0 Comment
DILEMA USTADZ (suara hati seorang dai), ia berkata :
Aku bangga menjadi pewaris para nabi...
Aku bahagia bisa ikut mengemban tugas para nabi...
Aku bersyukur mengikuti derap langkah para shabat...
Akan tetapi...sungguh begitu berat tugas dakwah ini, demi Allah sungguh berat rasanya, serasa sedang mendaki gunung yang terjal.
Aku selalu menasihati orang lain...yang seharusnya aku adalah orang yang pertama mengerjakannya, akana tetapi....betapa sering aku terlambat mengerjakannya...bahkan kadang aku tdk mengerjakannya...bahkan yang lebih parah kadang aku menyelisihinya...!!!
Sungguh besar pahala dakwah yang ingin kuraih....akan tetapi sungguh besar pula kemurkaan Allah pada orang yg tdk mengerjakan apa yang ia nasihatkan. Betapa ngeri nasib seorang dai yang melanggar nasehatnya sendiri, usus perutnya terjulur keluar, ia berputar seperti alat penggiling gandum, dipermalukan dihadapan khalayak!!
Meskipun ancaman begitu ngeri aku harus tetap menyampaikan agama ini...
Aku dituntut tuk bisa menghiasi kata-kataku, ceramah, dan tulisanku agar bisa menarik dan mudah diterima masyarakat....akan tetapi aku juga diperintahkan utk ikhlas dalam berdakwah, tdk ujub trhdp dakwahku apalagi mengharap pujian dan sanjungan manusia.
Sungguh terasa hina hatiku tatkala harus menerima upah/amplop dari dakwahku (meskipun aku tdk pernah memasang tarif sebagmn para dai selebriti yg bertarif setinggi langit), akan tetapi aku tetap meneriem upah tersebut...aku bukanlah dai yg sdh memiliki penghasilan sendiri...aku tdk pernah menjadikan upah sebagai tujuanku, apalagi untuk menjadi orang konglomerat dgn upah tersebut, akan tetapi upah trsbt hanyalah sbg penyambung hidupkkou dan anak istriku dan agar aku tetap bisa terus berdakwah.
Ingin rasanya kuhabiskan waktuku utk bekerja mencari dunia agar aku tdk lagi menerima upah, akan tetapi telah banyak tersita untuk belajar dan menambah ilmuku. Aku tentu tdk mau menjadi dai yg asbun tanpa ilmu dan menyesatkan masyarakat.
Aku dituntut utk menjadi tauladan, pandangan masyarakat seakan-akan menuntutku bahwa aku tdk boleh bersalah...akan tetapi aku hanyalah manusia biasa yg tdk luput dr kesalahan, mesekipun au berusaha menyembunyikan aibku, toh suatu saat ada saja yg tercium oleh masyarakat. Yg sanagt menyedihkan jika aku sekali bersalah terkadang masyarakat mencap buruk kpd ku....
Lantas apakah aku harus merubah profesiku sbgmn orang lain, menjadi pedagang yg taat atau pegawai yg amanah??
Kalau Ataukah aku tetap bertahan menjadi seorang dai dgn penuh kekurangan? Sungguh aku hanya mengharapkan ampunan Allah dan kasih sayangNya, kuhibur diriku dgn firmanNya (Bertakwalah semampu kalian), (Allah tdk membebani jiwa kecuali yg dimampuinya), (Dan Allah mengampuni banyak kesalahan)
Allah maha tahu bahwa aku telah berusaha maksimal untuk ikhlash...telah berusaha menjauhkan dunia dari hatiku...akan tetapi sekali lagi aku hanyalah manusia biasa yg juga cinta akan pujian dan manisnya dunia...
Yaa Allah ampunilah hambaMu yg lemah ini..., tutuplah aib-aibku...janganlah Kau hinakan aku di akhirat kelak.... Aaamiiin

ustadz firanda andirja

Posting Komentar Blogger

 
Top