0 Comment
Firman Allah :

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al Maidah : 3)


حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ الصَّبَّاحِ سَمِعَ جَعْفَرَ بْنَ عَوْنٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْعُمَيْسِ أَخْبَرَنَا قَيْسُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلًا مِنْ الْيَهُودِ قَالَ لَهُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ آيَةٌ فِي كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لَاتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا قَالَ أَيُّ آيَةٍ قَالَ { الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الْإِسْلَامَ دِينًا } قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ash Shabbah bahwa dia mendengar Ja'far bin 'Aun berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Al 'Umais, telah mengabarkan kepada kami Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab dari Umar bin Al Khaththab; Ada seorang laki-laki Yahudi berkata: "Wahai Amirul Mu'minin, ada satu ayat dalam kitab kalian yang kalian baca, seandainya ayat itu diturunkan kepada kami Kaum Yahudi, tentulah kami jadikan (hari diturunkannya ayat itu) sebagai hari raya ('ied). Maka Umar bin Al Khaththab berkata: "Ayat apakah itu?" (Orang Yahudi itu) berkata: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian". (QS. Al Maidah ayat 3). Maka Umar bin Al Khaththab menjawab: "Kami tahu hari tersebut dan dimana tempat diturunkannya ayat tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu pada hari Jum'at ketika Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berada di 'Arafah. [HR. Bukhari]

و حَدَّثَنِي عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا أَبُو عُمَيْسٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ مِنْ الْيَهُودِ إِلَى عُمَرَ فَقَالَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ آيَةٌ فِي كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا نَزَلَتْ مَعْشَرَ الْيَهُودِ لَاتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا قَالَ وَأَيُّ آيَةٍ قَالَ { الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمْ الْإِسْلَامَ دِينًا } فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي لَأَعْلَمُ الْيَوْمَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ وَالْمَكَانَ الَّذِي نَزَلَتْ فِيهِ نَزَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ

Telah menceritakan kepadaku Abdu bin Humaid telah mengkhabarkan kepada kami Ja'far bin Aun telah mengkhabarkan kepada kami Abu Umais dari Qais bin Muslim dari Thariq bin Syihab berkata: Seorang Yahudi mendatangi Umar lalu berkata: Wahai Amirul Mu`minin, ada satu ayat didalam kitab kalian yang kalian baca, andai ayat itu turun pada kami kaum Yahudi, pasti kami menjadikan hari itu sebagai hari Raya. Umar bertanya: Ayat apa? Ia menjawab: "Pada hari Ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Al Maa`idah: 3) Umar berkata: Sesungguhnya aku tahu hari dan tempat ayat ini diturunkan, ayat itu turun pada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam di Arafah pada hari jum'at. [HR. Muslim]

Lihatlah orang Yahudi di dalam hadits di atas, ia mengatakan;

"andai ayat itu turun pada kami kaum Yahudi, pasti kami menjadikan hari itu sebagai hari Raya".

Apakah Islam menjadikan hari itu sebagai hari raya ? Tidak, sekali-kali tidak. Padahal hari itu adalah hari sempurnanya agama Islam. Seandainya dijadikan hari raya, maka sampai sa'at inipun pasti kita merayakannya. Dari sini dapatlah kita ketahui bahwa Islam tidak gampang menjadikan moment segala sesuatu yang penting sebagai hari raya dan peringatan.

HADITS-HADITS TENTANG KESEMPURNAAN ISLAM

Hadits Pertama:

Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian” [1]

Hadits Kedua:

Dari Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat) dan tidaklah seekor burung pun yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan kami memiliki ilmunya”[2]

Perkataan Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu di atas diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad (Musnad Imam Ahmad V/153, 162). Kemudian ada syahidnya dari perkataan Abud Darda’Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir sebagaimana dikatakan Imam al-Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id (VIII/264).

Hadits Ketiga:

Dari Abud Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sungguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat) dan tidaklah seekor burung yang terbang di langit melainkan beliau telah menerangkan kepada kami ilmunya”[3]

Hadits Keempat:

Dari Muththalib bin Hanthab, seorang Tabi’in terpercaya, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari perintah-perintah Allah kepada kalian, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari larangan-larangan Allah kepada kalian melainkan telah aku larang kalian darinya.”[4]

Hadits Kelima:

Dari Salman Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Orang-orang musyrik telah bertanya kepada kami, ‘Sesungguhnya Nabi kalian sudah mengajarkan kalian segala sesuatu sampai (diajarkan pula adab) buang air besar!’ Maka, Salman Radhiyallahu ‘anhu menjawab, ‘Ya!’”[5]

Hadits Keenam:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya kedudukanku terhadap kalian seperti kedudukan seorang ayah, aku mengajari kalian semua….’”[6]

Hadits Ketujuh:

Dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di hadapan kami (berkhutbah), tidaklah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tinggalkan sesuatu pun juga di tempatnya itu (tentang peristiwa-peristiwa) yang akan terjadi sampai hari Kiamat melainkan beliau menceritakannya kepada kami. Akan hafal orang yang hafal dan akan lupa orang yang lupa...”[7]

Hadits Kedelapan:

Dari Abu Zaid (yaitu ‘Amr bin Akhthab Radhiyallahu ‘anhu), “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Shubuh berjama’ah (mengimami) kami, lalu (setelah shalat) beliau naik ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat Zhuhur. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjama’ah (mengimami) kami. (Setelah shalat) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik (lagi) ke mimbar dan berkhutbah kepada kami sampai tiba waktu shalat ‘Ashar, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun dari mimbar dan shalat berjama’ah (mengimami) kami. (Setelah shalat) kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke mimbar lagi dan berkhutbah kepada kami sampai saat matahari terbenam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan kami tentang apa-apa saja yang sudah terjadi dan yang akan terjadi. (Abu Zaid) berkata, ‘Orang yang paling mengetahui adalah orang yang paling hafal di antara kami”[8]

Hadits Kesembilan:

Umar Radhiyallhu ‘anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaijhi wa sallam pernah berdiri (khutbah) di hadapan kami, lalu menceritakan kepada kami tentang awal penciptaan makhluk sampai penghuni Surga memasuki tempatnya dan penghuni Neraka memasuki tempatnya. Telah hafal orang yang menghafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya”[9]

Hadits Kesepuluh:

Dari Mughirahzbahwa dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di antara kami pada suatu tempat, kemudian menceritakan tentang apa yang terjadi pada umatnya sampai hari Kiamat. Telah hafal orang yang meng-hafalnya dan telah lupa orang yang melupakannya.”[10]

Hadits Kesebelas:

Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah kepada kami, menjelaskan sunnah-sunnah kepada kami dan mengajarkan (cara) shalat kepada kami.” (Dalam suatu hadits yang panjang).[11]

Hadits Kedua belas:

Dari ‘Iyadh bin Himar al-Mujasyi’iy Radhiyallahu ‘anhu , bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda pada suatu hari dalam khutbahnya, ‘Ketahuilah sesungguhnya Rabb-ku telah menyuruhku untuk mengajarkan kalian hal-hal yang kalian tidak mengetahuinya, dari apa-apa yang Dia telah mengajarkannya kepadaku hari ini ....” [12]

Imam Malik bin Anas [13] rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mengadakan suatu bid’ah dalam Islam yang ia pandang hal itu baik (bid’ah hasanah), maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah agama ini. Karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah berfirman: “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu untukmu...” [Al-Maa-idah:[3]. (Imam Malik rahimahullah selanjutnya berkata), “Maka sesuatu yang pada hari itu bukanlah ajaran agama, maka hari ini pun sesuatu itu bukanlah ajaran agama”[14]

Risalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang secara sempurna untuk seluruh umat manusia dan segenap bangsa jin, orang-orang Arab dan non Arab, cocok untuk setiap tempat dan waktu, setiap generasi dan kondisi. Tidak ada suatu kebaikan melainkan telah ditunjukkan oleh Islam dan tidak ada keburukan melainkan telah diperingatkan oleh Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu agama dari siapa pun selain agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Saya berpesan kepada mereka yang terjerat dalam perbuatan bid’ah, yang mungkin ia mempunyai tujuan baik dan menghendaki kebaikan. Apabila Anda memang menghendaki kebaikan, maka demi Allah, tidak ada jalan yang terbaik melainkan jalan yang telah ditempuh oleh Salafush Shalih.

Wahai saudara-saudaraku, berpegang teguhlah kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ikutilah jejak Salafush Shalih dan laksanakanlah apa yang mereka amalkan dan perhatikanlah apakah hal itu merugikan Anda?!!” [15]

[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 2]

Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Posting Komentar Blogger

 
Top