Islam mengajarkan menyayangi hewan. Janganlah hewan itu disiksa atau
diberi muatan yang berlebihan. Ada hewan yang memang kuat dan bisa
diberi muatan, ada hewan yang tidak seperti itu. Maka sayangilah hewan
dan jangan menyiksanya.
Dari Sahl bin ‘Amr (ada juga yang memanggilnya: Sahl bin Ar Rabi’ bin ‘Amr Al Anshari yang dikenal denagn Ibnu Al Hanzholiyah dan dia termasuk orang yang ikut Baitur Ridhwan), ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seekor unta yang punggungnya menempel dengan perutnya (artinya: kelihatan begitu kurus karena tidak terurus). Beliau bersabda,
‘Abdullah bin Ja’far berkata,
Al Barqoni menambahkan di dalam hadits tersebut dengan sanad Muslim bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki pagar kebun milik seorang Anshar. Ternyata di sana terdapat seekor unta. Ketika unta itu melihat beliau, unta tersebut merintih dan kedua matanya berlinang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya, lalu beliau mengusap puncak punggungnya, yaitu punuknya dan tengkuknya. Setelah itu unta itu pun diam (tenang). Kemudian beliau berkata, “Siapakah pemilik unta ini? Milik siapa unta ini?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar, kemudian berkata, “Unta ini milikku, wahai Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak bertakwa pada Allah terhadap binatang ini yang telah Allah jadikan sebagai milikmu? Unta ini mengaku kepadaku bahwa engkau membiarkannya lapar dan membuatnya kelelahan.” (HR. Muslim no. 342, Abu Daud no. 2549, Ahmad 1: 204, lafazhnya adalah lafazh Abu Daud).
Dari Anas bin Malik, ia berkata,
ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Dari Sahl bin ‘Amr (ada juga yang memanggilnya: Sahl bin Ar Rabi’ bin ‘Amr Al Anshari yang dikenal denagn Ibnu Al Hanzholiyah dan dia termasuk orang yang ikut Baitur Ridhwan), ia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seekor unta yang punggungnya menempel dengan perutnya (artinya: kelihatan begitu kurus karena tidak terurus). Beliau bersabda,
اتَّقُوا اللَّهَ فِى هَذِهِ الْبَهَائِمِ الْمُعْجَمَةِ فَارْكَبُوهَا صَالِحَةً وَكُلُوهَا صَالِحَةً
“Bertakwalah
kalian kepada Allah pada binatang-binatang ternak yang tak bisa
berbicara ini. Tunggangilah ia dengan baik-baik, makanlah pula dengan
cara yang baik.” (HR. Abu Daud no. 2548. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Imam Nawawi mengatakan dalam
Riyadhus Sholihin bahwa hadits ini shahih).‘Abdullah bin Ja’far berkata,
أَرْدَفَنِى
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَلْفَهُ ذَاتَ يَوْمٍ فَأَسَرَّ
إِلَىَّ حَدِيثًا لاَ أُحَدِّثُ بِهِ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ وَكَانَ
أَحَبُّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
لِحَاجَتِهِ هَدَفًا أَوْ حَائِشَ نَخْلٍ. قَالَ : فَدَخَلَ حَائِطًا
لِرَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ فَإِذَا جَمَلٌ فَلَمَّا رَأَى النَّبِىَّ -صلى
الله عليه وسلم- حَنَّ وَذَرَفَتْ عَيْنَاهُ فَأَتَاهُ النَّبِىُّ -صلى
الله عليه وسلم- فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ فَقَالَ : « مَنْ رَبُّ هَذَا
الْجَمَلِ لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ ». فَجَاءَ فَتًى مِنَ الأَنْصَارِ
فَقَالَ : لِى يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ : « أَفَلاَ تَتَّقِى اللَّهَ
فِى هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِى مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا فَإِنَّهُ
شَكَى إِلَىَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ »
“Pada suatu
hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memboncengkanku di
belakang beliau. Beliau bercerita kepadaku secara rahasia satu
pembicaraan yang tidak akan kuceritakan kepada seorang pun juga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling
menyukai menutupi dirinya ketika buang air dengan sesuatu yang tinggi
atau dengan kumpulan pohon kurma.Al Barqoni menambahkan di dalam hadits tersebut dengan sanad Muslim bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki pagar kebun milik seorang Anshar. Ternyata di sana terdapat seekor unta. Ketika unta itu melihat beliau, unta tersebut merintih dan kedua matanya berlinang.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya, lalu beliau mengusap puncak punggungnya, yaitu punuknya dan tengkuknya. Setelah itu unta itu pun diam (tenang). Kemudian beliau berkata, “Siapakah pemilik unta ini? Milik siapa unta ini?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar, kemudian berkata, “Unta ini milikku, wahai Rasulullah.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak bertakwa pada Allah terhadap binatang ini yang telah Allah jadikan sebagai milikmu? Unta ini mengaku kepadaku bahwa engkau membiarkannya lapar dan membuatnya kelelahan.” (HR. Muslim no. 342, Abu Daud no. 2549, Ahmad 1: 204, lafazhnya adalah lafazh Abu Daud).
Dari Anas bin Malik, ia berkata,
كُنَّا إِذَا نَزَلْنَا مَنْزِلاً لاَ نُسَبِّحُ حَتَّى نَحُلَّ الرِّحَالَ
“Kami
pernah ketika singgah di suatu tempat, kami tidak bertasbih -yaitu
tidak melaksanakan shalat sunnah terlebih dulu- sehingga kami menurunkan
beban-beban dari punggung binatang tunggangan.” (HR. Abu Daud no.
2551 dan Ahmad 3: 29. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits
ini shahih). Imam Nawawi menjelaskan hadits ini dalam Riyadhus Sholihin
bahwa meskipun para sahabat begitu semangat untuk melaksanakan shalat
sunnah, mereka tetap mendahulukan barang dari punggung hewan tunggangan
dan mengistirahatkan hewan tersebut.Imam Nawawi membawakan tiga hadits di atas dalam Riyadhus Sholihin pada judul Bab “Bersikap lemah lembut kepada binatang tunggangan, memperhatikan keperluannya dan perintah kepada orang yang tidak memperhatikan hak binatang untuk memberikan haknya, serta bolehnya membonceng di atas binatang tunggangan apabila binatang tersebut kuat.”Hadits-hadits di atas intinya menunjukkan perintah untuk berbuat baik kepada hewan dan jangan memberinya muatan yang berlebihan. Ini tanda bahwa Islam mengajarkan menyayangi hewan.
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk berbuat baik pada hewan ternak. Hendaklah manusia memperlakukan hewan ternak dengan cara yang baik. Jangan bebani hewan tersebut pada sesuatu yang ia tidak mampu. Jangan pula mengurangi makan dan minumnya.” (Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 593-594).Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.
ustadz Muhammad Abduh Tuasikal
Posting Komentar Blogger Facebook