Sebuah artikel yang sangat penting dan
bermanfaat sekali buat kaum muslimin. Karena perbuatan ini dilakukan
berulang-ulang setiap hari, sehingga jika masalah ini tidak mendapatkan
perhatian, sungguh sangat banyak hal-hal yang seharusnya dengannya kita
mendapatkan faidah dari shalat berjama’ah, akan tetapi karena hal itu
dilalaikan maka faidah-faidah shalat berjama’ah tidak kita dapatkan.

Sumber :
Apa hal itu??
Ini adalah permasalahan meluruskan dan
merapatkan shaf ketika shalat berjama’ah. Banyaknya orang yang belum
mengetahui, bagaimana sih caranya merapatkan dan meluruskan shaf itu…
sehingga kita bisa saksikan, kaum muslimin shalat berjama’ah barisannya
seperti istilah jawanya “Rajeg Arang” (pagar yang terbuat dari bambu, dengan jarak yang tidak rapat).
Sengaja saya nukilkan dari website lain,
namun ada kesamaan pengalaman saya pribadi dengan penulis, yaitu apa?
Saya pernah shalat berjama’ah di sebuah masjid di bandung, kemudian saya merapatkan shaf,...
eh… orang yang disebelah saya bergeser terus… saya rapatkan lagi,…. eh
yang disebelah saya geser lagi…. akhirnya saya geser lagi agar shafnya
rapat… akhirnya….. bener-bener kejadian diluar dugaan,… kaki saya langsung diinjek!!
Menyedihkan sekali kondisi kaum muslimin hari ini… Memang karena
ketidak tahuan mereka,… sehingga mereka merasa risih jika merapatkan
shaf… padahal itu adalah salah satu kesempurnaan shalat berjamaah… Mari
kita simak, artikelnya…
Penulis memperhatikan bahwa pada sebagian
besar masjid/musholla yang telah penulis kunjungi untuk melaksanakan
sholat, senantiasa terdapat beberapa wanita yang melaksanakan sholat
berjama’ah namun antar jama’ah wanita tersebut terdapat jarak/celah yang
lebarnya bahkan sampai 1 (satu) meter. Terkadang bila sholat
berjama’ah dan penulis bermaksud merapatkan shaf, maka jama’ah disebelah
kanan/kiri malah semakin menjauhkan kaki mereka dari kaki penulis.
Kedua kondisi diatas membuat sedih penulis, karena dalam Islam pada saat melaksanakan sholat berjama’ah kita dianjurkan untuk senantiasa meluruskan shaf dan menutup celahnya (merapatkannya).
Hal tersebut berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha, dia bercerita : Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang menyambung barisan.
Barang siapa menutupi kerenggangan (yang ada dalam barisan), niscaya
dengannya Allah akan meninggikannya satu derajat.” (HR. Ibnu
Majah,Ahmad, Ibnu Khuzaimah,Al-Hakim, dinilai Shahih oleh Adz-Dzahabi
dan al-Albani).
Kemudian,
Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Aku
pernah mendengar Rasulullah Shollallahu’alayhi wa Sallam bersabda :
“Hendaklah kamu benar-benar meluruskan shafmu, atau (kalau tidak;maka) Allah akan jadikan perselisihan di antaramu.” (Muttafaq ‘alayhi, Bukhari No. 717 dan Muslim No.436)
Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh
Abu Dawud No. 552 dan Ahmad (IV:276) dan dishahihkan oleh al Albani
dalam ash Shahihah no.32 secara lengkap, setelah membawakan hadits di
atas, maka Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu berkata :
“Maka saya (Nu’man bin Basyir) melihat seorang laki-laki (dari para Shahabat) menempelkan bahunya ke bahu yang ada disampingnya, dan lututnya dengan lutut yang ada disampingnya serta mata kakinya dengan mata kaki yang ada disampingnya).”
Pernyataan Nu’man bin Basyir ini juga telah disebutkan oleh Imam Bukhari didalam kitab Shahihnya (II:447-Fat-hul Bari).
Diriwayatkan pula Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa Sallam telah bersabda:
“Luruskanlah shaf-shafmu! Sejajarkan
antara bahumu (dengan bahu saudaranya yang berada disamping kanan dan
kiri), isilah bagian yang masih renggang, berlaku lembutlah terhadap
tangan saudaramu (yang hendak mengisi kekosongan atau kelonggaran shaf),
dan janganlah kamu biarkan kekosongan yang ada di shaf untuk diisi oleh setan. Dan barangsiapa yang menyambung shaf, pastilah Allah akan menyambungnya, sebaliknya barangsiapa yang memutuskan shaf; pastilah Allah akan memutuskannya.
(Shahih. Abu Dawud no:666, dan telah
dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al Hakim, Nawawi dan al Albani. Lihat :
Fat-hul Bari (II:447) dan Shahihut Targhib Wat Tarbib no:492).
Sehingga bengkoknya shaf akan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan hati, kekurangan iman dan hilangnya kekhusyu’an.
Sebagaimana lurusnya sebuah shaf termasuk
(sebagian dari) kesempurnaan sholat, yang demikian itu diungkapkan di
dalam sabda Rasulullah shollallaahu ‘alayhi wa Sallam,
“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim).
Di dalam riwayat lain :
“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari baiknya sholat”(HR. Al-Bukhari & Muslim).
Ukhty, Para Shahabat Radhiallahu ‘anhum sangatlah memperhatikan masalah merapatkan dan meluruskan shaf ini.
Diriwayatkan dari Umar bahwasanya ia menugasi beberapa orang laki-laki untuk merapikan shaf makmum, dan ia (Umar)
tidak bertakbir untuk memulai sholatnya melainkan setelah dilaporkan
oleh para petugasnya itu bahwa shaf telah rapi semua, begitulah
juga diriwayatkan dari Ali dan ‘Utsman, bahwa keduanya dahulu biasa
melakukan hal itu setiap sebelum memulai sholat, dan mereka berdua biasa
berkata (sebelum memulai shalat); “Istawu (luruskan shafmu)” bahkan Ali
berkata: “Wahai Fulan! Majulah,” (Dan berkata kepada yang lainnya:) ”
Wahai fulan, mundurlah. (Lihat pula riwayat-riwayatnya di dalam kitab al
Muwaththa’, Imam Malik : no. 234, 375, 376).
Ya Ukhty Muslimah, mari rapatkan dan
luruskan shaf kita karena hal itu merupakan sunnah Nabi Shollallahu
‘alayhi wa sallam yang agung. Maka marilah kita menghidupkannya.
Merapatkan dan meluruskan shaf dilakukan dengan cara merapatkan bahu, lutut, dan mata kaki.
Semoga dengannya, Allah mengangkat derajat kita, menjauhkan perselisihan dan permusuhan di antara kita. Amiin…
Sumber :
1.Ensiklopedi Shalat menurut Al-Qur’an
dan As-Sunnah, Dr. Sa’id bin ’Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam
Asy-Syafi’i , Hal 580-581
2.Ensiklopedi Mini Keutamaan Sholat Berjama’ah , Prof. Dr. Fadhl Ilahi , Salwa Press, Hal. 42
3.Pengaruh Shalat terhadap Iman dan Jiwa Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Husain bin ‘Audah al-’Awayisyah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Hal. 18
4.Apa Kata Imam Syafi’i tentang Meluruskan dan Merapatkan Shaf Shalat, Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa, Pustaka Abdullah
2.Ensiklopedi Mini Keutamaan Sholat Berjama’ah , Prof. Dr. Fadhl Ilahi , Salwa Press, Hal. 42
3.Pengaruh Shalat terhadap Iman dan Jiwa Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Husain bin ‘Audah al-’Awayisyah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Hal. 18
4.Apa Kata Imam Syafi’i tentang Meluruskan dan Merapatkan Shaf Shalat, Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa, Pustaka Abdullah
Sumber: http://www.jilbab.or.id/archives/890-rapatkan-dan-luruskan-shaf-barisan-sholat/