mengenal tipudaya syiah laknatullah terhadap kaum muslimin
24 min read
Oleh: Mujiburrahman Abu Sumayyah
Akhir-akhir ini ramai lagi dibicarakan tentang Syi’ah di negeri ini.
Hal ini tidak lain karena lembaga yang diklaim milik Syi’ah yang selama
ini “sukses” menyembunyikan jatidiri mereka mulai terbongkar melalui
pengakuannya secara tersirat. Namanya bangkai, sepandai-pandai orang
menyembunyikannya, pasti lama-lama bau busuknya akan tercium juga.
Namun, ada sebagian kaum muslimin yang beranggapan hal ini bukanlah
suatu masalah yang perlu diributkan dan dibesar-besarkan. Tak perlu
masalah Sunni-Syi’ah dibawa-bawa ke negeri ini, karena bagaimanapun juga
keberadaan kelompok Syi’ah di negeri ini tidak akan membahayakan bagi
masyarakat Sunni, bahkan akan menjadikan rahmat bagi umat Islam ini. Dan
bagaimanapun juga, bagi mereka Syi’ah adalah saudaranya semuslim.
Anggapan-anggapan seperti ini biasanya muncul dari seseorang yang tidak
mengetahui hakekat Syi’ah, baik mengenai bentuk kesesatan ajaran yang
ada di dalamnya ataupun tipudaya (strategi) mereka dalam memurtadkan
kaum muslimin Ahlus Sunnah. Sehingga, diantara merekapun ada yang bisa
enjoy hidup seatap dengan penganut Syi’ah. Ada yang bisa hidup rukun di
tempat kerjanya. Ada pula yang saling bergantian menghadiri kajian
ta’lim, dan lain sebagainya. Sehingga diantara kaum musliminpun ada yang
menyempatkan dirinya untuk mengikuti beberapa pengajian atau majelis
ta’lim yang diadakan oleh kalangan Syi’ah, dengan alasan bahwa pengajian
yang dihadirinya disampaikan dengan halus, lemah-lembut, mengajarkan
kecintaan kepada keluarga Nabi, tidak pernah mengajarkan kebencian
kepada para shahabat, mengajarkan kecintaan dan persaudaraan kepada
sesama muslim, baik Ahlus Sunnah maupun Syi’ah dan lain sebagainya.
Pada akhirnya, tak berselang lama merekapun akan bersikap antipati
kepada orang-orang yang berusaha membongkar kesesatan Syi’ah dan
menganggapnya sebagai biang pemecah belah umat, penentang Allah yang
menginginkan umat ini bersatu, bahkan tak segan-segan mereka akan
menjulukinya “wahhabi”.
Itulah salah satu bentuk tipudaya
Syi’ah dalam memurtadkan kaum muslimin. Namun, untuk lebih jelasnya,
saya akan menguraikan beberapa tipudaya Syi’ah yang tidak banyak
diketahui oleh kaum muslimin, dengan maksud agar nantinya umat Islam di
negeri ini pada khususnya tidak terjebak ke dalam tipudaya mereka yang
disusun secara halus, rapi dan pasti. Mengingat bahwa perkembangan
Syi’ah di negeri ini semakin menggurita, atau sebagaimana dikatakan ust.
Farid Ahmad Oqbah, “Sangat mengkhawatirkan.”
Namun, ini
hanyalah sebuah pengamatan pribadi. Artinya, ini hanyalah beberapa
tipudaya (strategi) Syi’ah dalam memurtadkan kaum muslimin ini yang saya
ketahui. Dan kemungkinan masih banyak tipudaya mereka yang saya pribadi
tidak mengilmuinya. Semoga bermanfaat, semoga Allah ta’ala melindungi
dan menjauhkan kita dari tipudaya setan berwujud manusia yang berusaha
menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
1. Slogan Perdamaian dan Persatuan.
Ini adalah slogan jadul, alias jaman dulu. Maksudnya slogan tersebut
mereka gembar-gemborkan semenjak berkuasanya Khumaini di Iran setelah
lengsernya presiden Reza Pahlevi. Akan tetapi, ternyata slogan dusta itu
hingga kini masih menjadi senjata yang ampuh untuk meluluhkan hati dan
membinasakan aqidah kaum muslimin di negeri ini. Buktinya, sebagian kaum
muslimin pun banyak yang tertipu dengan slogan ini, sehingga tak
sedikit dari mereka yang mengharapkan bersatunya Ahlus Sunnah dengan
Syi’ah. Padahal bisakah Ahlus Sunnah dan Syi’ah bersatu sementara
pokok-pokok ajaran keduanya sangat bertentangan jauh sejauh antara ufuk
barat dengan timur? Pertanyaan yang tak butuh jawaban, artinya sangat
mustahil antara keduanya itu untuk disatukan sampai kapanpun.
Lalu, apa maksud mereka menggembar-gemborkan slogan tersebut?
Banyak yang tidak mengetahui maksud tersembunyi dari slogan perdamaian
dan persatuan yang digembar-gemborkan Syi’ah tersebut. Perlu diketahui,
bahwa slogan tersebut hanya mereka gembar-gemborkan ketika mereka dalam
kondisi minoritas sebagaimana di negeri ini. Mereka mengharapkan
perdamaian agar mereka bisa leluasa menyebarkan ajaran-ajaran sesat
mereka di tengah-tengah masyarakat Ahlus Sunnah tanpa adanya intimadasi
dari masyarakat Ahlus Sunnah itu sendiri. Adapun maksud dari persatuan
dan penyatuan di sini tidak lain adalah peleburan aqidah Ahlus Sunnah ke
Syi’ah. Sebagai bukti nyata adalah kebanyakan pemeluk Syi’ah fanatik
saat ini adalah mereka yang dahulunya kaum muslimin yang mendukung upaya
bersatunya Ahlus Sunnah dan Syi’ah. Sehingga aqidah Ahlus Sunnah yang
mereka bawa sejak lahirpun akhirnya hancur tak berbekas.
Harus
diketahui pula, bahwa slogan perdamaian dan persatuan ini tidak akan
berlaku lagi bagi mereka ketika jumlah mereka mayoritas, sebagaimana
kita lihat di Iran dan Irak. Namun, di negeri tersebut slogan itu
berubah menjadi pengusiran dan pembantaian. Kaum muslimin di negeri ini
harus melihat realita yang sesungguhnya yang terjadi di Iran, Iraq dan
sekitarnya yang banyak didiami oleh pemeluk Syi’ah. Diantara bukti nyata
yang tidak diketahui oleh kaum muslimin adalah:
a. Tidak adanya upaya pendekatan Sunni-Syi’ah di Iran yang merupakan negara Syi’ah yang memiliki kekuasaan.
b. Ahlus Sunnah tidak diijinkan mendirikan masjid Ahlus Sunnah di
ibukota Teheran, bahkan di negeri tersebut masjid-masjid Ahlus Sunnah
banyak yang dihancurkan karena dianggap sebagai masjid dhiror. Namun,
sebaliknya mereka membiarkan sinagog-sinagog Yahudi bertebaran di
mana-mana.
c. Ahlus Sunnah di Iran tidak diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas agamanya yang bertentangan dengan Syi’ah.
d. Ahlus Sunnah tidak memperoleh hak politik yang sama dibandingkan
dengan kaum Yahudi. Lihatlah undang-undang di Iran yang secara tegas
menyebutkan tentang posisi kaum Yahudi di Iran di Parlemen. Dan kaum
Ahlus Sunnah tidak memiliki posisi meskipun mereka adalah kaum muslimin.
e. Kalangan Syi’ah mensyaratkan bahwa yang menjadi imam adalah seorang
muslim yang bermazhab Ja’fari dan syarat ini tidak boleh diubah dalam
undang-undang.
f. Masyarakat Ahlus Sunnah banyak yang mendiami
pinggiran-pinggiran negeri akibat banyaknya penindasan, pengusiran dan
pembantaian terhadap mereka. Mereka tidak bisa leluasa menjalankan
ibadahnya. Dan suatu saat, ketika mereka bisa menguasai negeri ini pun
(wal iyaadzubillaah), mereka akan menerapkan hal yang sama.
2. Ajakan untuk mencintai “Ahlul Bait” Nabi.
Ajakan mencintai Ahlul Bait Nabi merupakan ajakan yang mulia, bahkan
mencintai Ahlul Bait Nabi sendiri merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Namun bagi kalangan Syi’ah, ajakan mencintai Ahlul Bait ini
ternyata ada misi tersendiri bagi mereka, yaitu sebagai bentuk tipudaya
kepada kaum muslimin untuk “membuktikan” (baca: menipu) bahwa merekalah
pecinta “Ahlul Bait” sejati. Walhasil, tidak sedikit dari kaum
musliminpun tertipu dengan tipudaya mereka itu. Sehingga sering
terdengar di telinga kita seorang muslim mengatakan, “Kenapa anda
memusuhi para pecinta Ahlul Bait?”
Namun perlu kita cermati,
bahwa Ahlul Bait yang dimaksud oleh kalangan Syi’ah bukanlah Ahlul Bait
yang sebagaimana dipahami oleh kalangan Ahlus Sunnah, yang meliputi
seluruh keluarga Nabi termasuk isteri-isteri beliau yang suci. Akan
tetapi, kalangan Syi’ah berkeyakinan bahwa yang termasuk Ahlul Bait Nabi
hanya sebatas ‘Ali, Fathimah, Hasan, Husein dan imam-imam dari
keturunan Husein, tanpa memasukkan isteri-isteri Nabi, karena kebencian
mereka kepada isteri-isteri Nabi khususnya ‘Aisyah (puteri Abu Bakar)
dan Hafshah (puteri ‘Umar). Lalu, ajakan untuk mencintai “Ahlul Bait”
(dalam tanda kutip) itu berubah menjadi ajakan untuk mengagung-agungkan
dan kemudian menjadikan mereka sebagai sekutu Allah ta’ala yang memiliki
kekuasaan. Wal iyaadzubillah.
3. Mengubah nama “Syi’ah” menjadi “Madzhab Ahlul Bait”.
Ternyata bukan hanya LDII yang gonta-ganti merk, Syi’ahpun ternyata
meniru langkah LDII. Kalau LDII jelmaan dari Lemkari (atau nama-nama
lainnya), maka Syi’ah di negeri ini pun menjelma menjadi “Madzhab Ahlul
Bait”. Kalau LDII (dahulu) bergonta-ganti nama berupaya untuk
melancarkan taqiyyah (pengelabuan) di tengah-tengah umat Islam[1], maka
Syi’ahpun memiliki tujuan tidak jauh berbeda dengan LDII.
Sebenarnya, madzhab Ahlul Bait adalah nama samaran dari sekian banyak
aliran-aliran Syi’ah. Dimana setiap aliran Syi’ah mengklaim alirannya
sebagai Madzhab Ahlul Bait. Sebagai contoh, aliran Syi’ah Zaidiyah
mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait. Begitu pula aliran Syi’ah
Isma’iliyah, mereka juga mengaku sebagai Madzhab Ahlul Bait. Begitupula
dengan aliran Syi’ah Imamiyah Itsna ‘Asyariyah (Ja’fariyah) yang
berkembang pesat di negeri ini pun juga mengaku sebagai Madzhab Ahlul
Bait.
Adapun penyebab mereka berani menyebut alirannya sebagai
Madzhab Ahlul Bait, dikarenakan saat ini kaum muslimin di seluruh dunia
pada umumnya, dan di negeri ini pada khususnya sudah banyak mengetahui
bahwa aliran Syi’ah adalah aliran sesat dan menyesatkan dan ajarannya
sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan
ajaran Ahlul Bait. Karena itu, dalam upayanya menipu dan menyesatkan
kaum muslimin dan supaya terlihat menarik dalam pandangan kaum muslimin,
mereka mengganti nama alirannya dengan Madzhab Ahlul Bait. Dan ternyata
usaha mereka tersebut berhasil, sehingga ada dari umat Islam ini yang
tertipu dan akhirnya terjerumus masuk Syi’ah.
Perlu diketahui,
bahwa yang namanya Madzhab Ahlul Bait itu tidak ada, yang ada adalah
Madzhabnya Ahlul Bait, atau akidah-nya Ahlul Bait. Yaitu akidah yang
sekarang dikenal dengan nama aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Suatu
aqidah yang dipegang oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, Ahlul
Bait dan para sahabatnya yang diridhai oleh Allah ta’ala.[2]
4. Tidak pernah menyebutkan keutamaan para shahabat Rasul.
Ajaran Syi’ah didirikan di atas kebencian kepada para shahabat. Ini
adalah kaidah yang baku yang tidak akan berubah hingga hari Kiamat
walaupun kalangan Syi’ah berusaha menutup-nutupinya. Hal ini sesuai
dengan riwayat yang terdapat dalam kitab mereka “Al-Kafi” dan yang
lainnya, yang diantaranya menyebutkan bahwa sepeninggal Rasulullah
Shalallahu alaihi wassalam, para shahabat murtad kecuali hanya beberapa,
diantaranya al-Miqdad, Abu Dzar dan Salman al-Farisi.[3]
Dari
kaidah baku tersebut, kita akan mudah mendeteksi salah satu trik Syi’ah
untuk memurtadkan kaum muslimin, yaitu mereka tidak pernah menyebutkan
keutamaan dan jasa para shahabat Rasululullah Shalallahu alaihi wassalam
di pengajian-pengajian atau majelis ta’lim yang diikuti oleh kalangan
umum, apalagi untuk “kalangan khusus”. Trik ini bertujuan untuk
menghilangkan ingatan dari setiap kepala kaum muslimin akan
keutamaan-keutamaan para shahabat yang telah berjuang menegakkan dien
Islam ini. Kemudian secara bertahap merekapun akan melupakan
keutamaan-keutamaan dan jasa para shahabat Rasul, dan akhirnya
melupakannya secara total. Sehingga jika ada seorang shahabat Rasul yang
dikritik atau dimaki, merekapun akan bersikap biasa saja, bahkan tak
segan-segan membela pemakinya.
5. Mengkritik beberapa tindakan para shahabat Rasul.
Setelah kalangan Syi’ah berhasil mengiring kaum muslimin untuk
melupakan keutamaan-keutamaan dan jasa para shahabat Rasulullah
Shalallahu alaihi wassalam terhadap dien Islam ini, maka tahap
selanjutnya adalah mengkoreksi (baca: mengkritik) beberapa tindakan para
shahabat yang dianggapnya sebagai sebuah penyimpangan fatal. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan paham yang melekat pada diri kaum muslimin
selama ini bahwa para shahabat Rasul adalah generasi yang ‘adil,
generasi yang mulia, dan dimuliakan oleh Allah ta’ala.
Sebut
saja, misalnya shahabat Muawiyah radhiyallaahu ‘anh. Beliau adalah
seorang shahabat Nabi yang selalu menancap di hati dan pikiran kalangan
Syi’ah. Hal ini dikarenakan ada satu “do’a” khusus yang diucapkan oleh
kalangan Syi’ah kepadanya setiap pagi dan sore yaitu melaknat Mu’awiyah.
Bagi mereka, melaknat Mu’awiyah ada pahala tersendiri.
Bagi
kalangan Syi’ah, Mu’awiyah menjadi simbol kesesatan, kekafiran, dan
kemunafikan. Hal ini dikarenakan beliau memerangi ‘Ali dan merampas
khilafah dari ‘Ali. Padahal semasa hidupnya ‘Ali, Muawiyah tidak pernah
menjadi khalifah.
Berbeda dengan sikap kalangan Syi’ah yang
mengaku-ngaku mencintai imam ‘Ali, ternyata imam ‘Ali malah menyikapi
peperangan antara dirinya dengan Mu’awiyah dengan sangat bijak. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam literatur Syi’ah sendiri, Biharul Anwar;
Dari Ibnu Tharif dan Ibnu Alwan, dari Ja’far, dari ayahnya, bahwa ‘Ali
mengatakan kepada pasukannya, “Tidaklah kami memerangi mereka karena
mereka kafir, juga bukan karena mereka menganggap kami kafir, tetapi
karena kami merasa yang benar, dan mereka pun juga demikian.”[4]
Kebencian dan kedengkian Syi’ah terhadap shahabat Nabi yang satu ini
akan selalu abadi hingga hari Kiamat. Apalagi ditambah dengan tuduhan
mereka terhadap putera Mu’awiyah, Zayid yang dianggapnya sebagai
pembantai Husein dan keluarganya di Padang Karbala.[5]
Berawal
dari sinilah kalangan Syi’ah berusaha mengkritik beberapa
“kesalahan-kesalahan” (anggapan mereka) aqidah Ahlus Sunnah yang
berpihak kepada Mu’awiyah dan tidak melaknatnya. Mereka mengatakan,
“Sesuatu yang bertentangan (tidak masuk akal), bagaimana mereka (Ahlus
Sunnah) mencintai Ahlul Bait, sementara mereka mencintai pembencinya
(Muawiyah).” Ini adalah salah satu bentuk syubhat yang mereka hembuskan
di kalangan Ahlus Sunnah agar mereka ragu terhadap aqidahnya. Walhasil,
sebagian dari Ahlus Sunnah yang tidak mengerti dan memahami perkara ini
yang sebenarnya pun terjebak dalam syubhat mereka.
Setelah
kritikan terhadap shahabat yang satu ini berhasil, merekapun kemudian
melancarkan kritikan kepada shahabat Rasul yang lain, terutama didahului
dengan shahabat Rasul yang paling mereka benci, yaitu ‘Umar bin
al-Khaththab sang penakhluk kerajaan Persi, Abu Hurairah (yang mereka
katakan pendusta hadits), ‘Abu Bakar ash-Shiddiq, ‘Ustman bin Affan dan
kemudian shahabat-shahabat yang lain. Setelah mereka kritik, kemudian
mereka tak malu-malu untuk mencaci-makinya, melaknatnya, bahkan tak
segan-segan mengkafirkannya. Dari sinilah dengan mudah tujuan mereka
sebenarnya akan diketahui, yaitu ingin menghancurkan Islam dari
pondasinya. Karena tidaklah Islam ini sampai kepada kita hari ini,
kecuali awalnya lewat perantara para shahabat Rasul yang mulia.
6. Banyak mengkaji al-Qur’an dan sedikit mengkaji hadits, bahkan meninggalkannya.
Ajaran Islam tidak hanya bersumber dari al-Qur’an saja, akan tetapi
juga bersumber dari Sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
As-Sunnah adalah penjelas dari al-Qur’an itu sendiri, sehingga al-Qur’an
tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan as-Sunnah. Berapa
banyak orang berpegang kepada al-Qur’an saja pada akhirnya dirinya
terjerembab ke dalam jurang kesesatan yang sangat dalam. Pada akhirnya,
dirinya tidak mengetahui mana ajaran Nabi dan mana ajaran Syaithani.
Sehingga, ajaran Nabipun mereka jadikan olok-olokan dan penghidup ajaran
Nabi mereka jadikan sasaran kebencian.
Adalah Syi’ah salah
satu kelompok yang berusaha menjauhkan kaum muslimin dari hadits-hadits
Nabi Shalallahu alaihi wassalam. Selain bermaksud untuk menjauhkan kaum
muslimin dari ajaran Islam yang murni dibawa oleh Rasulullah Shalallahu
alaihi wassalam, hal ini juga didasari oleh rasa kebencian mereka
terhadap para periwayat hadits dari kalangan para shahabat Nabi
Shalallahu alaihi wassalam (sebagaimana dijelaskan di atas).
Di
majelis-majelis pengajian yang dihadiri masyarakat umum, mereka hanya
mengkaji al-Qur’an dan ditafsirkan sesuai dengan selera nafsu mereka.
Adapun hadits, mereka lebih banyak meninggalkannya. Seandainya mengkaji
haditspun, mereka akan memilih-milih hadits-hadits tertentu termasuk
hadits yang dha’if bahkan maudhu’ (palsu) yang bisa mendukung dan
memperkokoh madzhab busuk mereka. Diantaranya adalah hadits-hadits
tentang imam Ali dan keutamaannya, “Ahlul Bait” dan keutamaannya,
kepemimpinan para “imam” dan lain-lain.
Bukti yang nampak yang
sering kita dengar dari mulut-mulut Syi’ah yang penuh dosa adalah
kebiasaan mereka mencaci-maki habis orang-orang yang berusaha
menghidupkan sunnah Nabi. Orang-orang yang memanjangkan jenggot dan
berpakaian di atas mata kaki dikatakan sebagai “wahhabi” dan yang
semisalnya. Walhasil, perilaku orang-orang Syi’ah inipun didukung dan
diikuti oleh orang-orang awwam yang tak paham sunnah (ajaran) Nabi.
Walaupun kalangan Syi’ah tak mampu memurtadkan sebagian kaum muslimin,
tapi dukungan dari kalangan awwam untuk mencela penghidup sunnah Nabi
ini merupakan sebuah “kemenangan” bagi kalangan Syi’ah.
7. Mengkoreksi beberapa hadits dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim.
Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim adalah kitab yang berisi kumpulan
hadits-hadits shahih. Bahkan kaum muslimin telah sepakat bahwa kitab
Shahih al-Bukhari merupakan kitab terbaik setelah al-Qur’an yang di
dalamnya tidak terdapat hadits dha’if.
Akan tetapi, ternyata
kalangan Syi’ah berusaha menghembuskan keraguan di hati kaum muslimin
akan keshahihan beberapa hadits yang ada dalam kedua kitab shahih
tersebut. Dalam kajian-kajiannya, para da’i Syi’ah terkadang akan
membahas hadits-hadits dalam kedua kitab tersebut, akan tetapi dalam
membahas hadits di dalamnya bukan untuk mencari kebenaran, melainkan
(sebagaimana dijelaskan di atas) mencari-cari dalil yang mendukung
madzhab Syi’ah atau untuk mempertentangkan antara hadits yang satu
dengan yang lain, atau kalau tidak mereka berusaha mengkoreksi (mencari
kesalahan) beberapa hadist dalam kedua kitab tersebut. Adapun tujuannya
sangat jelas, yaitu untuk menanamkan keraguan dan merusak aqidah
kalangan Ahlus Sunnah.
8. Menyebut kelompok yang menyelisihi mereka dengan “Wahhabi”.
Di negeri ini, bahkan hampir di seluruh negeri kaum muslimin ada
fenomena “timpang” dan penilaian “miring” terhadap dakwah tauhid yang
dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin AbdulWahhab an-Najdi rahimahullaah.
Oleh sekelompok orang yang menyimpan perasaan dengki (hasad) kepada
beliau, terlebih tidak adanya kesepahaman aqidah, maka dakwah tauhid
yang beliau dakwahkan kepada masyarakat ketika itu dianggapnya sebagai
pemicu perpecahan umat. Sehingga, julukan “wahhabi” pun akhirnya mereka
munculkan. Namun, ternyata tak banyak yang tahu siapa yang pertama kali
memunculkan julukan ini dan apa tujuan sebenarnya dimunculkannya istilah
“wahhabi” ini.
Kebanyakan kaum awwam tahunya, “wahhabi” ini
adalah pengikut fanatik Syaikh Muhammad bin AbdulWahhab, yang ingin
menghancurkan tradisi-tradisi yang berjalan di masyarakat selama ini.
Menolak acara maulidan, melarang ziarah kubur, mengharamkan tawassul dan
lain sebagainya.
Padahal, istilah “wahhabi” ini dimunculkan
oleh mereka yang lebih mempercayai penghuni kubur daripada Allah ta’ala
(para penyembah kubur), dan mereka yang sangat menolak dakwah tauhid
(pengesaan kepada Allah), dan diantara mereka adalah kalangan Syi’ah
Rafidhah. Adapun tujuannya sebenarnya dimunculkannya istilah “wahhabi”
ini tak lain adalah untuk menjauhkan kaum muslimin dari ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan para shahabatnya.
Buktinya, sebagian dari mereka berceloteh bahwa salah satu ciri
“wahhabi” adalah berjenggot dan celana cingkrang. Padahal kita ketahui
bahwa hal itu adalah salah satu sunnah (ajaran) Rasulullah Shalallahu
alaihi wassalam.
Lebih jauh lagi, kalangan Syi’ah berusaha
mendefinisikan “wahhabi” ini dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu
siapa saja yang menyelisihi ajaran Syi’ah, atau yang berusaha memisahkan
antara Sunni dengan Syi’ah, atau siapa saja yang menolak kehadiran
Syi’ah, maka mereka adalah kaum “wahhabi”.
Padahal, harus kita
ketahui bahwa sebenarnya sebutan “wahhabi” itu ditujukan oleh kalangan
Syi’ah kepada kaum muslimin itu sendiri. Karena dalam keyakinan mereka
bahwa orang-orang yang tidak meyakini imam mereka yang 12, alias tidak
beraqidah Syi’ah, maka telah kafir. Dan dalam do’a dua patung Quraisy,
mereka melaknat Abu Bakar dan ‘Umar serta siapa saja yang mencintai
keduanya.[6] Bukankah kita sebagai kaum muslimin mencinta dua shahabat
Nabi tersebut? Maka, RENUNGKANLAH !!!
9. Gembar-gembor anti Israel dan Amerika, serta dukungannya terhadap kaum muslimin Palestina.
Diantara tipudaya yang ditempuh oleh penggiat Syi’ah adalah dengan
memanfaatkan sandiwara yang berjudul: Iran “bermusuhan” dengan Israel
dan Amerika”. Isu ini sangat efektif untuk menarik simpati umat Islam di
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Selama ini kita
sering mendengar tentang keberanian presiden Iran Ahmadinejad dalam
“melawan” Amerika Serikat lewat pidato-pidatonya yang berapi-api, atau
seruannya untuk menghapus Israel dari peta. Atau Hasan “Nasrullah” lewat
ceramah-ceramahnya yang lantang dalam “menantang” Israel. Akhirnya,
sebagian besar kaum musliminpun terpukau dengan ocehan-ocehan keduanya.
Sehingga dukungan pun mengalir dari kaum muslimin untuk negara Syi’ah
Iran dan milisi “Hizbullah” Lebanon pimpinan Hasan “Nasrullah” tersebut.
Berbagai pujian pun ditumpahkan untuk keduanya, baik di forum-forum
pertemuan, di media massa, baik elektronil atau cetak. Diantara kaum
muslimin pun ada yang beranggapan bahwa saat ini Iranlah satu-satunya
negara “Islam” yang selalu membela kepentingan umat Islam, tidak ada
negara-negara Islam yang berani melawan kebiadaban Amerika dan Israel,
kecuali negara “Islam” Iran dan milisi “Hizbullah”. Tidak ada
negara-negara Islam yang berkembang ipteknya dan berani mengembangkan
nuklir, kecuali Iran. Tidak tahunya, ternyata selama ini mereka
dikibulin oleh para pendusta Rafidhah.
Beberapa bukti yang
menunjukkan kedustaan mereka, bahwa mereka selama ini anti Amerika dan
Yahudi (dalam hal ini termasuk Zionis):
- Laporan yang
dikeluarkan oleh situs Sat Age (yang mengkhususkan diri dalam pemantauan
terhadap pergerakan satelit di seluruh dunia dan saluran televisi)
menyatakan bahwa enam saluran televisi keagamaan Iran berasal dari dalam
Israel. Surat kabar al-Ahram Mesir menyebut keenam saluran itu, yaitu:
Alul-Bayt, Al-Anwar, Fadak, Hussain, Al-Alamiyah, Al-Ghadie, berada di
bawah program AMOS Israel, melalui perusahaan RR Sat Israel.[7]
- Ditemukan lambang Zionis Yahudi (Bintang Daud) di atas gedung bandara Iran dan di banyak tempat lain di Iran.
lambang zionis- Menurut penelitian, bahwa komunitas Yahudi terbesar
setelah di Israel berada di Iran, tepatnya di kota Ashfahan.[8] Hal ini
tidak banyak diketahui oleh orang, terlebih kaum muslimin. Bahkan mereka
memiliki parlemen di Iran dan lebih nyaman untuk tinggal di negara
tersebut. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah memberikan kabar
kepada kita, bahwa kelak Dajjal akan bertolak dari kota ini dengan
kawalan 70.000 tentara Yahudi yang mengenakan thayalis (jubah hijau tak
berjahit) untuk melawan Imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihi salam beserta
kaum muslimin.[9]
- Tersebar foto dan video di You Tube
berkaitan dengan pertemuan Ahmadinejad atau tokoh-tokoh Syi’ah Iran
dengan orang-orang Yahudi. ( http://www.youtube.com/watch?v=MU4fQklCm1g)
- Ditemukan slogan-slogan/tulisan yang dipamerkan bahwa Iran punya hubungan “mesra” dengan Israel.
- Pernahkan kita mendengar Iran meluncurkan senjata nuklirnya ke Amerika atau Israel?
- Presiden yang pertama kali yang melakukan kunjungan ke Iraq dalam
rangka menyambut kemenangan Amerika dalam menumbangkan rezim Saddam
Husein adalah Ahmadinejad.
- Sandiwara “permusuhan” Iran dan
Yahudi mulai terbongkar ketika pesawat kargo Argentina yang membawa
persenjataan dari Yahudi ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah
Rusia dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Rusia.[10]
-Dan lain-lain.
Adapun mengenai pembelaan mereka kepada kaum muslimin Palestina, maka
ini juga merupakan sebuah kedustaan mereka yang kesekian kalinya. Mereka
telah menjual Palestina demi melancarkan misi mereka. Karena kenyataan
yang terjadi, bukanlah pembelaan dari Iran ataupun “tetangga” yang
terdekat, milisi “Hizbullah” Lebanon yang diperoleh kaum muslimin
Palestina, akan tetapi sebaliknya, pembantaian yang berkepanjangan
sampai saat ini. Hingga seorang Palestina berujar, “Siksaan yang
dilakukan oleh orang-orang Syi’ah lebih kejam dari pada apa yang
dilakukan oleh tentara Israel kepada kami. Mereka menyiksa kami dari
pagi sampai sore.”[11] Karena sangat mustahil, bagi kalangan yang
memendam kebencian kepada para shahabat Nabi akan membela dan menolong
para pecinta shahabat Nabi. Dan perlu diketahui, bahwa mayoritas
penduduk Palestina adalah Ahlus Sunnah yang sangat mencintai para
shahabat Nabi.[12]
10. Undangan “Study Banding” Para Tokoh Agama ke Iran.
Siapa yang menolak kalau diundang jalan-jalan ke luar negeri? Buat
kebanyakan orang-orang di negeri kita, jalan-jalan ke luar negeri memang
sudah menjadi demam tersendiri, tidak terkecuali para anggota DPR
bahkan presiden negeri ini.
Ternyata, sifat kampungan (baca:
ndeso) dan seneng jalan-jalan itu dimanfaatkan oleh kalangan Syi’ah
untuk memberikan tiket jalan-jalan gratis ke pusat-pusat pengajaran
Syi’ah di Iran, seperti di kota Qom. Sudah tidak terhitung tokoh Islam
di negeri ini yang diundang untuk berkunjung ke Iran, tentunya judulnya
bukan dalam rangka cuci otak, akan tetapi atas nama studi banding dan
sejenisnya.
Akhirnya, kebanyakan tokoh yang pernah diundang ke
sana, begitu kembali ke tanah airnya akan berbicara penuh dengan
pengagungannya kepada Iran dan pembelaannya kepada Syi’ah, bahkan tidak
segan-segan akan mengatakan bahwa perbedaan Sunni-Syi’ah bukan perbedaan
yang prinsipil.
Tanpa malu-malu, mereka telah menjilat Iran.
Padahal, negeri itu adalah pembantai ulama-ulama Ahlus Sunnah, bahkan
penghancur masjid-masjid dan kitab-kitab rujukan Ahlus Sunnah.
11. Memberikan sembako, layanan pendidikan dan kesehatan gratis, dan semisalnya.
“Syi’ah memakai cara-cara misionaris dalam propaganda ajarannya.”
Demikian kata Ustadz Fahmi Salim, wakil Sekjen MIUMI sebagaimana dikutip
oleh arrahmah.com.
Memang benar, mereka akan menggunakan
berbagai cara untuk memuluskan penyebaran ajaran mereka di tengah-tengah
masyarakat Ahlus Sunnah, bahkan (sebagaimana dijelaskan), cara-cara
misionarispun mereka akan mempergunakannya. Diantaranya; pemberian
sembako secara “cuma-cuma”, pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis
kepada kaum muslimin.
Mereka akan memberikan sembako secara
“cuma-cuma” kepada kaum muslimin yang mereka pandang tingkat ekonominya
rendah. Pemberian dengan “cuma-cuma” itu akan dibarengi dengan ajakan
untuk mengikuti ajaran mereka. “Perlahan tapi pasti”, itu prinsip
mereka.
Di samping itu, mereka juga mengadakan mengadakan balai
pengobatan gratis. Pengobatan gratis di sini pun tak lepas dari misi
mereka, yaitu untuk menggaet pengikut sebanyak-banyaknya.
Bahkan kabar yang sampai ke telinga saya, di Bandung ada salah satu
pabrik yang pemimpinnya memaksa para pekerjanya untuk masuk ke Syi’ah.
Jika tidak, maka pekerja tersebut akan dikeluarkan atau tidak akan
diberi gaji.
Selain itu ada pemberian layanan pendidikan gratis
setiap tahun, alias bea siswa bagi pemuda-pemudi di negeri ini, untuk
disekolahkan di universitas dalam negeri atau di luar negeri. Layanan
pendidikan gratis ke luar negeri itu biasanya ke Iran terutama di kota
Qom. Dan sangat disayangkan bahwa sebagian besar dari pemuda-pemudi yang
dikirim ke Iran itu berasal dari kalangan NU. Sebagimana hal ini
dikuatkan oleh situs NU sendiri, melalui www.nu.or.id, dengan judul: Rencana Pengiriman Mahasiswa NU ke Iran akan Diteruskan.[13]
Sebagaimana dikabarkan pula, bahwa setiap tahun Syi’ah memiliki target
untuk mengirimkan ratusan pemuda-pemudi kaum muslimin di negeri ini
untuk di sekolahkan di Iran. Pada tahun 2007 saja diperkirakan jumlah
pemuda Indonesia yang mengambil study gratis di Iran tidak kurang dari
7.000an. Bagaimana dengan saat ini?
Tak banyak yang tahu, apa
misi dibalik pengiriman-pengiriman pelajar Indonesia ke Iran atau
pertukaran pelajar antara Indonesia dengan Iran.
Misi mereka
tidak lain untuk menjadikan para pelajar tersebut menjadi penganut
Syi’ah yang fanatik plus menjadi da’i yang siap mendakwahkan
ajaran-ajaran Syi’ah di negeri ini.
Ketua umum PBNU, Said Agil Siradj pernah membantah akan hal ini, sebagaimana dikutip di www.nu.or.id,
ia mengatakan, “Sudah banyak bukti para kader NU yang sekolah di Arab
Saudi juga tak menjadi “wahhabi”. Saya 13 tahun di Arab Saudi, demikian
juga KH. Said Aqil al-Munawwar. Namun demikian hal tersebut tak
menjadikan kami menjadi “wahhabi”.” Ia menegaskan lagi, “Mereka yang
pindah ideology, dari awal ketika di Indonesia memang sudah memiliki
kecenderungan pada ideology tersebut.”
Ibarat menutupi bangkai
gajah, Said Agil, tokoh yang kesyi’ah-syi’ahan ini berusaha
menutup-nutupi segala bukti yang sudah dilihat jelas oleh kaum muslimin
di negeri ini, bahwa mayoritas, bahkan semua lulusan Iran yang kembali
ke negeri ini beraqidah Syi’ah Imamiyah Khumainiyah.[14]
12. Menikahi wanita muslimah.
Sebagaimana kalangan Nashrani dan orang-orang kafir lainnya, kalangan
Syi’ahpun mengadopsi strategi orang-orang kafir itu dalam usaha
memurtadkan kaum muslimin, yaitu diantaranya menikahi wanita-wanita
muslimah.
Melalui strategi ini, kalangan Syi’ah “sukses”
melumpuhkan keyakinan (aqidah) wanita-wanita muslimah. Kita saksikan,
korban telah banyak berjatuhan. Sebagian besar muslimah lebih memilih
seseorang yang dicintainya daripada aqidahnya, sehingga banyak diantara
mereka yang rela menjual aqidahnya dengan cuma-cuma.
Salah satu
alasan Syi’ah menargetkan kaum wanita, karena mereka mengetahui bahwa
wanitalah yang paling banyak memiliki pengaruh, terutama bagi anak-anak
mereka.
Sebagaimana fatwa MUI yang mengharamkan pernikahan
muslimah dengan laki-laki kafir, maka pernikahan muslimah dengan
kalangan Syi’ah pun hukumnya sama, yaitu HARAM. Hal ini ditegaskan oleh
Imam al-Bukhari -rahimahullaah- , beliau pernah berkata, “Bagi saya sama
saja, apakah aku shalat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau
(Syi’ah) Rafidhah atau aku shalat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani.
Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak
boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga TIDAK BOLEH MENIKAH DENGAN
MEREKA dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak
makan hewan yang disembelih oleh mereka.”[15]
Lebih tegas lagi,
Allah ta’ala menjelaskan melalui firman-Nya yang artinya: “Dan
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mu’min lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mu’min lebih baik dari orang musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.” (QS. al-Baqarah : 221)
Demikian beberapa
tipudaya/trik Syi’ah dalam memurtadkan kaum muslimin yang bisa saya
uraikan sesuai dengan kapasitas keilmuan dan wawasan yang saya miliki.
Semoga diantara saudara-saudaraku Ahlus Sunnah ada yang bisa memberikan
tambahan sebagai pelengkap dari apa yang saya tulis, sehingga tipudaya
yang mereka lancarkan semakin gamlang dan diketahui oleh kaum muslimin,
di negeri ini pada khususnya dan di seluruh pelosok negeri pada umumnya.
Semoga Allah ta’ala melindungi kita, keluarga kita, dan saudara-saudara
seiman dari makar dan tipudaya Iblis berwujud manusia yang berusaha
menghancurkan dienul Islam dan pemeluknya ini.
Terakhir, agar kita tidak melupakan do’a yang diajarkan oleh Allah –ta’ala- dan Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-:
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi Engkau. karena sesungguhnya Engkau-lah Maha
Pemberi (karunia).” (QS. ‘Ali Imran : 8)
“Ya Allah,
perlihatkanlah kepada kami yang benar sebagai suatu kebenaran (yang
nyata), dan berikanlah rezeki kepada kami untuk mengikuti kebenaran
tersebut. Dan perlihatkanlah kepada kami sesuatu yang bathil sebagai
suatu kebathilan (yang nyata), dan berikanlah rezeki kepada kami untuk
menjauhinya.”
[3] Disebutkan dalam kitab “al-Kafi” karya al-Kulaini, dari Ja’far, ia berkata:
(( كان الناس أهل ردة بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا ثلاثة، فقلت: من
الثلاثة؟فقال: المقداد بن الأسود،وأبو ذر الغفاري،وسلمان الفارسي))
“Semua manusia (shahabat) dalam kondisi murtad setelah wafatnya Nabi
SAW, kecuali tiga orang saja. Aku bertanya: ‘siapa mereka?’ Dijawab,
‘al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, dan Salman al-Farisi.”
[4] Bihar al-Anwar, jilid. 32, hal. 321-330, bab: Hukum memerangi
Amirul Mukminin ‘Ali. Riwayat ini diriwayatkan juga oleh Himyari dari
kitab: Qurbul Isnad, hal. 45.
[5] Adapun sikap Ahlus Sunnah
terhadap Yazid, maka mereka tidak mengkhususkan kecintaan kepadanya dan
tidak pula melaknatnya. Jika ia adalah seorang yang fasiq atau dhalim,
maka kemungkinan besar Allah masih mengampuninya, terlebih jika dirinya
memiliki kebaikan-kebaikan yang besar. Bahkan diriwayatkan oleh Imam
al-Bukhari dalam Shahihnya, dari Ummu Harran binti Malhan RA, bahwa Nabi
SAW bersabda, yang artinya, “Tentara pertama yang memerangi
Konstantinopel akan diampuni.” (HR. al-Bukhari). Dan tentara pertama
yang memerangi Konstantinopel adalah di bawah kepemimpinan Yazid bin
Muawwiyah dan pada waktu itu Abu Ayyub al-Anshari RA bersamanya. (Lihat:
Majmu’ al-Fatawa, III/410-414)
[9] Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Anas bin Malik RA, bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Dajjal akan diikuti oleh
orang-orang Yahudi Ashfahan sebanyak 70.000 orang yang mengenakan
thayalish (jubah tak berjahit).”
[10] Al-Harbul Musytarakah Iran wa Israil, hal. 35.
[11] Untuk mengetahui tentang kejahatan kaum Syi’ah terhadap kaum
muslimin di Palestina, silakan baca buku: Filisthiniyul ‘Iraq baina
asy-Syatat wal Maut
[12] Lihat video: Peran Syi’ah dalam Tragedi Palestina.
Sulitnya Rosululloh untuk mengembangkan dakwah islam di kota Mekkah
adalah salah satu sebab hijrohnya Rosululloh dan para sahabat beliau ke
kota Madinah. Perjalanan hijroh ter…
Al Kisah :
Ibnu Ishaq berkata :
Setelah Abdulloh (bapak Rosululloh)
selamat dari penyembelihan dengan dibayar dengan 100 ekor unta, maka
Abdul Mutholib mengajaknya pergi. S…
A. Al Kisah
Diriwayatkan dari Sa’id bin Abdulloh Al Audi berkata :
“Saya menyaksikan Abu Umamah saat menjelang meninggal dunia, beliau berkata :
“Apabila saya meninggal dunia…
Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Maka, kita sebagai orang tua
bertanggung jawab terhadap amanah ini. Tak sedikit kesalahan dan
kelalaian dalam mendidik anak telah men…
oleh ustadz Ahmad Sabiq Abu YusufA. Al Kisah
Konon diceritakan bahwa setelah Rosululloh dan Abu Bakr menempuh
perjalanan panjang yang melelahkan, ditengah-tengah intaian kaum …