Ucapan “Innal ‘Aisya, ‘Aisyul Akhirah”, sunnah yang terlupakan

1 min read
Syaikh Ibnul Utsaimin -rahimahullah- mengatakan:
Rasul -shallallahu’alaihi wasallam- dahulu bila melihat suatu perkara dunia yg membuatnya takjub, beliau mengatakan:
لبيك إن العيش عيش الآخرة
/Labbaik, innal ‘aisya ‘aisyul akhirah/
Aku penuhi panggilanmu ya Allah, sungguh kehidupan yg hakiki adalah kehidupan akherat” (HR. Bukhari 2834, Muslim 1805)
Karena bila seseorang melihat suatu perkara dunia yang membuatnya takjub, mungkin saja dia meliriknya, sehingga dia berpaling dari Allah. Oleh karena itu beliau mengatakan: “labbaik” sebagai jawaban panggilan Allah azza wajalla, kemudian beliau memantapkan hatinya dg mengatakan: “Sungguh kehidupan yg hakiki adalah kehidupan akhirat“.
Karena kehidupan yang membuatmu takjub ini adalah kehidupan yang pasti sirna, sedang kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akherat. Oleh karena itu, termasuk diantara sunnah ketika seseorang melihat sesuatu yang menakjubkan di dunia ini adalah mengucapkan: “Labbaik, innal aisya aisyul akhirah” (Syarah Mumti‘, 3/124).
Imam Syafi’i -rahimahullah- mengatakan:
Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- mengucapkannya (yakni ucapan: “Innal ‘Aisya ‘Aisyul Akhirah“) di momen yang paling membahagiakan dan di momen yang paling menyusahkan.
(Nihayatul Mathlab, karya Al Juwaini, 4/237-238).

Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini Lc., MA.
Iam moslem.. Pengagum Rasulullah shalallahu alahi wasallam

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • kita me-ngetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi di tengah-tengah mas…
  • Bukan riwayat hidup beliau yang akan saya tulis dalam kertas ini. Sudah terlalu banyak orang yang menuliskannya dengan indah, bahkan kadang berlebihan. Bukan pula perhitungan …
  • Terkadang perubahan nama, perubahan fisik atau perubahan penampilan membuat sebagian orang terpedaya dan melupakan hakikat sesuatu. Padahal perubahan-perubahan itu bila tidak …
  • Wihdatul mashdar menjadi salah satu ciri Ahlu Sunnah wal Jama’ah dalam penetapan masâil aqidah, Mereka hanya berlandaskan misykâtun nubuwwah, wahyu dari Allâh Ta'âla, tidak mem…
  • Di samping alasan tawassul sebagai-mana telah disinggung pada edisi yang lalu, alasan lainbagi para penyembah kubur adalah mengharapkan pembelaan dan syafaat. Seakan-akan mere…
  • عَنْ حُصَيْن بْنِ عَبْدِ الرَّ حْـمَنٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ قُلْتُ أَنَا ثُـمَّ قُلتُ …

Posting Komentar