0 Comment
سير أعلام النبلاء (10/
140)
سير أعلام النبلاء (10/ 141)
قلت: الضحك اليسير والتبسم أفضل، وعدم ذلك من مشايخ العلم على قسمين: أحدهما: يكون فاضلا لمن تركه أدبا وخوفا من الله، وحزنا على نفسه المسكينة.
Adz Dzahabi mengatakan, “Yang lebih baik adalah suka tersenyum dan tertawa yang tidak terbahak bahak. Memang ada sebagian ulama yang tidak suka senyum. Tidak suka senyum itu ada dua macam:
Pertama, terpuji bagi orang yang tidak suka tersenyum karena merasa takut kepada Allah dan karena sedih mengingat kondisi dirinya yang mengenaskan dalam masalah ketaatan kepada Allah.
والثاني: مذموم لمن فعله حمقا وكبرا وتصنعا، كما أن من أكثر الضحك استخف به، ولا ريب أن الضحك في الشباب أخف منه وأعذر منه في الشيوخ.
Kedua, tercela bagi orang yang melakukannya karena kesombongan dan dibuat buat agar dapat kesan orang yang takut kepada Allah. Siapa saja yang suka tertawa maka dia akan disepelekan dan tidak dihormati. Tidaklah diragukan bahwa gemar tertawa untuk anak muda itu lebih wajar dan lebih bisa dimaklumi dari pada orang tua.
وأما التبسم وطلاقة الوجه فأرفع من ذلك كله،
Sedangkan tersenyum dan wajah ceria itulah yang lebih baik dibandingkan banyak tertawa ataupun jarang tersenyum.
قال النبي صلى الله عليه وسلم: ” تبسمك في وجه أخيك صدقة ” ،
Nabi bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu itu sedekah” [HR Bukhari].
وقال جرير: ما رآني رسول الله صلى الله عليه وسلم إلا تبسم.
Jarir mengatakan, “Tidaklah Rasulullah melihatku melainkan beliau pasti tersenyum” [HR Bukhari dan Muslim].
فهذا هو خلق الاسلام، فأعلى المقامات من كان بكاء بالليل، بساما بالنهار.
Suka tersenyum adalah akhlak islami. Sikap terbaik adalah suka menangis di malam hari dan suka tersenyum di waktu siang.
وقال عليه السلام: ” لن تسعوا الناس بأموالكم، فليسعهم منكم بسط الوجه “.
Nabi bersabda, “Kalian tidak akan bisa menarik simpati masyarakat dengan harta kalian namun dengan wajah yang ceria” [HR Hakim].
بقي هنا شئ: ينبغي لمن كان ضحوكا بساما أن يقصر من ذلك، ويلوم نفسه حتى لا تمجه الانفس،
Saran, sepatutnya orang yang gemar banyak tertawa dan banyak tersenyum yang over dosis mengurangi intensitas senyum dan tawanya. Hendaknya dia tegur dirinya agar orang orang tidak jijik dengannya.
وينبغي لمن كان عبوسا منقبضا أن يتبسم، ويحسن خلقه، ويمقت نفسه على رداءة خلقه،
Sepatutnya orang yang selalu bermuka masam dan cemberut agar berlatih untuk tersenyum, memperbaiki akhlaknya dan menegur keras dirinya akan keburukan akhlaknya.
وكل انحراف عن الاعتدال فمذموم، ولا بد للنفس من مجاهدة وتأديب.
Semua penyimpangan dari sikap proposional itu tercela dan agar bisa bersikap proposional kita harus berlatih dan berjihad melawan diri sendiri” [Siyar A’lam an Nubala 10/140-141].

ustadzaris.com

Posting Komentar Blogger

 
Top