Nasehat
Berharga dari Orang Tua yang Telah Beruban untuk Keselamatan
Anak-anaknya | dari Sahabat di Libya (yang kami kemas dan bingkiskan)
untuk Teman-temanku Salafiyyin dalam Rangka Membantah Syubhat-syubhat Luqman Ba’abduh wa Ash-Habuhu tentang YAYASAN
.
Orang tua, tetaplah orang tua. Selalu menyayangi anak-anaknya dan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik yang ia mampu untuk kebaikan dan keselamatan mereka. Entah itu berupa kebaikan dunia, lebih-lebih yang terkait dengan kebaikan akhiratnya. Tidaklah yang ia inginkan untuk anak-anaknya semua kecuali kebaikan dan kebaikan. Setiap butiran peluh keringatnya dan guratan kerut di keningnya, adalah bukti cintanya, untuk si buah hati yang disayanginya. Sunguh-sungguhnya ia dalam menguras fikirannya untuk mendapatkan sebuah keputusan yang terbaik yang bisa dijadikan pegangan untuk anak-anaknya di dalam menjalani kehidupan, ia lakukan siang dan malam, tanpa henti dan tanpa lelah, sebelum kemudian ia sampaikan pada si buah hati, “Inilah yang ayah pandang terbaik untukmu, wahai anakku… lakukanlah yang seperti ini”.
Namun, pengalaman hidup yang telah ia lalui dan menempanya, yang menjadikan beruban rambutnya, keriput dan kendor kulit wajah dan tubuhnya, serta cekung kelopak matanya, membuatnya tidak kemudian teledor, terlena dan berhenti mengawasi sang buah hati dengan keputusan-keputusanya yang dulu telah diberikannya pada mereka. Ia memahami bahwa waktu tidak pernah menyembunyikan kebaikan maupun kejelekan. Waktu senantiasa mengungkap apa yang tersembunyi dari sebuah hakekat yang sebelumnya misterius dan penuh tanda tanya. Waktu selalu membongkar apa yang sebelumnya menjadi rahasia yang tersimpan walaupun teramat sangat rapinya.
Dan, suatu ketika ia dapati ternyata apa menjadi keputusannya dulu, yang ia pandang yang terbaik, mulai menampakan hal yang sebaliknya, yang bisa membahayakan keselamatan anak-anaknya, maka dengan serta merta ia menarik tangan buah hati-buah hatinya itu sambil membisikan nasehatnya yang berbeda dengan yang dulunya pernah ia sampaikan. Tapi sayang, waktu telah mengubah sebagian buah hatinya. Ada yang masih mau mendengar dan mengikutinya, namun yang lain melepaskan tangannya, dan merasa percaya diri dengan apa yang sudah dijalaninya. Ia merasa sudah dewasa dan tidak perlu diatur-atur atau diawasi lagi. Ia merasa sudah bisa mengatur hidupnya sendiri dengan keputusan-keputusannya, tanpa perlu intervensi orang tuanya lagi.
Sebagai orang tua yang bijak dan bertanggungjawab, ia tidak tinggal diam. Ia senantiasa berusaha memahamkan pada buah hatinya ini apa-apa yang dalam pandangannya akan membahayakannya kelak. Kalaupun sang anak ini tidak mau mendengarkan, ia berharap yang lainnya tidak ikut-ikutan dengan tetap menasehati, dengan lembut atau bahkan dengan keras, dan mendoakan mereka di waktu-waktu yang mustajab di kabulkannya doa “Semoga saja mereka dipahamkan akan hakekat permasalahan ini, dan mau kembali ketika itu”.
Baarokallohufiikum… Inilah potret orang tua yang bijak, orang tua yang rabbani, yang bertanggungjawab terhadap setiap apa yang pernah dijadikannya sebagai sebuah keputusan, dan berjiwa besar untuk mengakui apa yang dulu keliru sebagai kekeliruan dan kembali membuat keputusan yang baru yang akan lebih menjaga keselamatan anak-anaknya.
Semoga Alloh ta’ala menjadikan kami dan sahabat-sahabat yang kami cintai di manapun berada menjadi orang tua seperti ini, baik bagi anak-anaknya sendiri, maupun bagi anak-anak kaum muslimin seluruhnya, dan memasukkan kami sebagaimana dalam doa asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab رحمه الله تعالى : ” wa an yaj’alaka mubaarokan ayna ma kunta ”
Penyusun : abuDzar abdullah ad-Dasriy (tholibul ilmi di Mahad Darul Ilmi dan admin www.darul-ilmi.com)
dengan bimbingan : al Ustadz al Fadhil Abu ‘Ubaidah dan Abu Aisyah Asnur حفظهما الله تعالى
kukemas dan kubingkiskan khusus untuk orang-orang yang telah Alloh ta’ala hadirkan pada sebagian lembar catatan taqdirku yang telah lalu di : Mahad as-Salafy Jember, Mahad al-Bayyinah Gresik dan Ma’had asy-Syariah Bojonegoro, serta teman-temanku di Banyuwangi. Uhibbukum Fillah…
DENGAN MELIHAT REALITA YANG ADA DARI PERJALANAN JAM’IYYAH2/YAYASAN2 INI, INILAH FATWA BARU (QOUL JADID) ASY-SYAIKH TENTANG HUKUM MENDIRIKAN/MEMBUAT DAN ATAU MASUK KE DALAM JAM’IYYAH2/YAYASAN2
.
“ KAMI TIDAK MENASEHATI UMMAT DENGAN JAM’IYAT / YAYASAN ”
Download disini
Yayasan – yayasan ini manusia (pengurusnya) membuat makar kepada salafiyyin, saya memandang bahwa salafiyyin untuk menarik diri dan pergi dari yayasan-yayasan tersebut, setiap orang memegang masjid, jika dia memiliki ilmu maka dia berdakwah di masjid tersebut (dan) inilah thoriqah (sunnahnya) para salaf dan (tetap) adanya islam serta terjaga dan tersebarnya (islam) dengan cara tersebut (yakni berdakwah dengan thoriqohnya salaf).
(maka) harus kalian membangun dakwah kalian diatas ketaqwaan kepada Allah azza wa jalla dan keikhlasan kepada Allah tabaaraka wa ta’ala, jangan kalian membangunnya diatas kebatilan, …..
.
Orang tua, tetaplah orang tua. Selalu menyayangi anak-anaknya dan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik yang ia mampu untuk kebaikan dan keselamatan mereka. Entah itu berupa kebaikan dunia, lebih-lebih yang terkait dengan kebaikan akhiratnya. Tidaklah yang ia inginkan untuk anak-anaknya semua kecuali kebaikan dan kebaikan. Setiap butiran peluh keringatnya dan guratan kerut di keningnya, adalah bukti cintanya, untuk si buah hati yang disayanginya. Sunguh-sungguhnya ia dalam menguras fikirannya untuk mendapatkan sebuah keputusan yang terbaik yang bisa dijadikan pegangan untuk anak-anaknya di dalam menjalani kehidupan, ia lakukan siang dan malam, tanpa henti dan tanpa lelah, sebelum kemudian ia sampaikan pada si buah hati, “Inilah yang ayah pandang terbaik untukmu, wahai anakku… lakukanlah yang seperti ini”.
Namun, pengalaman hidup yang telah ia lalui dan menempanya, yang menjadikan beruban rambutnya, keriput dan kendor kulit wajah dan tubuhnya, serta cekung kelopak matanya, membuatnya tidak kemudian teledor, terlena dan berhenti mengawasi sang buah hati dengan keputusan-keputusanya yang dulu telah diberikannya pada mereka. Ia memahami bahwa waktu tidak pernah menyembunyikan kebaikan maupun kejelekan. Waktu senantiasa mengungkap apa yang tersembunyi dari sebuah hakekat yang sebelumnya misterius dan penuh tanda tanya. Waktu selalu membongkar apa yang sebelumnya menjadi rahasia yang tersimpan walaupun teramat sangat rapinya.
Dan, suatu ketika ia dapati ternyata apa menjadi keputusannya dulu, yang ia pandang yang terbaik, mulai menampakan hal yang sebaliknya, yang bisa membahayakan keselamatan anak-anaknya, maka dengan serta merta ia menarik tangan buah hati-buah hatinya itu sambil membisikan nasehatnya yang berbeda dengan yang dulunya pernah ia sampaikan. Tapi sayang, waktu telah mengubah sebagian buah hatinya. Ada yang masih mau mendengar dan mengikutinya, namun yang lain melepaskan tangannya, dan merasa percaya diri dengan apa yang sudah dijalaninya. Ia merasa sudah dewasa dan tidak perlu diatur-atur atau diawasi lagi. Ia merasa sudah bisa mengatur hidupnya sendiri dengan keputusan-keputusannya, tanpa perlu intervensi orang tuanya lagi.
Sebagai orang tua yang bijak dan bertanggungjawab, ia tidak tinggal diam. Ia senantiasa berusaha memahamkan pada buah hatinya ini apa-apa yang dalam pandangannya akan membahayakannya kelak. Kalaupun sang anak ini tidak mau mendengarkan, ia berharap yang lainnya tidak ikut-ikutan dengan tetap menasehati, dengan lembut atau bahkan dengan keras, dan mendoakan mereka di waktu-waktu yang mustajab di kabulkannya doa “Semoga saja mereka dipahamkan akan hakekat permasalahan ini, dan mau kembali ketika itu”.
Baarokallohufiikum… Inilah potret orang tua yang bijak, orang tua yang rabbani, yang bertanggungjawab terhadap setiap apa yang pernah dijadikannya sebagai sebuah keputusan, dan berjiwa besar untuk mengakui apa yang dulu keliru sebagai kekeliruan dan kembali membuat keputusan yang baru yang akan lebih menjaga keselamatan anak-anaknya.
Semoga Alloh ta’ala menjadikan kami dan sahabat-sahabat yang kami cintai di manapun berada menjadi orang tua seperti ini, baik bagi anak-anaknya sendiri, maupun bagi anak-anak kaum muslimin seluruhnya, dan memasukkan kami sebagaimana dalam doa asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab رحمه الله تعالى : ” wa an yaj’alaka mubaarokan ayna ma kunta ”
Penyusun : abuDzar abdullah ad-Dasriy (tholibul ilmi di Mahad Darul Ilmi dan admin www.darul-ilmi.com)
dengan bimbingan : al Ustadz al Fadhil Abu ‘Ubaidah dan Abu Aisyah Asnur حفظهما الله تعالى
kukemas dan kubingkiskan khusus untuk orang-orang yang telah Alloh ta’ala hadirkan pada sebagian lembar catatan taqdirku yang telah lalu di : Mahad as-Salafy Jember, Mahad al-Bayyinah Gresik dan Ma’had asy-Syariah Bojonegoro, serta teman-temanku di Banyuwangi. Uhibbukum Fillah…
****
BERIKUT
KAMI SAJIKAN AUDIO REKAMAN ASY-SYAIKH ROBI BERSAMA IKHWAH LIBYA SEBAGAI
JAWABAN DARI SYUBHAT-SYUBHAT SAUDARA LUQMAN BA’ABDUH DAN
SAHABAT-SAHABATNYA SERTA PENGIKUTNYA
Sebelum mendengarkan syubhat-syubhat saudara Luqman ini, kami sarankan antum terlebih dahulu membaca dan memahami dialog asy-Syaikh dengan ikhwah Libya (dan
sedikit pengetahuan tentang negeri Libya dari sisi bagaimana Islam di
sana) serta sudah mendengarkan rekaman yang kami sajikan dalam posting “Tarbiyah Ilmiah Alloh تعالى untuk Kaum Mukminin | Prinsip Pokok Syariat Menyikapi Perbedaan Pendapat Ulama – al Ustadz Abu Ubaidah حفظه الله تعالى”
PROLOG (PEMBUKAAN)
(berupa file audio semua, dengarkan dengan tenang dan sikapi dengan ilmiah)
(berupa file audio semua, dengarkan dengan tenang dan sikapi dengan ilmiah)
PUJIAN-PUJIAN SAUDARA LUQMAN PADA ASY-SYAIKH
PUJIAN-PUJIAN SAUDARA LUQMAN “YANG GHULUW” PADA ASY-SYAIKH
.
(((oOo)))
.
INTI PEMBAHASAN
(berupa file audio semua, dengarkan dengan tenang dan sikapi dengan ilmiah)
(berupa file audio semua, dengarkan dengan tenang dan sikapi dengan ilmiah)
FATWA
LAMA (QOUL QODIM) ASY-SYAIKH YANG SAUDARA LUQMAN DULU BAWAKAN UNTUK
SAUDARA-SAUDARA KAMI SALAFIYYIN AHLIS SUNNAH DI BERBAGAI TEMPAT DI
INDONESIA
.
DENGAN MELIHAT REALITA YANG ADA DARI PERJALANAN JAM’IYYAH2/YAYASAN2 INI, INILAH FATWA BARU (QOUL JADID) ASY-SYAIKH TENTANG HUKUM MENDIRIKAN/MEMBUAT DAN ATAU MASUK KE DALAM JAM’IYYAH2/YAYASAN2
-
FATWA
BARU (QOUL JADID) ASY-SYAIKH YANG KAMI TUNGGU SAUDARA LUQMAN BAWAKAN
UNTUK SAUDARA-SAUDARA KAMI SALAFIYYIN AHLIS SUNNAH DI BERBAGAI TEMPAT
DI INDONESIA (sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiyah terhadap dakwah
salafiyah dan bukti cintanya pada “samahatul waalid al allaamah haamilul liwa’ al jarh wa at-ta’dil an-naashihul ummah” asy-Syaikh Robi’ bin Hadi Umair al-Madkholi حفظه الله تعالى)
.
—— (((oOo))) ——
.
SYUBHAT-SYUBHAT & JAWABANNYA
(DARI QOUL ASY-SYAIKH)
= kami nukil di sini potongan-potongan kalam asy-Syaikh untuk memudahkan dalam memahami =
.
——(((oOo)))——
-
~~~ Flashback Sejenak ~~~
.
Dalam
rekaman-rekaman (saudara Luqman) yang kami potong ini, kami tidak akan
melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat
serupa terhadap rekaman-rekaman asy-Syaikh Yahya al-Hajuuriy, yang
dengan jahatnya mereka memotong kemudian menyambung dengan rekaman yang
berbeda, atau cara lainnya sehingga dipahami bahwa asy-Syaikh
berpemahaman/beraqidah seperti “ini” atau seperti “itu”, hingga akhirnya
membuka front dengan para Ulama lainnya.
Dan
memang seperti itulah taktik hizbiyyin dari dulu, megadu domba para
ulama, orang-orang yang suka keributan terjadi di kalangan para ulama
dengan cara-cara yang licik.
Jika ditanya : Apakah asy-Syaikh Yahya al Hajuuriy حفظه الله تعالى itu minal Ulama,
tempat kembalinya perkara ummat sebagaiman asy-Syaikh Robi’ dan
lainnya? Bukankah beliau baru saja duduk di kursi asy Syaikh Muqbil ?
Kalau yang menjawab kita (yang membela asy-Syaikh Yahya karena apa yang
disisi beliau dari hujjah dan bayan yang lebih kuat plus dengan
pujian-pujian para ulama kibar yang sudah ada) mungkin tidak bisa
diterima oleh teman-teman yang sudah terpukau oleh saudara Luqman ini,
namun bagaimana kalau yang mengatakan saudara Luqman sendiri dan ketika
itu asy-Syaikh Yahya baru satu atau dua tahun menggantikan asy-Syaikh
Muqbil ?
~~~ ending flashback ~~~
= persiapan memasuki sesi inti “syubhat-syubhat” (dari kalam terdahulu asy-Syaikh yang dibawakan) dan jawabannya (dari kalam asy-Syaikh yang baru plus terjemahan) =
.
.
— oOo —
.
.
SYUBHAT PERTAMA
JUJUR, SPORTIF, AMANAH ILMIAH
Apa yang kami nukilkan ini kami pandang sebagai syubhat jika saudara Luqman tidak mau jujur kepada teman-temanku salafiyyin semua tentang adanya Qoul Jadid asy-Syaikh, yang mana hal itu sebagai pendapat baru beliau, sekaligus juga pernyataan ruju’ dan atau berlepas diri dari apa yang telah lalu. Kecuali kalau dia (saudara Luqman) mau berbohong di siang hari.
Apa yang kami nukilkan ini kami pandang sebagai syubhat jika saudara Luqman tidak mau jujur kepada teman-temanku salafiyyin semua tentang adanya Qoul Jadid asy-Syaikh, yang mana hal itu sebagai pendapat baru beliau, sekaligus juga pernyataan ruju’ dan atau berlepas diri dari apa yang telah lalu. Kecuali kalau dia (saudara Luqman) mau berbohong di siang hari.
Apakah ini yang saudara (Luqman) maksud dengan kata-kata itu (dalam rekaman di atas) ?
.
= J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى) =
asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى:
BAARAKALLAHU
FIIKUM, inilah yang aku beragama dengannya (yakni yayasan merupakan
kebid’ahan dan kesesatan-pent-), yayasan ANSHARU SUNNAH di MESIR
terjerumus (kehizbiyah), di SUDAN terjerumus, yayasan-yayasan di MESIR
terjerumus, di INDIA terjerumus, disetiap tempat YAYASAN-YAYASAN
TERJERUMUS – BAARAKALLAHU FIIK – semua perkataan (mereka) adalah omong kosong walaupun
seandainya ada fatwa (tentang pembolehan yayasan) maka MEREKA TIDAK
MENGETAHUI AKHIR DARI PERJALANANNYA, mereka tidak mengetahuinya, kalaulah seandainya
mereka hidup di zaman sekarang ini dengan yayasan-yayasan yang ada dan
melihat (apa yang terjadi pada yayasan-yayasan tersebut) bahwasanya
yayasan-yayasan tersebut terjerumus dari asal prinsipnya DEMI ALLAH
MEREKA AKAN MENYUARAKANNYA DENGAN TERANG-TERANGAN (UNTUK MENTAHDZIRNYA) …. (Syaikh) Albani memerangi yayasan-yayasan dan memerangi hizbiyah, (dan) beliau tidak membolehkan (keberadaan) yayasan-yayasan…. BAARAKALLAHU FIIK.. ALLAHU YUBAARIKU FIIKUM.
.
.
— oOo —
.
.
.
SYUBHAT KEDUA
FIQHUL WAQI’, fas aluu Ahladzikri…
Jika
kalian memegangi suatu pendapat ahlul ilmi (ulama), maka senantiasa
ikutilah perkembangan keilmuwan dan fatawa-fatawa kontemporernya.
.
= J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى) =
.
asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى :
“ KAMI TIDAK MENASEHATI UMMAT DENGAN JAM’IYAT / YAYASAN ”
.
asy Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى :
Tidaklah
berdiri suatu yayasan kecuali yayasan tersebut akan terjerumus dari
atas kepalanya, kami telah memperingatkan mereka dari perkara ini
(sebelum ini beliau telah mengeluarkan pernyataan untuk tidak masuk ke
dalam yayasan -pent), cukuplah bagi kalian masjid-masjid, setiap kalian
memegang masjid dan mengajar di dalamnya lebih baik dari
yayasan-yayasan dan tanpa harta dan tanpa sesuatu (duniawiyah) –
BAARAKALLAHU FIIK – Alhamdulillah keadaan kalian adalah keadaan yang
mencukupi, setiap kalian menjaga dirinya dan itu cukup (sehingga) tidak
butuh untuk mengumpulkan dana (tasawwul) dan kebutuhan-kebutuhan dan
segala sesuatu.Download disini
Yayasan – yayasan ini manusia (pengurusnya) membuat makar kepada salafiyyin, saya memandang bahwa salafiyyin untuk menarik diri dan pergi dari yayasan-yayasan tersebut, setiap orang memegang masjid, jika dia memiliki ilmu maka dia berdakwah di masjid tersebut (dan) inilah thoriqah (sunnahnya) para salaf dan (tetap) adanya islam serta terjaga dan tersebarnya (islam) dengan cara tersebut (yakni berdakwah dengan thoriqohnya salaf).
YAYASAN-YAYASAN INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA NASHARA DAN YAHUDI, YAYASAN-YAYASAN INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA YAHUDI DAN NASHARA [sungguh-sungguh kalian akan mengikuti sunnah – sunnah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal] baarakallahu fiik.
( Satu hal yang kita sayangkan
dari ikhwah Libya (yang bertanya), termasuk adab: adalah tidak
menyela/memotong atau bertanya ketika guru/muallim/syaikh sedang atau
belum selesei memberikan penjelasan/jawaban. Tentunya akan lebih jelas
perkaranya kalau hal ini dilakukan )
.
.
JAWABAN asy-SYAIKH YAHYA al-Hajuuri حفظه الله تعالى
(beberapa tahun yang lalu sebelum fatwa asy Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى ini)
(beberapa tahun yang lalu sebelum fatwa asy Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى ini)
… Wahai saudaraku, bertakwalah
kepada Alloh dengan menjauhi celah-celah fitnah. Jam’iyyah-jam’iyyah
itu walaupun mempunyai program-program yang lebih sedikit dari apa-apa
yang telah kusebutkan, tetap merupakan pintu yang menyampaikan pada
fitnah. Tidaklah pertanyaan yang kalian dengar ini muncul kecuali
merupakan akibat dari fitnah jam’iyyah. Maksudnya adalah bahwasanya
salafiyyun mengingkari jam’iyyah-jam’iyyah tersebut, tetapi mereka tetap
saja melandaskan amalan mereka pada sebagian
fatwa yang mungkin mereka ambil dari sebagian orang yang belum jelas
baginya dampak-dampak buruk jam’iyyah atau diambil dari sebagian orang
yang kami anggap bahwa fatwanya tersebut keliru. Oleh karena itu
–barokallohu fiikum-, menjauhlah dari jam’iyyah-jam’iyyah ini walaupun
di sana ada perbedaan-perbedaan (diantara masing-masing jam’iyyah).
Jam’iyyah-jam’iyyah itu di sana (demikian-demikian) dan di sini
demikian. Mereka terus-menerus menjalankan program-program serta
pemikiran-pemikiran mereka. Menjauh…menjauhlah (dari jam’iyyah
tersebut)…!
.
.
SISI LAIN FATWA-FATWA PARA ULAMA TERDAHULU YANG KURANG DIPERHATIKAN ATAU LUPUT DARI PERHATIAN
.
asy-Syaikh ibn Baz رحمه الله تعالى : ….
Oleh
karena itu, wajib bagi ulama muslimin untuk menjelaskan hakikat yang
sebenarnya dan berdiskusi dengan setiap kelompok atau yayasan serta
menasehati umat keseluruhan agar berjalan di atas garis yang Alloh
tuliskan bagi hamba-Nya dan yang nabi kita Muhammad -صلى الله عليه وعلى
آله وسلم- menyeru kepadanya. Barangsiapa yang melampaui batas ini, dan
terus berada dalam penentangan disebabkan kepentingan pribadi atau
tujuan-tujuan lain yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Alloh,
maka sebuah kewajiban bagi orang yang
mengetahui hakikatnya untuk mengangkat perkaranya dan memperingatkan
manusia darinya, sampai manusia menjauh dari jalan mereka dan sampai
orang yang tidak tahu hakikat perkara tidak masuk bersama mereka. Sebab
mereka akan menyesatkan dan memalingkannya dari jalan yang lurus. (Al-Majmu’ Al-Fatawa wa Maqolaat Ibnu Baaz 4/135)
.
asy Syaikh al ‘Utsaimin رحمه الله تعالى: …
Saat
ini kita melihat bahwa mereka (Yahudi) memiliki yayasan-yayasan yang
besar dan megah, tetapi mereka menginginkan di balik yayasan-yayasan dan
sumbangan-sumbangan tersebut (sesuatu) yang lebih banyak dan lebih
banyak (lagi). Mereka ingin menguasai alam ini.“ (Syarah Al-Aqidah
Al-Wasithiyyah, hal 191
.
..
— oOo —
...
SYUBHAT KETIGA
MEMILIH FATWA / IJTIHAD AHLUL ILMI
.
J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى)
.
TIDAKLAH MEREKA (PARA MASAYAIKH YANG BERFATWA ITU) MENGETAHUI KEADAAN (JAM’IYAH/YAYASAN) YANG SEBENARNYA
.
Dahulu
sekelompok jama’ah menipu mereka dengan mengatakan kami berkeinginan
untuk berjalan dan menerapkan syareat islam, mereka sekarang ini
berdusta di seluruh tempat dan mereka tidak menerapkan syariat, telah
ada daulah bagi mereka namun mereka tidak menerapkan syariat, mereka
pendusta (sekarang) terbukti kedustaan mereka BAARAKALLAHU FIIK.
Yayasan-yayasan
ini merupakan kebid’ahan dan kesesatan – demi Allah – dan merupakan
sejelek-jeleknya fitnah serta merupakan diantara sebab penyimpangan –
BAARAKALLAHU FIIK – dan pemerintah dengan sistem demokrasi tidak akan
menerima (dan) tidak menyetujui pendirian yayasan kecuali dengan
syarat-syarat, syarat yang akan menghinakannya dan menjatuhkan dirinya
kedalam kebatilan, dan diantara syaratnya bahwasanya harus bermuamalah
(menyimpan) di bank, – na,am baarakallahu fiik – (perkara) inilah yang
paling keras (syaikh) Albani mengingkari para pemilik/pengurus yayasan.
.
.
.
—- oOo —-
.
.
.
SYUBHAT KEEMPAT
TASYABBUH DENGAN ORANG-ORANG KAFIR
.
.
J A W A B A N (dari Qoul Jadid asy-Syaikh حفظه الله تعالى)
.
“YAYASAN-YAYASAN
INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA NASHARA DAN YAHUDI, YAYASAN-YAYASAN
INI PADANYA (SIKAP) TAQLID KEPADA YAHUDI DAN NASHARA [sungguh-sungguh kalian akan mengikuti sunnah – sunnah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal] baarakallahu fiik”
…
… dan
pemerintah dengan sistem demokrasi tidak akan menerima (dan) tidak
menyetujui pendirian yayasan kecuali dengan syarat-syarat, syarat yang
akan menghinakannya dan menjatuhkan dirinya kedalam kebatilan..
.
.
(((oOo)))
.
.
Semoga ending ini tidak sampai terucapkan setelah kami menyajikan fatwa baru (Qoul Jadid) asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى
.
Kalaupun sampai terucap, maka inilah jawaban asy-Syaikh Robi’ حفظه الله تعالى :
…
mereka akan mengingkari (kepada siapa yang tidak membolehkan yayasan)
dan juga mereka akan memeranginya (memusuhinya), namun salafy yang
berpegang teguh dengan agamanya tidak akan tertipu terhadap mereka dan
tidak akan bergabung bersama mereka, BIARKANLAH MEREKA
(YANG TERUS MEMBELA YAYASAN-PENT-) SUATU SAAT KAMU AKAN LIHAT
DIKEMUDIAN HARI YAYASAN-YAYASAN TERSEBUT AKAN MENJADI HIZBIYAH, TIDAK
AKAN ADA YANG MENDATANGINYA KECUALI HIZBIYYUN.
.
.
.:: oOo ::.
.
NASEHAT PENUTUP UNTUK YANG MASIH MAU MENDENGARKAN UCAPAN ORANG TUA YANG TELAH BERUBAN INI
.
… bertaqwallah kalian kepada Allah ta’ala, katakan kepada mereka : berpegang teguhlah dengan Sunnah dan berhati-hatilah kalian dari kebid’han ,
(dan) yayasan-yayasan ini merupakan kebid’ahan dan kesesatan – demi
Allah – dan merupakan sejelek-jeleknya fitnah serta merupakan diantara
sebab penyimpangan – BAARAKALLAHU FIIK –
dan pemerintah dengan sistem demokrasi tidak akan menerima (dan) tidak
menyetujui pendirian yayasan kecuali dengan syarat-syarat, syarat yang
akan menghinakannya dan menjatuhkan dirinya kedalam kebatilan, dan diantara syaratnya bahwasanya harus bermuamalah (menyimpan) di bank, – na,am baarakallahu fiik – (perkara) inilah yang paling keras (syaikh) Albani mengingkari para pemilik/pengurus yayasan.
… (adapun)
mereka disisi mereka adalah hawa nafsu dan rakus terhadap dunia dan
disisi mereka pula ada kepentingan untuk mendapatkan kedudukan dan
disisi mereka (masih banyak) yang mereka sembunyikan, yang mereka
tertawa diatas manusia.
.
–[((ooOoo))]–
..
NASEHAT PENUTUP UNTUK YANG ENGGAN DENGAN PERINGATAN ORANG TUA YANG TELAH BERUBAN INI TENTANG HAKEKAT JAM’IYAT/YAYASAN
.
.أَفَمَنْ
أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ
مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي
نَارِ جَهَنَّمَ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Maka
Apakah orang-orang yang mendirikan bangunannnya di atas dasar taqwa
kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang
mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu
jatuh bersama-sama dengan Dia ke dalam neraka Jahannam. dan Allah tidak
memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim. (at-Taubah 109)(maka) harus kalian membangun dakwah kalian diatas ketaqwaan kepada Allah azza wa jalla dan keikhlasan kepada Allah tabaaraka wa ta’ala, jangan kalian membangunnya diatas kebatilan, …..
.
.
NASEHAT ASY-SYAIKH YAHYA AL HAJUURI BEBERAPA TAHUN LALU SEBELUM INI
.
Yayasan-yayasan
itu di dalamnya terdapat banyak penyelewengan seperti memotret gambar
yang bernyawa, meminta-minta harta kepada manusia dan tidak menjaga
darinya, menyia-nyiakan waktu untuk datang kepada orang-orang kaya.
Barangsiapa tersibukkan dengan hal tersebut, maka dia telah dipalingkan
dari mencari ilmu yang syar’i dan terfitnah dengan dunia serta menjadi
pengikut hizbiyyun. Bahkan dia menjadi sangkar bagi ahli tahazzub (orang
yang berfanatik golongan). Kami tidak mengetahui dari seorang ulama
salaf pun yang dirinya condong kepada yayasan-yayasan sebagaimana yang
mereka lakukan. Cukuplah yayasan-yayasan tersebut sebagai suatu perkara
yang sangat buruk, karena sesungguhnya dia itu dibangun di atas asas
kemaksiatan.
Alloh -سبحانه وتعالى- berfirman:
أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Ataukah
orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang telah
runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengannya ke dalam
neraka jahannam.”(QS. At-Taubah: 109)
http://www.darul-ilmi.com
http://www.darul-ilmi.com
Posting Komentar Blogger Facebook