Malaikat adalah makhluk Allah yang juga dibebankan
tugas dan tanggung jawab. Namun –tidak sebagaimana manusia- mereka
diberi kekuatan penuh untuk melaksanakannya. Mereka juga tidak diberikan
hawa nafsu, sehingga tidak ada salah satupun dari mereka yang
menyelisihi perintah Allah. Semuanya melaksanakan tugas masing-masing
dengan benar sesuai perintah Allah.1
Jika kita melihat tugas dan tanggung jawab malaikat
yang bermacam-macam, kita akan menemukan hubungan yang erat antara
mereka dengan kita sebagai manusia2. Hubungan yang menunjukan kedekatan kita dengan mereka. Bahkan bisa dikatakan hampir seluruh3 (atau mungkin seluruh –wallahu ‘alam)
tugas mereka adalah untuk kepentingan manusia. Hal ini selain
menumbuhkan rasa cinta kepada mereka para malaikat, juga menumbuhkan
kesadaran akan Rahmat Allah yang begitu luas kepada kita, dengan
menciptakan makhluk bernama malaikat untuk kepentingan manusia.
Tiga pemimpin malaikat
Dari sekian banyak malaikat, ada tiga yang menjadi pemimpin mereka4.
Yaitu malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu. Malaikat
Israfil yang bertugas meniup sangkakala di hari akhir. Dan malaikat
Mikail yang bertugas menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman. Ketiga
malaikat ini menjadi pemimpin malaikat dikarenakan tugas mereka yang
berkaitan dengan kehidupan. Jibril bertugas menyampaikan wahyu yang
dengannya hati manusia akan hidup. Mikail menumbuhkan tumbuhan dan
menurunkan hujan dengannya bumi akan hidup. Dan Isrofil pun meniup
sangkakala yang dengannya jasad manusia akan kembali hidup di hari
kiamat.
Malaikat penjaga manusia
Di antara malaikat ada yang bertugas setiap waktu menjaga manusia. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah” (Qs.
Ar Ro’du: 11). Mujahid berkata, “tidaklah seorang hamba, kecuali dia
memiliki malaikat yang diperintahkan untuk menjaganya –baik ketika tidur
maupun terjaga- dari gangguan jin, manusia, dan hewan hewan
penggganggu. Jika ada sesuatu yang akan mencelakakannya, malaikat akan
mengatakan kepadanya, “awas hati-hati!”, kecuali sesuatu yang sudah
diizinkan oleh Allah untuk menimpanya”5
Malaikat penjaga gunung
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ketika
Rosulullah hijrah ke Thaif dan mendapatkan perlakuan yang tidak layak
dari penduduk Thaif, beliau didatangi oleh malaikat. Setelah mengucapkan
salam, malaikat tersebut berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah
telah mendengar apa yang telah dikatakan oleh kaummu. Aku adalah
malaikat gunung. Aku telah diutus Tuhanmu untuk mendatangimu, agar
engkau menyuruhku untuk membantu menyelesaikan urusanmu. Maka, apa yang
engkau inginkan aku perbuat kepada mereka? Jika engkau mau, akan
kuhimpit mereka itu dengan dua gunung batu (Abu Hubaisy dan Al-Ahmar).”
Maka beliau bersabda, “Jangan! Aku berharap Allah ta’ala melahirkan
dari mereka generasi yang menyembah Allah ta’ala dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.’”6
Malaikat berkeliling mencari majelis dzikir
Kemudian ada di antara mereka malaikat yang
berkeliling di muka bumi, jika didapatkan ada majlis dzikir maka mereka
akan ikut duduk di majlis dzikir. Rosulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “tidaklah
suatu kaum berkumpul di rumah diantara rumah Allah, di sana mereka
membaca kitabullah dan mempelajarinya, kecuali mereka akan diberikan
ketenangan, diliputi rahmat dan dinaungi oleh malaikat serta Allah akan
menyebutkan mereka dihadapan makhluk (para penghuni langit) yang berada
di dekat Nya”7
Malaikat pencatan amal
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi
(pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat
(pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Qs. Al Infithor: 10-12). Setiap orang akan diiringi oleh dua malaikat.
Sebelah kanan bertugas mencatat amal baik. Sementara sebelah kiri
bertugas mencatat amal buruk.8
Tidaklah seorang berbuat kecuali akan dicatat oleh malaikat, sekecil
apapun itu. Bahkan hingga rintihan orang yang sedang sakit.
Dikisahkan dahulu ketika Imam Ahmad sakit dan
dijenguk oleh saudaranya, dilihatnya Imam Ahmad sedang merintih (karena
sakit). Maka saudaranya mengatakan, “wahai Abu Abdillah tenanglah,
sesungguhnya Thawus berkata, “sesungguhnya Malaikat mencatat sampai
rintihan orang yang sedang sakit, karena Allah berfirman (yang artinya),
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (Qs. Qaf : 18)””, Maka sejak saat itu Imam Ahmad berhenti merintih.9
Malaikat Maut
Malaikat maut –sebagaimana terlihat dari namanya- bertugas mencabut arwah manusia. tentang penamaan malaikat maut Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah:
“Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu,
kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan” (Qs. As Sajadah: 11). Adapun penamaan Izroil tidak ada dasarnya dalam Al Qur’an dan Sunnah.10
Disebutkan dalam sebuah riwayat11,
bahwa malaikat maut memiliki pembantu pembantu yang akan mendatangi
orang yang akan meninggal untuk mencabut nyawanya. Jika manusia yang
akan dicabut nyawanya seorang yang soleh, maka malaikat akan datang
dalam rupa yang bagus, dan nyawa orang tersebut akan dicabut dengan
lembut. Namun sebaliknya, jika manusia yang akan dicabut nyawanya
seorang pendosa, maka malaikat akan mendatanginya dalam rupa yang buruk
dan menyeramkan. Dan arwahnya pun akan dicabut dengan sangat keras tanpa
kasih sayang. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan
tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu
dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan…” (Qs. Al An’am : 93)
Kemudian setelah malaikat maut mencabut arwah dan
mengeluarkannya dari jasad seorang hamba, arwah tersebut akan diserahkan
kepada malaikat rahmat atau malaikat adzab yang menjadi penanggung
jawab selanjutnya.12
Malaikat yang bertugas bertanya di alam kubur
Jika seorang hamba telah memasuki kuburan, dia akan didatangi oleh malaikat. Dalam sebuah hadis disebutkan, “jika
seorang yang sudah mati dikuburkan, dia akan didatangi dua malaikat
berwarna gelap, salah satunya bernama Munkar, dan yang lain bernama
Nakir. Keduanya akan bertanya, ‘apa yang kamu ketahui tentang orang ini
(maksudnya Muhammad)?’ (seorang muslim) menjawab, ‘sebagaimana apa yang
dia katakan, dia adalah hamba Allah dan ro’ul Nya, aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, namun jika orang munafik, dia
berkata, “aku mendengarkan orang-orang mengatakan begini dan begitu maka
akupun ikut mengatakannya, aku tidak tau….”13
Para penjaga neraka dan para penjaga surga
Para penjaga neraka14 –naudzubillah- bernama Zabaniyah15. Pemimpin mereka berjumlah sembilan belas16. Yang paling senior bernama Malik, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Mereka
(penduduk neraka) berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami
saja.” Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” (Az Zukhruf: 77).
Tentang sifat mereka, Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (Qs. At Tahrim: 6)
Adapun para penjaga surga, pemimpin mereka adalah Ridhwan17. Mereka akan menyambut para penghuni surga dengan ucapan salam. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu
sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah
kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (Qs. Az Zumar: 73)
Wallahu ‘alam bis Shawab.***
Catatan kaki
1 Muhammad bin Ibrohim Al Hamd, hal. 268
2 Ibid, hal. 271
3
Ibn Abil Izz menyatakan bahwa seluruh gerakan di alam semesta ini
adalah malaikat yang menggerakan (tentunya atas perintah Allah) lihat
Syarh Tohawiyah (Muassasah Ar Risalah, cet.4 1434 H) hal. 169
4 Muhammad Sholih Utsaimin, Syarhul Akidah Al Washatiyah hal. 45 dan Ibn Abil Izz Hal. 62
5 Lihat tafsir Ibnu Katsir Qs Ar Ro’du : 11.
6 HR. Muslim
7 HR. Muslim No. 2699
8 Lihat perkataan Hasan Al Bashri yang dinukil di Ma’arijul Qobul (2/817)
9 Kisah ini dinukil oleh Syaikh Utsaimin dalam Syarhul Washatiyah hal. 47
10 Muhammad Utsaimin hal. 46
11 Dikeluarkan oleh hakim (1/352-353) dan disohihkan olehnya. Lihat Ma’arijul Qobul (2/813)
12 Ibn Abil Izz hal. 235
13 HR Tirmidzi, dihasankan oleh syaikh Albani (sissilah hadits sohih no. 1931)
14 Hafidz Al Hakami hal. 819
15 Qs. Al Alaq : 18
16 Qs. Al Muddatsir : 30
17
Ibnu Katsir berkata, “dan penjaga syurga adalah malaikat yang dinamakan
Ridhwan, disebutkan dalam beberapa hadits” (lihat Al Bidayah Wan
Nihayah (1/53)—
Written By: Abdullah Hazim
Posting Komentar Blogger Facebook