kisah akhir hayat ulama hadist

1 min read
Disebutkan di dalam kitab Muqaddimah Al Jarh wat Ta’dil dan juga di dalam Siyar A’lamin Nubala’..
“Dahulu Al Imam Abu Zur’ah Ar Razi adalah seorang ulama ahlul hadits abad ketiga hijriyyah dari negeri Ray.
Ketika itu beliau sedang terbaring di atas ranjang beliau menanti maut. Orang-orang berkumpul di sekitar beliau.
Orang-orang bertanya “Apa yang sebaiknya kita talqinkan kepada semisal Abu Zur’ah ini?”
Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa mereka bertanya, “Apa yang kalian hapal dari hadits nabi seputar mentalqin-kan Lailahaillallah pada orang yang akan meninggal dunia?”
Maka sebagian ulama yang hadir di situ menjawab, “Menceritakan kepada kami si fulan, dari si fulan, dari si fulan …” Beliau ingin menyampaikan sebuah hadits yang merupakan jawaban atas pertanyaan tersebut beserta dengan sanadnya.
Maka tiba-tiba Abu Zur’ah yang sudah terbaring menanti ajal membuka mata beliau lalu berkata, “Menceritakan kepada kami si fulan dari si fulan, dari si fulan, dari si fulan, dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من كان آخر كلامه: لا إله إلا الله….
“Barangsiapa yang akhir ucapannya LA ILAHA ILLALLAH…”
Abu Zur’ah lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir tanpa sempat menyelesaikan hadits tersebut.
Maka menangislah semua orang yang berada di sekiling Abu Zur’ah…
Menangislah mereka semua karena kejadian yang baru saja mereka saksikan…
Mengapa mereka menangis?
Apakah hanya karena saudara mereka meninggal?
Bukan karena itu saja, melainkan karena kelengkapan hadits yang akan beliau baca adalah…
من كان آخر كلامه لا اله الا الله دخل الجنة
“Barangsiapa yang akhir ucapannya La ilaha illallah maka DIA AKAN MASUK SURGA.”
Allah putuskan ucapan beliau pada Lailaha illallah, sehingga itu menjadi akhir ucapan beliau sebelum meninggal.
Inilah ucapan akhir seorang ulama sunnah, seorang yang shalih lagi berilmu. Sekarang kembali ke kita. Pernahkah kita pikirkan bagaimana nanti akhir kehidupan kita, akankah Allah anugerahkan husnul khaatimah atau malah su’ul khaatimah? Pernahkah kita berpikir untuk memperbanyak amalan shalih kita dan meninggalkan amalan-amalan buruk kita?
Iam moslem.. Pengagum Rasulullah shalallahu alahi wasallam

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kuku adalah salah satu organ pelengkap kulit selain kelenjar keringat dan rambut. Ia merupakan lempeng yang mengandung lapisan tanduk. Tempatnya yang berada di ujung-ujung j…
  • Ahlus Sunnah wal Jama’ah Melarang Perdebatan dan Permusuhan Dalam Agama. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang dari hal tersebut. Dalam Ash-Shohihain dari…
  • Abdus Salam bin Barjas rahimahullah mengatakan: “Orang yang pantas untuk disebut sebagai orang alim jumlahnya sangat sedikit sekali dan tidak berlebihan kalau kita mengatakan…
  • Putra kedua dari perkawinan Ali bin Abu Talib dengan Fatimah. Dia tidak mau membaiat Yazid, sehingga dia terbunuh dalam perang Karbala tanggal 10 Muharam 61 H/680 M. Riwaya…
  • SAY (NO) TO #VDAY!!! 01. banyak yang baru tahu bahwa #VDAY berasal dari kebudayaan pagan Romawi | yang memuja kenikmatan badaniyah semisal sex dan nuditas 02. asalnya #VDA…
  • Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain. Dalam Al-Qur’anul Kariim disebutkan; يَا زَكَرِيَّا …

1 komentar

  1. second ago
    sip lah