Laut Merah terletak memanjang dari Teluk Suez dan Teluk Aqaba selatan ke
Samudra Hindia. Laut ini memisahkan antara benua Asia (Jazirah Arab)
dengan benua Afrika.
Laut ini dinamakan Laut Merah, bukan karena airnya yang selalu berwarna merah. Hanya terkadang, laut itu penuh dengan bunga dari ganggang cyanobacteria yang disebut Trichodesmium erythrum. Setelah bunga dari ganggang ini mati, airnya berubah dari biru kehijauan menjadi cokelat kemerahan. Namun warna merahnya tidak melekat dengan air dan tidak menyebar ke seluruh lautan.
Versi lain menyebutkan kenapa laut ini dinamakan laut merah. Seorang ahli fisika dari Universitas Cambridge bernama Collin Humphreys yang juga seorang penulis The Miracle of Exodus mencoba menguak tabir misteri yang ada di Laut Merah. Dia mencoba melakukan penjelajahan ke pusat Teluk Aqabah dan faktanya laut itu tidak bewarna merah. Tapi seperti kebanyakan laut pada umumnya, airnya justru berwarna biru.
Di sana, Collin Humphreys hanya menemukan sekumpulan alang-alang yang tumbuh subur berkat keberadaan air tawar di sekitar tempat tersebut. Rupanya, pendapat atau perkataan orang-orang sering salah memahami ucapan yang biasa disebutkan dalam bahasa Inggris. Alang-alang dalam bahasa Inggris disebut dengan reed, namun oleh masyarakat setempat diucapkan dengan red (merah).
Karena keberadaannya di laut, oleh masyarakat setempat dinamakan red sea (Laut Merah), padahal biasa disebut dengan the reed seas (Lautan Alang-Alang).
Hal ini juga dikuatkan oleh penemuan ilmuwan lain yang menyatakan bahwa Laut Merah telah salah di terjemahkan selama berabad-abad lamanya. Aslinya kata itu adalah bahasa Ibrani dari kata Yam Suph yang artinya Lautan Alang-Alang.
Kadar garam di laut Merah sangat tinggi. Ini disebabkan curah hujannya sangat rendah, minimnya sungai yang mengalir ke laut Merah, dan minimnya aliran laut Merah yang menuju ke samudra (laut yang lebih besar, yang memiliki kadar garam jauh lebih rendah).
Laut ini sangat terkenal sebagai tempat terjadinya mukjizat Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa 'alaihissalam bersama Bani Israil pergi dari Mesir, menyelamatkan diri mereka dari Fir'aun dan bala tentaranya. Ketika tiba di tepi laut Merah, sementara bala tentara Fir'aun sudah semakin dekat, Nabi Musa -atas perintah Allah- memukulkan tongkat beliau ke Laut Merah, sehingga Laut Merah terbelah membentuk jalan, sehingga beliau dan Bani Israil bisa melewatinya.
Setelah beliau dan Bani Israil tiba di daratan, Fir'aun dan bala tentaranya yang mengejar beliau masih berada di tengah Laut Merah yang terbelah. Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala pun menenggelamkan mereka. Kisah ini diabadikan dalam Surat Asy Syu'ara.
Sumber:
1. Majalah Tashfiyah edisi 16 vol. 02 1433 H - 2012, hal. 85-86.
2. www.kerendanunik.wordpress.com
Laut ini dinamakan Laut Merah, bukan karena airnya yang selalu berwarna merah. Hanya terkadang, laut itu penuh dengan bunga dari ganggang cyanobacteria yang disebut Trichodesmium erythrum. Setelah bunga dari ganggang ini mati, airnya berubah dari biru kehijauan menjadi cokelat kemerahan. Namun warna merahnya tidak melekat dengan air dan tidak menyebar ke seluruh lautan.
Versi lain menyebutkan kenapa laut ini dinamakan laut merah. Seorang ahli fisika dari Universitas Cambridge bernama Collin Humphreys yang juga seorang penulis The Miracle of Exodus mencoba menguak tabir misteri yang ada di Laut Merah. Dia mencoba melakukan penjelajahan ke pusat Teluk Aqabah dan faktanya laut itu tidak bewarna merah. Tapi seperti kebanyakan laut pada umumnya, airnya justru berwarna biru.
Di sana, Collin Humphreys hanya menemukan sekumpulan alang-alang yang tumbuh subur berkat keberadaan air tawar di sekitar tempat tersebut. Rupanya, pendapat atau perkataan orang-orang sering salah memahami ucapan yang biasa disebutkan dalam bahasa Inggris. Alang-alang dalam bahasa Inggris disebut dengan reed, namun oleh masyarakat setempat diucapkan dengan red (merah).
Karena keberadaannya di laut, oleh masyarakat setempat dinamakan red sea (Laut Merah), padahal biasa disebut dengan the reed seas (Lautan Alang-Alang).
Hal ini juga dikuatkan oleh penemuan ilmuwan lain yang menyatakan bahwa Laut Merah telah salah di terjemahkan selama berabad-abad lamanya. Aslinya kata itu adalah bahasa Ibrani dari kata Yam Suph yang artinya Lautan Alang-Alang.
Kadar garam di laut Merah sangat tinggi. Ini disebabkan curah hujannya sangat rendah, minimnya sungai yang mengalir ke laut Merah, dan minimnya aliran laut Merah yang menuju ke samudra (laut yang lebih besar, yang memiliki kadar garam jauh lebih rendah).
Laut ini sangat terkenal sebagai tempat terjadinya mukjizat Nabi Musa 'alaihissalam. Nabi Musa 'alaihissalam bersama Bani Israil pergi dari Mesir, menyelamatkan diri mereka dari Fir'aun dan bala tentaranya. Ketika tiba di tepi laut Merah, sementara bala tentara Fir'aun sudah semakin dekat, Nabi Musa -atas perintah Allah- memukulkan tongkat beliau ke Laut Merah, sehingga Laut Merah terbelah membentuk jalan, sehingga beliau dan Bani Israil bisa melewatinya.
Setelah beliau dan Bani Israil tiba di daratan, Fir'aun dan bala tentaranya yang mengejar beliau masih berada di tengah Laut Merah yang terbelah. Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala pun menenggelamkan mereka. Kisah ini diabadikan dalam Surat Asy Syu'ara.
Sumber:
1. Majalah Tashfiyah edisi 16 vol. 02 1433 H - 2012, hal. 85-86.
2. www.kerendanunik.wordpress.com