Langsung ke konten utama

Kelompok Anti Islam yang berkedok anti arab

 # Anti-Islam Berkedok Anti-Arab


Belakangan ini memang ada oknum yang menyebarkan paham anti-Arab atau seolah-olah budaya Arab yang dibawa ke Indonesia ini bertentangan dengan pancasila dan kesatuan NKRI. Setelah ditinjau lebih dalam, sebenarnya tujuan utama mereka adalah anti-Islam yg bekedok anti-Arab.


Ada beberapa cara oknum tersebut:


1. Menyebarkan bahwa budaya Arab itu tidak sesuai dengan hak asasi manusia seperti budaya jilbab dan cadar.


Misalnya, mereka menuduh jilbab dan cadar akan mengekang para wanita dan merampas hak asasi mereka.


Jawaban: Jilbab dan cadar tidak pernah mengekang para wanita, justru mereka bahagia dan merasa terhormat dengan pakaian sesuai syariat tersebut.


2. Menyebarkan bahwa budaya Arab itu akan mengancam kebudayaan Indonesia dan nusantara.


Jawaban: sebenarnya budaya Arab dan ajaran Islam sudah sejak lama mewarnai budaya nusantara kita dan tidak akan merusakan kebhinekaan Indonesia. Kalau mau jujur, budaya Barat dan budaya Korea juga banyak masuk di Indonesia seperti memakai jin ketat, hot-pants dan lain-lain, tetapi mereka tidak mempermasalahlan hal ini, mereka hanya mempermasalahkan budaya Arab saja.


3. Mempopulerkan istilah-istilah yang menyudutkan bahkan menjelekkan Arab atau yang berbau Arab.


Misalnya seperti:


“Kadrun (kadal gurun)”;

“Pulang sana ke Arab”;

“Jilbab kan budaya Arab”.


Jawaban: Julukan ini mereka populerkan dan menunjukkan justru mereka yang tidak toleransi. Ketika seseorang memilih berpakaian ala Korea lalu mempopulerkannya, mereka tidak mempermasalahkan. Coba saja ada yang berkata:


“Pulang sana ke China”

“Ini kan budaya China?”


Tentu kalimat ini adalah kalimat “rasis” dan tidak toleransi.


4. Mereka mengeneralisir bahwa orang seperti itu tidak memiliki toleransi dan rasis terhadap minoritas di Indonesia serta tidak setia NKRI.


Jawaban: kita dapati bahwa orang keturunan Arab banyak yang mendukung dan menjadi tokoh kemerdekaan Indonesia bersama bapak Sukarno-Hatta di awal-awal kemerdekaan. Apabila kita belajar sejarah, justru yang mendukung kemerdekaan Indonesia banyak dari negara-negara Arab.


Kami nukilkan tulisan Ustaz Yulian Purnama:


“Jangan lupakan sejarah


Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia:


1. Portugis

2. Spanyol

3. Belanda

4. Prancis

5. Britania Raya (UK)

6. Jepang


Negara-negara yang paling awal mengakui kemerdekaan RI adalah:


1. Mesir

2. Yordania

3. Libanon

4. Suriah

5. Irak

6. Arab Saudi

7. Yaman


Semuanya negara Arab. Lah kenapa sekarang banyak orang Indonesia yang malah anti-Arab?” (Selesai nukilan, sumber: Status FB Ustadz Yulian Purnama ditulis pada 17 Agustus 2020).


Fakta di atas bukan maksudnya menyebarkan kebencian kepada negara-negara yang pernah menjajah Indonesia, karena sekarang kita sudah hidup damai dan sejak dahulu kala sudah banyak peperangan antar negara berlalu, kalau kita masih dendam, tidak akan ada habisnya. Akan tetapi kita ingin menekankan, ada oknum yang sebenarnya anti-Islam tapi berkedok anti-Arab.


Kami akan membahas beberapa poin berikut bahwa agama Islam itu tidak anti-total dengan budaya. Dan agama Islam di Indonesia ini sejak dahulu kala tidak pernah membuat kegaduhan dan mengancam kebudayaan serta keutuhan NKRI.


Inilah langkah yang dilakukan oleh kalangan liberal dan munafik (mengaku beragama Islam tapi sebenarnya tidak suka dengan Islam bahkan ingin menghancurkannya). Orang munafik sejak zaman dahulu kala mengaku mereka sedang melakukan kebaikan di muka bumi, padahal sedang melakukan kerusakan. Demikian juga orang munafik di zaman ini, mereka mengaku sedang menjaga keutuhan negara dan toleransi, justru mereka yang tidak toleransi.


Allah Ta’ala berfirman tentang orang munafik,


وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ ﴿١١﴾ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ ﴿١٢﴾ وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ


“Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman,’ mereka menjawab, ‘Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman.’ Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu” (QS. Al-Baqarah/2: 11-13).


Bahaya yang lebih besar justru muncul dari orang munafik karena mereka ibarat “menggunting dalam lipatan” dan menusuk dari dalam.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي ، كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ


“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa umatku, adalah setiap munafik yang pandai bicara” (Shahih Al-Jami’ no. 239).


Agama Islam tidak anti total dengan budaya, bahkan apabila budaya setempat tidak bertentangan dengan syariat, kita diperintahkan bersesuaikan dengan budaya dan kebiasaan. Misalnya memakai baju batik bagi laki-laki, atau memakai sarung dan kopiah ketika ke masjid bagi laki-laki.


Bahkan ada kaidah dalam agama Islam yang justru menjadikan adat dan budaya sebagai sandaran hukum pada kasus tertentu,


العادة محكمة


“Adat/kebiasaan dapat dijadikan sandaran hukum”


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menjelaskan bahwa adat akan menjadi patokan apabila syariat dan bahasa tidak menjelaskan definisi, beliau berkata,


ولهذا قال الفقهاء: الأسماء ثلاثة أنواع:


نوع يعرف حده بالشرع؛ كالصلاة والزكاة.


ونوع يعرف حده باللغة؛ كالشمس والقمر.


ونوع يعرف حده بالعرف ، كلفظ القبض، ولفظ المعروف.


“Oleh karena itu para ahli fikh menjelaslan bahwa istilah nama ada tiga:


Pertama yang didefinisikan oleh syariat; seperti shalat dan zakat.


Kedua yang didefinisikan oleh bahasa; seperti matahari dan bulan.


Ketiga yang didefinisikan oleh adat/budaya seperti lafaz jual beli dan patokan berbuat baik” (Al-Iman hal. 224)


Apabila ada budaya dan adat yang baik serta tidak bertentangan dengan Islam, justru kita diperintahkan melakukannya agar mencocoki dan bersesuaian dengan masyarakat.



Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah berkata,


أن موافقة العادات في غير المحرم هي السنة؛ لأن مخالفة العادات تجعل ذلك شهرة، والنبي صلّى الله عليه وسلّم نهى عن لباس الشهرة ، فيكون ما خالف العادة منهياً عنه.


“Mencocoki/menyesuaikan kebiasaan masyarakat dalam hal yang bukan keharaman adalah disunahkan. Karena menyelisihi kebiasaan yang ada berarti menjadi hal yang syuhrah (suatu yang tampil beda sekali dan mencolok, pent). Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang berpakaian syuhrah. Jadi sesuatu yang menyelishi kebiasaan masyarakat setempat, itu terlarang dilakukan” (Syarhul Mumti’ 6/109, syamilah).


Demikian semoga bermanfaat


Raehanul bahraen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kerancuan teori borobudur-nya KH fahmi basya

Benarkah Candi Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman ?? coba perhatikan ayat yg saya beri tanda panah merah diatas, ternyata telah dipalsukan dari surat dan ayat aslinya. surat ke 40 ayat 39 adalah ini : 39. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Borobudur dan prambanan peninggalan Nabi Sulaiman membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman. Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM), atau s...

menelusuri akidah syaikh ali jaber

Syaikh ali jaber,sosok dai asal madinah saudi arabia yang belakangan sering terlihat di layar kaca dan namanyapun cukup di kenal di kalangan masyarakat indonesia..tetapi siapakah beliau sebenarnya...? benarkah beliau adalah imam masjid nabawi seperti yang diberitakan media indonesia..? berikut ini artikel yang diambil dari situs neo syiah, muslimmedia.news,yang sangat santer mempublikasikan berita fitnah dan kerap mengolok olok ahlus sunnah di negeri ini.. tetapi malah memuji dan menyanjung syaikh ali jaber.!!! muslimmedia.news  memberitakan.. Dalam sebuah cuplikan ceramah video di Youtube , Syekh Ali Jaber mengisahkan tentang dirinya sewaktu berjumpa dengan salah seorang ustadz anti maulid, membid'ah-bid'ahkan Maulid Nabi.  Syaikh Ali Jaber kemudian menghampiri dan bertanya "Kenapa Maulid Bid'ah?" Jawaban dari ustadz tersebut adalah karena tidak ada dizaman Rasulullah Syekh Ali Jaber bertanya lagi : "Jadi dasarnya itu saja ?". Jadi t...

mengenal fam(marga) arab yang ada di indonesia

Apa Fam antum, Marga antum apa.? Sering yang dapat pertanyaan seperti itu, apalagi kalau sudah kumpul di Majlis disitu banyak Asatidz, Kiyai atau guru-guru agama atau bisa jadi yang menanyakan itu teman baru anda. Nah dibawah ini antum bisa lihat sendiri dan cari apa marga/fam antum dan dari mana asal keturunannya berada. MARGA (FAM) GABILAH ARAB Secara umum penggolongan Marga Arab Hadramaut itu dikategorikan dalam 3 Golongan : 'ALAWIYYIN    باعلوي   Adalah : (Golongan yang bernisbah dari keturunan Rasulullah lewat keturunan dari Sayyidina Ahmad bin Isa (AlMuhajir). AS-SYAIKH   الشيخ  / MASYAIEKH Adalah :  (Golongan Arab yang memiliki Keturunan Para orang-orang alim lewat Assahabah / Sahabat Nabi atau yang tidak melalui Sayyidina Al-Muhajir,meskipun akan bertemu Nasab ke Kakeknya Nabi Muhammad,Saw ). QABAIL   قبائل  Adalah : (Golongan keturunan Arab Pemberani yang memegang senjata). 'ABID   عابد  Adalah : (Go...

MENGUNGKAP SIAPA SEBENARNYA MUHAMMAD AS SEWED

  Ketika ada seorang ikhwan yang bernama Ikang mendapatkan SMS dari Oman Majalengka yang inti smsnya adalah dilarangnya dia menghadiri kajian ustadz Abdul Alim yang akan diadakannya di Majalengka dengan menisbatkan larangan tersebut pada ustadz Muhammad Umar As Sewed maka ketika itu di laporkan sms tersebut pada ustadz Abdul alim maka ustadz Abdul Alim ingin bertabayun benar tidak yang diucapkan As Sewed tersebut kalau memang ikhwan itu {oman} berdusta atas nama As Sewed berarti dia qilatul adab pada ustadznya {As Sewed.}   Maka dengan khobar ini ustadz Abdul Alim mengajak ana untuk tabayun kepada As Sewed dengan ikhwan Majalengka yang ketika itu sedang berziaroh ke mahad Kuningan lalu kita berangkat dalam rombongan 6 orang (ustadz Abdul Alim, Sholih, Sony, Wowo, Ikang Dan Saman) yang ketika itu bertepatan dengan kajian bulanan kitab ibanah yang banyak dihadiri oleh para asatidz lukmaniun di mahadnya As Sewed Cirebon dan bertepatan juga akan ada kedatangannya s...

shohihkah hadist mengenai kucing peliharaan Rasulullah Muezza (Mu'izzah)..?

illustrasi [Kucing Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam] Dikatakan oleh sebagian orang-orang, Rasulullah mempunyai kucing peliharaan -kadang mereka menyebutnya Muezza (Mu'izzah), kadang tidak menyebut namanya-, dikatakan pula bahwa ia gemar tidur di pakaian Rasulullah yang beliau kerap memakainya untuk shalat, dan Rasulullah memotong sebagiannya karena tidak tega mengganggu tidur Muezza. Kami belum menemukan riwayat hadits yang tsabat hingga Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam mengenai kisah ini, dan tentunya kita pun tidak boleh menerima mentah-mentah kisah ini hingga kita temukan sanad riwayat yang memadai untuk diselidiki keshahihan dan kelemahannya. Oleh karena itu bersikap tawaqquf (diam) adalah pilihan terbaik ketimbang latah menyebarkannya tanpa tahu keshahihan dan kelemahannya. Riwayat yang shahih atau minimal hasan mengenai kucing peliharaan adalah apa yang diriwayatkan Al-Imam At-Tirmidziy rahimahullah dengan sanad yang mauquuf hi...