? Lalu apakah Nabi SAW lelaki yang tidak setia? Toh Nabi punya istri lebih dari satu dengan jalan poligami. Okelah jangan pakai Nabi contohnya, terlalu tinggi. Apakah ulama-ulama salafush shalih yang istrinya lebih dari satu itu tidak penuh cinta dan tidak setia? Apakah Syeikh Abdul Qadir Zailani yang istrinya 4 dengan 44 anaknya adalah lelaki yang tidak setia.

Okelah ulama salaf ketinggian juga kalo jadi contoh. Kita tanyakan yang kontemporer aja. Apakah Aa Gym lelaki yang tidak setia? Apakah Arifin Ilham lelaki yang tidak ada rasa cinta? Lalu apakah ustadz-ustadz di gerakan Islam di Indonesia atau Partai Islam yang istrinya lebih dari satu tidak memiliki cinta dan kesetiaan?

Waw... cinta dan kesetiaan hanya milik wanita khususnya hanya Asma Nadia kalau begitu.

Asma Nadia lupa dengan ungkapan penyair Jerman "Goethe" yang berbunyi "Tak Selamanya Wanita Itu Setia dan Tak Selamanya Lelaki itu Menyeleweng".

Sebagai counselor yang menangani banyak curhat dan permasalahan rumah tangga, justru saya menemukan banyak kasus wanita lebih mudah tergoda untuk berselingkuh ketimbang pria.

Harusnya pertanyaan Asma Nadia yang ini "Kenapa Cinta Tidak Bisa Membuat Lelaki Bertahan Dengan Satu Perempuan?" ditanyakan langsung kepada Nabi SAW biar puas mendapatkan jawabannya. Karena pertanyaan ini bentuk pertanyaan lain sebagai bentuk kekecewaan pada Tuhan yang bunyinya begini:

"Tuhan, Aku kok bisa setia dengan cinta yang ku miliki, tetapi mengapa dia yang memiliki cinta yang sama sepertiku tapi masih ingin mencintai wanita lain? Engkau tidak Adil Tuhan.. tidak adil.. Lebih baik aku tak merindukan Syurga-Mu daripada aku menderita karena cinta, mungkin Neraka-Mu lebih baik asal dia hanya mencintai aku saja"

Astaghfirullah. Naudzubillahimindzalik.

Kesesatan berfikir yang menjerumuskan ummat dalam penyimpangan aqidah. Syetan itu terkadang lebih halus bahkan saking halusnya anda berubah tanpa merasakan perubahan itu.

__________________


silahkan ambil kesimpulan,siapa asma nadia,dan apa akidahnya ..liberal..? Atau bahkan syiah ..??

Antum semua sudah tahu jawabannya 

Posting Komentar Blogger

  1. Semoga cukup bekal anda di hadapan Allah, ketika saya menuntutmu di hadapan-Nya atas fitnah yang anda sampaikan. Terima kasih kelak mensubsidi saya di hadapan Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa hanya kata kata itu saja yang menjadi andalan anda mbak Asma Nadia,apakah anda sudah tidak bisa membantah dengan argumen anda lagi..? :)

      Hapus
  2. Biasa syiah dunggu yg mau dibodoh2i oleh Iran Majusi yg merasa bangsa aria yg ditaklukan oleh bangsa Arab...mimpi kau akan di anggap sama Iran majusi yg sombong...Biasa ber taqiah.Wk.wk terlalu sombong kau nagila..merasa sdh bisa di subsidi

    BalasHapus
  3. Aku dah banyak ketemu alumni PTN favorit, ku dalami ternyata rata2 tdk punya kemampuan apa..cuma dapat bantuan full power dari kelompok syiah yg punya kekuatan dan dana,,serta diberikan jalur utk karir dan dapat sokongan dari media main stream milik cukong2 yg sejak dulu mendukung syiah sebagai proxy dlm menghadapi muslim

    BalasHapus

 
Top