“Festival Bunga Kimilsungia.” Itulah agenda wisata yang digelar
setiap tahun di Korea Utara. Berbagai ragam bunga, terutama jenis
anggrek dipamerkan pada acara ini. Bagi rakyat Korea Utara, festival ini
memiliki makna penting sebagai wujud penghormatan kepada Bapak Korea
Utara Kim Il Sung. Tapi uniknya, pada festival ini Indonesia menjadi
satu-satunya negara yang mendapat kehormatan untuk memberikan sambutan pada acara pembukaan.
Dalam sejarahnya bunga “Anggrek Kimilsungia” yang kini menjadi salah satu kebanggaan rakyat Korea Utara memang merupakan simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara.
Anggrek
Kimilsungia adalah sebuah kultivar anggrek hibrida. Ia adalah
“dendrobium” asli Indonesia dari Sulawesi Selatan. Sedangkan nama
“Kimilsungia” adalah ciptaan Presiden Soekarno, dengan memadukan kata
Kim Il Sung dan Indonesia. Diplomasi Bunga ala Bung Karno untuk mengikat
hubungan kerja sama dengan Korea Utara ini ternyata cukup efektif.
Sebab bagi rakyat Korea Utara, anggrek Kimilsungia pemberian Indonesia
itu tercermin utuh di dalam bunga keabadian yang selalu mekar di lima
benua.
Kisah
bunga anggrek Kimilsungia bermula dari kunjungan diplomatik Presiden
Korea Utara Kim Il Sung ke Indonesia, 13 April 1965. Pada saat itu,
untuk menyenangkan tamunya yang sedang berulang tahun, Presiden Soekarno
mengajak Kim Il Sung jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, sambil menikmati
berbagai jenis tanaman khas Indonesia. Saat mereka berdua melintas dekat
tanaman anggrek, Kim Il Sung terpesona akan keindahan anggrek asal
Sulawesi Selatan yang sedang mekar. Momen ini dimanfaatkan oleh Presiden
Soekarno dengan memetik sekuntum anggrek itu dan diberikan sebagai
hadiah ulang tahun kepada sang tamu. Soekarno kemudian memberi nama
Kimilsungia pada bunga itu. Sejak itu pula Kimilsungia
diabadikan sebagai bunga nasional Korea Utara, sekaligus sebagai simbol
persahabatan Indonesia dan Korea Utara.
Tidak
hanya Presiden Kim Il Sung, tapi juga takyat Korea Utara merasa gembira
dengan pemberian itu. Di Korea Utara, tanaman anggrek ini terus mereka
rawat dan dikembangkan sehingga kualitasnya semakin baik. Menurut
beberapa sumber, di Korea Utara, Anggrek Kimilsungia kini bisa
menghasilkan enam hingga tujuh kuntum bunga pada tiap tangkai. Sementara
di Indonesia hanya memiliki tiga kuntum setiap tangkai.
Kebun Raya Bogor
Bagi
yang ingin melihat anggrek Kimilsungia tentu tidak harus datang ke
Korea Utara, sebab bunga tersebut dapat dilihat di Kebun Raya Bogor.
Letaknya didalam bangunan rumah kaca berpagar kayu yang didalamnya
terdapat beragam jenis anggrek dari seluruh Indonesia.
Disebelah kanan pintu gerbang kayu itu ada monumen bertuliskan: “Dirumah
kaca ini Oresiden Soekarno menghadiahkan sebuah anggrek KIMILSUNGIA
(Dendrobium kimilsung flower) kepada presiden Kim Il Sung dan pemimpin
Kim Jong Il dari Republik Rakyat Demokratik Korea pada tanggal 13 April
1965.
Peristiwa
pemberian bunga ini tentu sudah jauh berlalu. Namun kenangan manisnya
masih terasa hingga saat ini. Sebab sekuntum bunga itulah yang
menempatkan Indonesia ke dalam lubuk hati rakyat Korea Utara. Karena
itu, sangat beralasan jika Khalil Gibran berpendapat bahwa “ Cinta
adalah kesegaran dan keharuman bunga yang dikirim Tuhan untuk membuat
dunia tersenyum. Parasnya laksana embun menyambut pagi, dan mengilhami
bunga untuk menebarkan keharuman dimusim semi, mengilhami kumbang untuk
meresapi tentang keindahan sari.”
Posting Komentar Blogger Facebook