Dari Abu Sabrah An-Nakha’, dia berkata, “Seorang lelaki dari wilayah
Yaman pergi menuju suatu tempat. Tiba-tiba di tengah perjalanan,
keledainya mati. Lalu, ia bangkit untuk mengambil air untuk berwudhu,
shalat dua rakat kemudian berdoa, ‘Ya Allah, aku datang ke tempat ini
dari daerah Dafinah –-nama suatu tempat-— untuk berjihad di jalan-Mu dan
mencari ridha-Mu. Aku bersaksi bahwa
Engkaulah yang maha menghidupkan makhluk yang telah mati, yang
membangkitkan orang-orang dari kubur. Jangan Engkau berikan karunia
kepada seorang pun di hari ini, karena pada hari ini aku mohon kepada-Mu
untuk menghidupkan keledaiku.’ Seketika saja, keledai itu bangun sambil
mengibas-ngibaskan kedua telinganya.”
Ibnu Abi Ad-Duniya menyebutkan kisah ini dari riwayat lain dalam kitab Man ’Asya ba’dal Maut, bahwa orang tersebut segera meletakkan pelana di atas punggung keledainya dan menungganginya untuk menyusul teman-temannya. Ketika bertemu, mereka bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?” Ia menjawab, “Allah telah menghidupkan kembali keledaiku.”
Asy-Sya’bi berkata, “Aku pernah melihat keledai tersebut dijual di Kufah.”
Sumber: 99 Kisah Orang Shalih, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, Cetakan 5, Shafar 1430/2009.
Ibnu Abi Ad-Duniya menyebutkan kisah ini dari riwayat lain dalam kitab Man ’Asya ba’dal Maut, bahwa orang tersebut segera meletakkan pelana di atas punggung keledainya dan menungganginya untuk menyusul teman-temannya. Ketika bertemu, mereka bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?” Ia menjawab, “Allah telah menghidupkan kembali keledaiku.”
Asy-Sya’bi berkata, “Aku pernah melihat keledai tersebut dijual di Kufah.”
Sumber: 99 Kisah Orang Shalih, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Darul Haq, Cetakan 5, Shafar 1430/2009.
Posting Komentar Blogger Facebook