0 Comment
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas



سَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهُمْ فِي الْجَنَّةِ إِلاَّ الزَّنَادِقَةَ

“Ummatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya di Surga kecuali kaum zindiq.”

KETERANGAN.
Hadits ini diriwayatkan dari tiga jalan:
Jalan Pertama, diriwayatkan oleh al-‘Uqaili dalam kitab adh-Dhu’afaa’ (IV/201) dan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab al-Maudhu’aat (I/267) dari jalan Mu’adz bin Yasin az-Zayyat, telah menceritakan kepada kami al-Abrad bin al-Asyras dari Yahya bin Sa’id dari Anas secara marfu’.

Jalan Kedua, diriwayatkan oleh ad-Dailami (II/1/41) dari jalan Nu’aim bin Hammad, telah menceritakan kepada kami Yahya Ibnul Yaman dari Yasin az-Zayyat dari Sa’ad bin Sa’id saudara Yahya bin Sa’id al-Anshari dari Anas.

Jalan Ketiga, diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dari ad-Daraquthni dari jalan ‘Utsman bin Affan al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Abu Isma’il al-Ubulli Hafsh bin Umar dari Mus’ir dari Sa’ad bin Sa’id dari Anas.

KETERANGAN TENTANG PARA PERAWI HADITS
Pada jalan pertama ada dua orang perawi yang sangat lemah:
1. Mu’adz bin Yasin az-Zayyat
Imam ‘Uqaili berkata: “Ia adalah seorang perawi yang majhul (tidak dikenal), haditsnya tidak terpelihara.”
(Lihat Mizaanul I’tidal IV/133 dan Lisanul Mizan VI/55-56)
2. Al-Arbad bin al-Asyras
Imam Ibnu Khuzaimah berkata: “Ia adalah tukang dusta dan tukang memalsu hadits.” Dan al-Azdi berkata: “Haditsnya tidak sah.”
(Lihat Mizaanul I’tidal I/77-78 dan Lisaanul Mizan I/128-129)

Pada jalan kedua juga ada dua orang perawi yang lemah:
1. Nu’aim bin Hammad
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ia benar, akan tetapi banyak salah.”
(Lihat Taqriibut Tahdziib II/250 no. 7192)

2. Yasin bin Mu’adz az-Zayyat
Imam al-Bukhari berkata: “Munkarul hadits.” Imam an-Nasa-i dan Ibnul Jarud berkata: “Ia seorang perawi yang matruk.” Ibnu Hibban berkata: “Ia sering meriwayatkan hadits maudhuu’.”
(Lihat Mizaanul I’tidal IV/358)

Pada jalan ketiga juga ada dua orang perawi tukang dusta:
1. ‘Utsman bin ‘Affan al-Qurasyi as-Sijistani
Ibnu Khuzaimah berkata: “Aku bersaksi bahwa ia sering memalsukan hadits atas nama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Lihat Mizaanul I’tidal III/49)

2. Abu Isma’il al-Ubulli Hafsh bin Umar bin Maimun
Abu Hatim ar-Razi berkata: “Ia adalah syaikh tukang dusta.”
(Lihat al-Jarh wat Ta’dil III/183 no. 789)

KESIMPULAN
Ibnul Jauzi berkata: “Hadits dengan lafazh seperti di atas, tidak ada asalnya, yang benar adalah: ‘Satu golongan yang masuk Surga, yaitu: al-Jama’ah.’”
(Lihat al-Maudhuu’at I/267-268)

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah berkata: “Hadits dengan lafazh seperti ini (yakni seperti lafazh yang tersebut di atas) adalah palsu.”
(Lihat Silsilatul Ahaadits adh-Dha’iifah wal Maudhuu’ah no. 1035)

MARAJI’
1. Al-Maudhu’atul Kubra, karya Ibnul Jauzi, cet. Daarul Fikr, th. 1403 H.
2. Al-Laali al-Mashnu’ah fii Ahaaditsil Maudhu’ah (I/128), karya al-Hafizh as-Suyuthi.
3. Tanzihusy Syari’ah, karya Ibnul ‘Araq al-Kattani.
4. Al-Fawaa-idul Majmu’ah fii Ahaaditsil Maudhu’ah, karya Imam asy-Syaukani, tahqiq: Syaikh Abdurrahman al-Mu’alimy, cet. Al-Maktab al-Islami, th. 1407 H.
5. Musnad al-Firdaus, oleh ad-Dailamy.
6. Mizaanul I’tidal, oleh al-Hafizh adz-Dzahabi, tahqiq: Ali Muhammad al-Bajaawy, cet. Daarul Fikr.
7. Lisaanul Mizan, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany.
8. Taqribut Tahdzib, oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, cet. Daarul Kutub al-‘Ilmiyyah.
9. Al-Jarh wat Ta’dil, oleh Imam Ibnu Abi Hatim ar-Razy.
10. Silsilatul Ahaadits adh-Dha’iifah wal Maudhu’ah, karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany.

[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
 

Posting Komentar Blogger

 
Top