بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
KATA PENGANTARBanyak orang tak mengenal negeri Turkistan. Tetapi bagi umat Islam, tak kenal dengan salah satu negeri Islam yang kemasyhurannya hampir menyamai Andalusia, sangatlah aib. Bukankah nama-nama ilmuwan kita berasal dari sana? Al-Bukhari, Al-Biruni, Al-Farabi, Abu Ali Ibnu Sina, dan sejumlah tokoh lainnya yang sampai kini merupakan tokoh-tokoh paling tak terlupakan umat Islam, berasal dari negeri tersebut.
Turkistan terletak di Asia Tengah dengan penduduk mayoritas keturunan Turki, merupakan salah satu benteng kebudayaan dan peradaban Islam. Pada abad ke-16 sampai abad ke-18, bangsa Cina dan Rusia mulai mengerlingkan nafsu angkaranya ke Turkistan dan mulai berfikir tentang kemungkinan untuk melakukan ekspansi teritorial. Cina mulai bergerak menaklukkan Turkistan Timur dan kemudian merubah namanya menjadi Sinkiang, sementara Turkistan Barat telah lebih dahulu dicaplok Rusia. Dengan berbagai alasan politik, Soviet menghapuskan nama Turkistan dari peta dunia dan memancangkan nama Republik Soviet Uzbekistan, Republik Soviet Turkmenistan, Republik Soviet Tadzhikistan, Republik Soviet Kazakestan, dan Republik Soviet Kirgistan.
Atas aksi ekspansionis tersebut, Turkistan negeri Islam tersebut kini benar-benar telah raib (musnah) dari peta dunia. Penjajah Rusia dan Cina telah memecah-belahnya menjadi negara-negara boneka yang kini termasuk bagian dari Republik Sosialis Unisoviet dan Republik Rakyat Cina, dua komunis terbesar di dunia.
Komunis Cina telah mengadakan penghancuran total di Turkistan Timur, Agama Islam, umatnya, kebudayaan dan sejarahnya hendak dibumi-hanguskan dengan segala kekejaman yang kelewat batas. Jiwa-jiwa manusia yang semula merdeka dieksploitasi sedemikian rupa sehingga hampir-hampir mustahil sebagai perbuatan manusia.
Tragedi Turkistan kami sajikan di sini dalam bentuk roman yang tetap berpijak pada kejadian sejarah sesungguhnya.
Najib Al-Kailany, seorang sastrawan terkenal dari Mesir menyajikan dengan penuh nuansa, menggugah rasa keprihatinan kita atas nasib yang menimpa saudara-saudara kita yang sangat tertindas.
Demikian buku ini kami sajikan untuk menggugah dan membangkitkan kesadaran negara-negara muslim merdeka untuk turut berpartisipasi memerdekakan nasib suatu bangsa yang tertindas; untuk menyelamatkan umat dan akidah Islam dari penjajahan komunis.
Dengan kemampuannya bercerita dengan menghadirkan fakta-fakta yang nyata terjadi, Najib Al-Kailany seorang sastrawan Mesir yang kemasyhurannya dapat disejajarkan dengan pengarang-pengarang lai, seperti Musthafa Mahmud, Ali Ahmad Baaktsir, dan Toha Husain ini, membuat roman sejarah “Turkistan, Negeri Islam yang hilang”, terasa enak dibaca. Sebagaimana karya-karyanya yang lai, seperti; Nurullah, ‘Amaliqah Minasy-Syamal (Raksasa dari Utara) Sirah Asy-Syuja’ (Perjalanan Hidup Sang Pemberani), Qatilu Hamzah (Pembunuh Hamzah), Dam Lifathir Shuhyun (Setetes Darah untuk Zionis) dan lain-lain, maka “Layaali Turkistan” (Turkistan Negeri Islam yang Hilang) menyodorkan sisi-sisi kehidupan religius yang lekat dan mendalam.
PROFIL PENDEKAR KUNO TURKISTAN
Di daerah Turkistan terdapat beberapa suku asli seperti Tayli, Kimak, Doghan, Oirat, Kitan, Mongol, Naiman, Tatar, Wigu, Mandsyu dan Kati telah memiliki sejenis ilmu bela diri purba.
Thifan Po Khan yang berarti kepalan tangan bangsawan Turkistan merupakan ilmu beladiri yang berasal dari perpaduan beragam aliran beladiri di dataran Saldsyuk sampai dataran Cina dari suku-suku tersebut.
Informasi mengenai profilnya sulit kita dapatkan karena sedikit literatur yang mengulasnya. Berikut ini adalah gambar-gambar profil pendekar suku mongol, Saldsyuk dan Wigu di Turkistan yang didapat dari ilustrasi dan barang-barang peninggalan purbakala.
Prajurit mengenakan baju Mongol, 714H, 1314M.
Baju Mongol
Prajurit mengenakan baju senjata Mongol
Senjata Mongol
Prajurit mengenakan baju pelindung Mongol
Baju Pelindung
Foto pria raksasa Mongol tahun 1922 di Ibukota Ulanbator
Prajurit pemanah Mongol
Panah Mongolia
Pangeran Saljuk,Rukn al-din Sulayman,memerintah pada 592-600H,1195-1204M,Turki.
Koin Perunggu Pangeran Saljuk
Pendekar Prajurit Turkistan (Kazakh-Uyghur) 1933M
Pendekar Kazakh – Uyghur
Pendekar anak-anak Turkistan Timur(Uyghur) 1933M
Foto anak-anak Uyghur
Muslimah Turkistan Timur
Muslimah Turkistan Timur dan Keluarganya
Muslim Kyrgyzstan
Pria muslim Kyrgyzstan dengan baju tradisionalnya
Pustaka:
The Crusade; Islamic Perspective, karangan Carole Hillenbrand, Edinburgh University Press, 1999.
PETA SEJARAH TURKISTAN TIMUR
Peta sejarah Turkistan Timur
Thifan adalah nama suatu daerah di Negeri Turkistan Timur, daerah jajahan Cina yang kemudian diganti namanya menjadi Xin Jiang, yang artinya Negeri Baru. Namun kalau kita simak dalam atlas dunia, yang akan kita temukan adalah nama Turfan, daerah otonomi yang termasuk dalam wilayah Cina Utara. Turkistan Barat dijajah oleh Rusia yang memasukkannya ke dalam wilayah Uni Sovyet.
Peta Turkistan Timur dan Barat tahun 1800an
Deklarasi Turkistan
Deklarasi Turkistan tahun 1918
Deklarasi Turkistan Timur
Deklarasi Turkistan Timur tahun 1933
Deklarasi Turkistan Timur (12 November 1933) di Kasghar.. diperkirakan dihadiri oleh 25,000 orang dan 12,000 diantaranya adalah angkatan bersenjata.
Peta Turkistan Timur saat serangan militer Cina dan Soviet
Peta Negara Turkistan timur 1933-1934
Situasi mobilisasi untuk pendudukan Soviet di Turkistan Timur
Mobilisasi Soviet untuk pendudukan tahun 1937
Peta Turkistan Timur setelah jatuh ke tangan Cina
Peta Negara Turkistan Timur 1944-1950
Negosiasi Turkistan dengan Cina
Jenderal Mehmut bernegosiasi dengan pihak Cina
Pustaka: beladirithifan.blogspot.com/2010/11/peta-sejarah-turkistan-timur.html