0 Comment
Nasehat Berharga dari Orang Tua yang Telah Beruban untuk Keselamatan Anak-anaknya | dari Sahabat di Libya (yang kami kemas dan bingkiskan) untuk Teman-temanku Salafiyyin dalam Rangka Membantah Syubhat-syubhat Luqman Ba’abduh wa Ash-Habuhu tentang YAYASAN
.

Orang tua, tetaplah orang tua. Selalu menyayangi anak-anaknya dan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik yang ia mampu untuk kebaikan dan keselamatan mereka. Entah itu berupa kebaikan dunia, lebih-lebih yang terkait dengan kebaikan akhiratnya. Tidaklah yang ia inginkan untuk anak-anaknya semua kecuali kebaikan dan kebaikan. Setiap butiran peluh keringatnya dan guratan kerut di keningnya, adalah bukti cintanya, untuk si buah hati yang disayanginya. Sunguh-sungguhnya ia dalam menguras fikirannya untuk mendapatkan sebuah keputusan yang terbaik yang bisa dijadikan pegangan untuk anak-anaknya di dalam menjalani kehidupan, ia lakukan siang dan malam, tanpa henti dan tanpa lelah, sebelum kemudian ia sampaikan pada si buah hati, “Inilah yang ayah pandang terbaik untukmu, wahai anakku… lakukanlah yang seperti ini”.
Namun, pengalaman hidup yang telah ia lalui dan menempanya, yang menjadikan beruban rambutnya, keriput dan kendor kulit wajah dan tubuhnya, serta cekung kelopak matanya, membuatnya tidak kemudian teledor, terlena dan berhenti mengawasi sang buah hati dengan keputusan-keputusanya yang dulu  telah diberikannya pada mereka. Ia memahami bahwa waktu tidak pernah menyembunyikan kebaikan maupun kejelekan. Waktu senantiasa mengungkap apa yang tersembunyi dari sebuah hakekat yang sebelumnya misterius dan penuh tanda tanya. Waktu selalu membongkar apa yang sebelumnya menjadi rahasia yang tersimpan walaupun teramat sangat rapinya.
Dan, suatu ketika ia dapati ternyata apa menjadi keputusannya dulu, yang  ia pandang yang terbaik, mulai menampakan hal yang sebaliknya, yang bisa membahayakan keselamatan anak-anaknya, maka dengan serta merta ia menarik tangan buah hati-buah hatinya itu sambil membisikan nasehatnya yang berbeda dengan yang dulunya pernah ia sampaikan. Tapi sayang, waktu telah mengubah sebagian buah hatinya. Ada yang masih mau mendengar dan mengikutinya, namun yang lain melepaskan tangannya, dan merasa percaya diri dengan apa yang sudah dijalaninya. Ia merasa sudah dewasa dan tidak perlu diatur-atur atau diawasi lagi. Ia merasa sudah bisa mengatur hidupnya sendiri dengan keputusan-keputusannya, tanpa perlu intervensi orang tuanya lagi.
Sebagai orang tua yang bijak dan bertanggungjawab, ia tidak tinggal diam. Ia senantiasa berusaha memahamkan pada buah hatinya ini apa-apa yang dalam pandangannya akan membahayakannya kelak. Kalaupun sang anak ini tidak mau mendengarkan, ia berharap yang lainnya tidak ikut-ikutan dengan tetap menasehati, dengan lembut atau bahkan dengan keras, dan mendoakan mereka di waktu-waktu yang mustajab di kabulkannya doa “Semoga saja mereka dipahamkan akan hakekat permasalahan ini, dan mau kembali ketika itu”.
Baarokallohufiikum… Inilah potret orang tua yang bijak, orang tua yang rabbani, yang bertanggungjawab terhadap setiap apa yang pernah dijadikannya sebagai sebuah keputusan, dan berjiwa besar untuk mengakui apa yang dulu keliru sebagai kekeliruan dan kembali membuat keputusan yang baru yang akan lebih menjaga keselamatan anak-anaknya.
Semoga Alloh ta’ala menjadikan kami dan sahabat-sahabat yang kami cintai di manapun berada menjadi orang tua seperti ini, baik bagi anak-anaknya sendiri, maupun bagi anak-anak kaum muslimin seluruhnya, dan memasukkan kami sebagaimana dalam doa asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab رحمه الله تعالى : ” wa an yaj’alaka mubaarokan ayna ma kunta


Penyusun : abuDzar abdullah ad-Dasriy (tholibul ilmi di Mahad Darul Ilmi dan admin www.darul-ilmi.com)
dengan bimbingan : al Ustadz al Fadhil Abu ‘Ubaidah dan Abu Aisyah Asnur حفظهما الله تعالى

kukemas dan kubingkiskan khusus untuk orang-orang yang telah Alloh ta’ala hadirkan pada sebagian lembar catatan taqdirku yang telah lalu di : Mahad as-Salafy Jember, Mahad al-Bayyinah Gresik dan Ma’had asy-Syariah Bojonegoro, serta teman-temanku di Banyuwangi. Uhibbukum Fillah…

****
BERIKUT KAMI SAJIKAN AUDIO REKAMAN ASY-SYAIKH ROBI BERSAMA IKHWAH LIBYA SEBAGAI JAWABAN DARI SYUBHAT-SYUBHAT SAUDARA LUQMAN BA’ABDUH DAN SAHABAT-SAHABATNYA SERTA PENGIKUTNYA
Sebelum mendengarkan syubhat-syubhat saudara Luqman ini, kami sarankan antum terlebih dahulu membaca dan memahami dialog asy-Syaikh dengan ikhwah Libya (dan sedikit pengetahuan tentang negeri Libya dari sisi bagaimana Islam di sana) serta sudah mendengarkan rekaman yang kami sajikan dalam posting “Tarbiyah Ilmiah Alloh تعالى untuk Kaum Mukminin | Prinsip Pokok Syariat Menyikapi Perbedaan Pendapat Ulama – al Ustadz Abu Ubaidah حفظه الله تعالى”

PROLOG (PEMBUKAAN)
(berupa file audio semua, dengarkan dengan tenang dan sikapi dengan ilmiah)
PUJIAN-PUJIAN SAUDARA LUQMAN PADA ASY-SYAIKH
PUJIAN-PUJIAN SAUDARA LUQMAN “YANG GHULUW” PADA ASY-SYAIKH
.
(((oOo)))
.
INTI PEMBAHASAN
(berupa file audio semua, dengarkan dengan tenang dan sikapi dengan ilmiah)
FATWA LAMA (QOUL QODIM) ASY-SYAIKH YANG SAUDARA LUQMAN DULU BAWAKAN UNTUK SAUDARA-SAUDARA KAMI SALAFIYYIN AHLIS SUNNAH DI BERBAGAI TEMPAT DI INDONESIA
.

DENGAN MELIHAT REALITA YANG ADA DARI PERJALANAN JAM’IYYAH2/YAYASAN2 INI, INILAH FATWA BARU (QOUL JADID) ASY-SYAIKH TENTANG HUKUM MENDIRIKAN/MEMBUAT DAN ATAU MASUK KE DALAM JAM’IYYAH2/YAYASAN2

-
FATWA BARU (QOUL JADID) ASY-SYAIKH YANG KAMI TUNGGU  SAUDARA LUQMAN BAWAKAN UNTUK SAUDARA-SAUDARA KAMI  SALAFIYYIN AHLIS SUNNAH DI BERBAGAI TEMPAT DI INDONESIA (sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiyah terhadap dakwah salafiyah dan bukti cintanya pada “samahatul waalid al allaamah haamilul liwa’ al jarh wa at-ta’dil an-naashihul ummah” asy-Syaikh Robi’ bin Hadi Umair al-Madkholi حفظه الله تعالى)

terjemahannya lihat di sini atau download versi PDF (revisi) di sini
.
—— (((oOo))) ——
.

SYUBHAT-SYUBHAT & JAWABANNYA

(DARI QOUL ASY-SYAIKH)

= kami nukil di sini potongan-potongan kalam asy-Syaikh untuk memudahkan dalam memahami =
.
——(((oOo)))——
-
~~~ Flashback Sejenak ~~~
.
Dalam rekaman-rekaman (saudara Luqman) yang kami potong ini, kami tidak akan melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat serupa terhadap rekaman-rekaman asy-Syaikh Yahya al-Hajuuriy, yang dengan jahatnya mereka memotong kemudian menyambung dengan rekaman yang berbeda, atau cara lainnya sehingga dipahami bahwa asy-Syaikh berpemahaman/beraqidah seperti “ini” atau seperti “itu”, hingga akhirnya membuka front dengan para Ulama lainnya.
Dan memang seperti itulah taktik hizbiyyin dari dulu, megadu domba para ulama, orang-orang yang suka keributan terjadi di kalangan para ulama dengan cara-cara yang licik.
Jika ditanya : Apakah asy-Syaikh Yahya al Hajuuriy حفظه الله تعالى itu minal Ulama,  tempat kembalinya perkara ummat sebagaiman asy-Syaikh Robi’ dan lainnya? Bukankah beliau baru saja duduk di kursi asy Syaikh Muqbil ? Kalau yang menjawab kita (yang membela asy-Syaikh Yahya karena apa yang disisi beliau dari hujjah dan bayan yang lebih kuat plus dengan pujian-pujian para ulama kibar yang sudah ada) mungkin tidak bisa diterima oleh teman-teman yang sudah terpukau oleh saudara Luqman ini, namun bagaimana kalau yang mengatakan saudara Luqman sendiri dan ketika itu asy-Syaikh Yahya baru satu atau dua tahun menggantikan asy-Syaikh Muqbil ?


~~~ ending flashback ~~~
 = persiapan memasuki sesi inti “syubhat-syubhat” (dari kalam terdahulu asy-Syaikh yang dibawakan) dan jawabannya (dari kalam asy-Syaikh yang baru plus terjemahan) =
.
.
— oOo —
.
.
SYUBHAT PERTAMA
JUJUR, SPORTIF, AMANAH ILMIAH

Apa yang kami nukilkan ini kami pandang sebagai syubhat jika saudara Luqman tidak mau jujur kepada teman-temanku salafiyyin semua tentang adanya Qoul Jadid asy-Syaikh, yang mana hal itu sebagai pendapat baru beliau, sekaligus juga pernyataan ruju’ dan atau berlepas diri dari apa yang telah lalu. Kecuali kalau dia (saudara Luqman) mau berbohong di siang hari.
Apakah ini yang saudara (Luqman) maksud dengan kata-kata itu (dalam rekaman di atas) ?
.
= J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى) =
terjemahannya lihat di sini atau download versi PDF (revisi) di sini

asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى:
BAARAKALLAHU FIIKUM, inilah yang aku beragama dengannya (yakni yayasan merupakan kebid’ahan dan kesesatan-pent-), yayasan ANSHARU SUNNAH di MESIR terjerumus (kehizbiyah), di SUDAN terjerumus, yayasan-yayasan di MESIR terjerumus, di INDIA terjerumus, disetiap tempat YAYASAN-YAYASAN TERJERUMUS – BAARAKALLAHU FIIK – semua perkataan (mereka) adalah omong kosong walaupun seandainya ada fatwa (tentang pembolehan yayasan) maka MEREKA TIDAK MENGETAHUI AKHIR DARI PERJALANANNYA, mereka tidak mengetahuinya, kalaulah seandainya mereka hidup di zaman sekarang ini dengan yayasan-yayasan yang ada dan melihat (apa yang terjadi pada yayasan-yayasan tersebut) bahwasanya yayasan-yayasan tersebut terjerumus dari asal prinsipnya DEMI ALLAH MEREKA AKAN MENYUARAKANNYA DENGAN TERANG-TERANGAN (UNTUK MENTAHDZIRNYA) …. (Syaikh) Albani memerangi yayasan-yayasan dan memerangi hizbiyah, (dan) beliau tidak membolehkan (keberadaan) yayasan-yayasan…. BAARAKALLAHU FIIK.. ALLAHU YUBAARIKU FIIKUM.
.
.
— oOo —
.
.
.
SYUBHAT KEDUA
FIQHUL WAQI’, fas aluu Ahladzikri…
Jika kalian memegangi suatu pendapat ahlul ilmi (ulama), maka senantiasa ikutilah perkembangan keilmuwan dan fatawa-fatawa kontemporernya.
.
.
= J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى) =


.

asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى :

“  KAMI TIDAK MENASEHATI UMMAT DENGAN JAM’IYAT / YAYASAN ”

.
asy Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى : 
Tidaklah berdiri suatu yayasan kecuali yayasan tersebut akan terjerumus dari atas kepalanya, kami telah memperingatkan mereka dari perkara ini (sebelum ini beliau telah mengeluarkan pernyataan untuk tidak masuk ke dalam yayasan -pent), cukuplah bagi kalian masjid-masjid,  setiap kalian memegang masjid dan mengajar di dalamnya lebih baik dari yayasan-yayasan dan tanpa harta dan tanpa sesuatu (duniawiyah) – BAARAKALLAHU FIIK – Alhamdulillah keadaan kalian adalah keadaan yang mencukupi, setiap kalian menjaga dirinya dan itu cukup (sehingga) tidak butuh untuk mengumpulkan dana (tasawwul) dan kebutuhan-kebutuhan dan segala sesuatu.
Download disini
Yayasan – yayasan ini manusia (pengurusnya) membuat makar kepada salafiyyin, saya memandang bahwa salafiyyin untuk menarik diri dan pergi dari yayasan-yayasan tersebut, setiap orang memegang masjid, jika dia memiliki ilmu maka dia berdakwah di masjid tersebut (dan) inilah thoriqah (sunnahnya) para salaf dan (tetap) adanya islam serta terjaga dan tersebarnya (islam) dengan cara tersebut (yakni berdakwah dengan thoriqohnya salaf).
YAYASAN-YAYASAN INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA NASHARA DAN YAHUDI, YAYASAN-YAYASAN INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA YAHUDI DAN NASHARA [sungguh-sungguh kalian akan mengikuti sunnah – sunnah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi  sejengkal] baarakallahu fiik.
( Satu hal yang kita sayangkan dari ikhwah Libya (yang bertanya), termasuk adab:  adalah tidak menyela/memotong atau bertanya ketika guru/muallim/syaikh sedang atau belum selesei memberikan penjelasan/jawaban. Tentunya akan lebih jelas perkaranya kalau hal ini dilakukan )
.
.
JAWABAN asy-SYAIKH YAHYA al-Hajuuri حفظه الله تعالى 
(beberapa tahun yang lalu sebelum fatwa asy Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى ini)
… Wahai saudaraku, bertakwalah kepada Alloh dengan menjauhi celah-celah fitnah. Jam’iyyah-jam’iyyah itu walaupun mempunyai program-program yang lebih sedikit dari apa-apa yang telah kusebutkan, tetap merupakan pintu yang menyampaikan pada fitnah. Tidaklah pertanyaan yang kalian dengar ini muncul kecuali merupakan akibat dari fitnah jam’iyyah. Maksudnya adalah bahwasanya salafiyyun mengingkari jam’iyyah-jam’iyyah tersebut, tetapi mereka tetap saja melandaskan amalan mereka pada sebagian fatwa yang mungkin mereka ambil dari sebagian orang yang belum jelas baginya dampak-dampak buruk jam’iyyah atau diambil dari sebagian orang yang kami anggap bahwa fatwanya tersebut keliru. Oleh karena itu –barokallohu fiikum-, menjauhlah dari jam’iyyah-jam’iyyah ini walaupun di sana ada perbedaan-perbedaan (diantara masing-masing jam’iyyah). Jam’iyyah-jam’iyyah itu di sana (demikian-demikian) dan di sini demikian. Mereka terus-menerus menjalankan program-program serta pemikiran-pemikiran mereka. Menjauh…menjauhlah (dari jam’iyyah tersebut)…!
.
.
SISI LAIN FATWA-FATWA PARA ULAMA TERDAHULU YANG KURANG DIPERHATIKAN ATAU LUPUT DARI PERHATIAN
.
asy-Syaikh ibn Baz رحمه الله تعالى : ….
Oleh karena itu, wajib bagi ulama muslimin untuk menjelaskan hakikat yang sebenarnya dan berdiskusi dengan setiap kelompok atau yayasan serta menasehati umat keseluruhan agar berjalan di atas garis yang Alloh tuliskan bagi hamba-Nya dan yang nabi kita Muhammad -صلى الله عليه وعلى آله وسلم- menyeru kepadanya. Barangsiapa yang melampaui batas ini, dan terus berada dalam penentangan disebabkan kepentingan pribadi atau tujuan-tujuan lain yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Alloh, maka sebuah kewajiban bagi orang yang mengetahui hakikatnya untuk mengangkat perkaranya dan memperingatkan manusia darinya, sampai manusia menjauh dari jalan mereka dan sampai orang yang tidak tahu hakikat perkara tidak masuk bersama mereka. Sebab mereka akan menyesatkan dan memalingkannya dari jalan yang lurus. (Al-Majmu’ Al-Fatawa wa Maqolaat Ibnu Baaz 4/135)
.
asy Syaikh al ‘Utsaimin رحمه الله تعالى: …
Saat ini kita melihat bahwa mereka (Yahudi) memiliki yayasan-yayasan yang besar dan megah, tetapi mereka menginginkan di balik yayasan-yayasan dan sumbangan-sumbangan tersebut (sesuatu) yang lebih banyak dan lebih banyak (lagi). Mereka ingin menguasai alam ini.“ (Syarah Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, hal 191
.
.
.
— oOo —
.
.
.
SYUBHAT KETIGA
MEMILIH FATWA / IJTIHAD AHLUL ILMI

.
J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى)

.
TIDAKLAH MEREKA (PARA MASAYAIKH YANG BERFATWA ITU) MENGETAHUI KEADAAN (JAM’IYAH/YAYASAN) YANG SEBENARNYA
.
Dahulu sekelompok jama’ah menipu mereka dengan mengatakan kami berkeinginan untuk berjalan dan menerapkan syareat islam, mereka sekarang ini berdusta di seluruh tempat  dan mereka tidak menerapkan syariat, telah ada daulah bagi mereka namun mereka tidak menerapkan syariat, mereka pendusta (sekarang) terbukti kedustaan mereka BAARAKALLAHU FIIK.

Yayasan-yayasan ini merupakan kebid’ahan dan kesesatan – demi Allah – dan merupakan sejelek-jeleknya fitnah serta merupakan diantara sebab penyimpangan – BAARAKALLAHU FIIK – dan pemerintah dengan sistem demokrasi tidak akan menerima (dan) tidak menyetujui pendirian yayasan kecuali dengan syarat-syarat, syarat yang akan menghinakannya dan menjatuhkan dirinya kedalam kebatilan, dan  diantara syaratnya bahwasanya harus bermuamalah (menyimpan) di bank, – na,am baarakallahu fiik – (perkara) inilah yang paling keras (syaikh) Albani mengingkari para pemilik/pengurus yayasan.
.
.
.
—- oOo —-
.
.
.

SYUBHAT KEEMPAT

TASYABBUH DENGAN ORANG-ORANG KAFIR

.
.
 J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى)



.
YAYASAN-YAYASAN INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA NASHARA DAN YAHUDI, YAYASAN-YAYASAN INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA YAHUDI DAN NASHARA [sungguh-sungguh kalian akan mengikuti sunnah – sunnah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi  sejengkal] baarakallahu fiik”
 … dan pemerintah dengan sistem demokrasi tidak akan menerima (dan) tidak menyetujui pendirian yayasan kecuali dengan syarat-syarat, syarat yang akan menghinakannya dan menjatuhkan dirinya kedalam kebatilan..
.
.
(((oOo)))
.
.
Semoga ending ini tidak sampai terucapkan setelah kami menyajikan fatwa baru (Qoul Jadid) asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى
.
Kalaupun sampai terucap, maka inilah jawaban asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى :
… mereka akan mengingkari (kepada siapa yang  tidak membolehkan yayasan) dan juga mereka akan memeranginya (memusuhinya), namun salafy yang berpegang teguh dengan agamanya tidak akan tertipu terhadap mereka  dan tidak akan bergabung bersama mereka, BIARKANLAH MEREKA (YANG TERUS MEMBELA YAYASAN-PENT-) SUATU SAAT KAMU AKAN LIHAT  DIKEMUDIAN HARI YAYASAN-YAYASAN TERSEBUT AKAN MENJADI HIZBIYAH, TIDAK AKAN ADA YANG MENDATANGINYA KECUALI HIZBIYYUN.
.
.
.:: oOo ::.
.
NASEHAT PENUTUP UNTUK YANG MASIH MAU MENDENGARKAN UCAPAN ORANG TUA YANG TELAH BERUBAN INI

.
… bertaqwallah kalian kepada Allah ta’ala, katakan kepada mereka : berpegang teguhlah dengan Sunnah dan berhati-hatilah kalian dari kebid’han , (dan) yayasan-yayasan ini merupakan kebid’ahan dan kesesatan – demi Allah – dan merupakan sejelek-jeleknya fitnah serta merupakan diantara sebab penyimpangan – BAARAKALLAHU FIIK – dan pemerintah dengan sistem demokrasi tidak akan menerima (dan) tidak menyetujui pendirian yayasan kecuali dengan syarat-syarat, syarat yang akan menghinakannya dan menjatuhkan dirinya kedalam kebatilan, dan  diantara syaratnya bahwasanya harus bermuamalah (menyimpan) di bank, – na,am baarakallahu fiik – (perkara) inilah yang paling keras (syaikh) Albani mengingkari para pemilik/pengurus yayasan.
(adapun) mereka disisi mereka adalah hawa nafsu dan rakus terhadap dunia dan disisi mereka pula ada kepentingan untuk mendapatkan kedudukan dan disisi mereka (masih banyak) yang mereka sembunyikan, yang mereka tertawa diatas  manusia.
.
–[((ooOoo))]–
..
NASEHAT PENUTUP UNTUK YANG ENGGAN DENGAN PERINGATAN ORANG TUA YANG TELAH BERUBAN INI TENTANG HAKEKAT JAM’IYAT/YAYASAN

.
.أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ 
Maka Apakah orang-orang yang mendirikan bangunannnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan Dia ke dalam neraka Jahannam. dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim. (at-Taubah 109)
(maka) harus kalian membangun dakwah kalian diatas ketaqwaan kepada Allah azza wa jalla dan keikhlasan kepada Allah tabaaraka wa ta’ala, jangan kalian membangunnya diatas kebatilan, …..
.
.
NASEHAT ASY-SYAIKH YAHYA AL HAJUURI BEBERAPA TAHUN LALU SEBELUM INI
.
Yayasan-yayasan itu di dalamnya terdapat banyak penyelewengan seperti memotret gambar yang bernyawa, meminta-minta harta kepada manusia dan tidak menjaga darinya, menyia-nyiakan waktu untuk datang kepada orang-orang kaya. Barangsiapa tersibukkan dengan hal tersebut, maka dia telah dipalingkan dari mencari ilmu yang syar’i dan terfitnah dengan dunia serta menjadi pengikut hizbiyyun. Bahkan dia menjadi sangkar bagi ahli tahazzub (orang yang berfanatik golongan). Kami tidak mengetahui dari seorang ulama salaf pun yang dirinya condong kepada yayasan-yayasan sebagaimana yang mereka lakukan. Cukuplah yayasan-yayasan tersebut sebagai suatu perkara yang sangat buruk, karena sesungguhnya dia itu dibangun di atas asas kemaksiatan.
Alloh -سبحانه وتعالى- berfirman:
أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang telah runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengannya ke dalam neraka jahannam.”(QS. At-Taubah: 109)

http://www.darul-ilmi.com

Posting Komentar Blogger

 
Top