0 Comment
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Istilah “orang yang menguasai media dialah yang menguasai dunia” bukan isapan jempol. Ini merupakasan salah satu langkah musuh-musuh Islam untuk memenangi perang peradaban melawan Islam. Mereka berhasil memnagkan perang dan menguasai dunia dengan wasilah media. Sehingga Islam tercitrakan buruk. Pejuangnya disebut teroris. Syi’ar-syi’ar Islam dianggap simbol keterbelakangan.
Melalui media, kaum kuffar menguasai opini umum masyarakat. Mengarahkan ke mana yg mereka kehendaki. Bahkan kepada kesesatan, baik secara ideologi atau keyakinan. Mereka berhasil memutarbalikkan fakta dan arah kecenderungan masyarakat melalui opini media. Sehingga genderang perang terhadap Islam yang mereka tabuh mendapat dukungan masyarakat global. Bahkan sebagiannya dari negara-negara kaum muslimin dan kalangan masyarakat muslim.
Allah mengisyaratkan pentingnya umat Islam untuk menguasai media. Baik untuk membentuk opini positif terhadap Al-Haq (Islam), juga sebagai counter opini media-media anti Islam. Terlebih dalam jihad Islam, keberadaan media menjadi sarana yang tak boleh diremehkan. Karena tersebarnya opini buruk terhadap Islam dan pejuangnya bisa melemahkan kekuatan jiwa kaum muslimin.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pendukung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al-Anfal: 73)
Sikap loyalitas sesama kafir juga berlaku dalam perang global terhadap Islam. Angkatan-angkatan perang kafir dan pelaku media mereka bekerjasama dan saling mendukung dalam perang salib modern ini. Bahkan sebelum invasi militer dimulai mereka sudah menyerang melalui invasi opini lewat corong-corong media mereka. Sehingga semakin lengkaplah fitnah dan semakin dahsyat kerusakan yang timbul. Maka jika umat Islam tidak juga menggarap media –sebagaimana mereka telah mengupayakannya- maka pasti benar-benar terjadi fitnah (kekufuran dan kesyirikan) dan kerusakan yang besar di muka bumi ini.
. . . Melalui media, kaum kuffar menguasai opini umum masyarakat. Mengarahkan ke mana yg mereka kehendaki. . .Sehingga genderang perang terhadap Islam yang mereka tabuh mendapat dukungan masyarakat global. Bahkan sebagiannya dari negara-negara kaum muslimin dan kalangan masyarakat muslim. . .
Pengaruh kerja media dapat kita lihat saat saat perang Uhud. Ketika kaum muslimin mendapat serangan balik dan terdesak. Gugurlah sebagian dari pasukan Islam. Namun mereka tetap semangat dan terus berjuang memerangi musuh. Lalu tiba-tiba tersebarlah kabar yang dihembuskan syetan “Ketahuilah, sesungguhnya Muhammad telah terbunuh.” Dan hal itu benar-benar membuat lemah dan jatuh semangat sebagian besar pasukan mujahidin. Lihatlah pengaruh opini buruk melalui berita yang tersebar berhasil membuat peta peperangan berubah dan menjatuhkan mental para ksatria Islam.
Oleh sebab itu, pasukan jihad Islam harus memberikan perhatian yang serius terhadap media, baik cetak maupun elektronik. Dan sekarang sudah muncul media yang fleksibel dan dapat menjangkau tempat di seluruh penjuru dunia, yakni media online. Ini untuk mendukung kerja jihad, menguatkan semangat kaum mujahidin, dan melemahkan pasukan kafirin.
Bagi umat, jangan ragu lagi untuk membiayai media-media Islam yang mengumandakan dakwah dan perjuangan Islam. Sungguh pahalanya tak berbeda dari menyalurkan infak untuk jihad fi sabilillah, karena jihad media adalah setengah dari jihad perang. Bahkan peran jihad media sudah memulai perang sebelum terjadinya perang fisik, dan ini berlanjut saat berkecamuknya perang dan pasca perang. Media berperan menjaga nama baik Islam dan mujahidin, serta membangun opini positif di tengah-tengah umat.
. . . Bagi umat, jangan ragu lagi untuk membiayai media-media Islam yang mengumandakan dakwah dan perjuangan Islam. Sungguh pahalanya tak berbeda dari menyalurkan infak untuk jihad fi sabilillah, karena jihad media adalah setengah dari jihad perang. . . .
Disarikan dari tulisan Asy Syahid –kamaa nahsabuh- Samir Khan : Inspire Magz Vol VII, Spring 2011:
Saya teringat akan sebuah nasehat yang sangat berkesan hampir dua tahun yang lalu di saat saya berdiri di depan Amir AQAP, Syekh Abu Bashir Al Wuhaisyi, semoga Allah melindunginya. "Ingat," ujarnya sementara di latar belakang  nampak para mujahidin lainnya sedang sibuk bekerja di depan komputer mereka. "Pekerjaan Media Adalah Setengah Dari Jihad.“
Beliau mengulangi kata-kata Syaikh Usamah bin Laden, kata-kata yang mengingatkan saya akan sebuah dunia yang tak terkatakan yang telah membentuk kehidupan jutaan orang di seluruh dunia berkat beberapa orang di depan komputer mereka dan orang-orang yang memenuhi janji mereka kepada Allah.
Saya tahu bahwa media jihad sangat penting bagi mujahidin, hanya saja saya belum bisa memastikan seberapa penting ini bagi mereka. Sampai saat seorang ikhwan menjelaskan kepada saya dengan penuh keyakinan : “Sebuah produksi media yang penuh kekuatan, itu sama seperti sebuah operasi serangan kepada Amerika”
Meski para mujahidin pun menyadari bahwa mereka dalam posisi underdog pada peperangan ini, namun semua terus berjalan tanpa perlu diucapkan lagi bahwa sebenarnya kita telah melemparkan sesuatu kepada Amerika dan sekutunya yang akan terus menempel pada mereka.
Tony Blair dengan tepat mendeskripsikan hal ini dalam wawancara dengan BBC saat mendiskusikan tentang perang melawan mujahidin : “Kita telah mempelajari bagaimana memeranginya tetapi kita belum dapat menghancurkan ideologinya” katanya.

Ide-ide terpercaya yang kita bawa itulah yang paling  mengintimidasi mereka. Orang tentu akan mengalami suatu akhir (kematian), tapi ide dan pemikiran itu tahan peluru dan mampu bertahan hidup dalam waktu yang amat lama. Peristiwa 11 September meninggalkan Amerika dalam keadaan tanpa dasar, memaksanya untuk menembak sesuatu yang tidak akan mati.
Ada tiga hal yang menjadi fokus para mujahidi pada media mereka yaitu : Kualitas dan isi produksi, keamanan Internet dan strategi penyebaran media.
Di saat  Amerika fokus memerangi mujahidin kita di pegunungan Afghanistan dan jalan-jalan di Irak, media jihad dan pendukungnya berada pada  gigi lima (kecepatan tinggi). Ribuan produk media Jihad diproduksi dan tersebar baik melalui internet maupun dunia nyata. Sesuatu yang dihasilkan ribuan meter di atas pegunungan Afghanistan akan didapati telah didistribusikan di jalan-jalan London dan California. Ide-ide yang disebarluaskan dari bibir pemimpin mujahidin, ternyata telah tersebar di Madrid dan Times Square.
Michael Scheuer mantan agen CIA mengomentari  film “The Image War”, sebuah film dokumenter  tentang Al Qaeda yang ditayangkan di stasiun TV Al Jazeera, ia mengatakan : “Propaganda mereka membuat kita terjungkal ke dalam neraka, setiap waktu setiap saat. Kita bahkan tidak sedang bermain di liga yang sama”. [voa-islam.com]

Posting Komentar Blogger

 
Top