0 Comment


Debu ialah nama umum untuk sejumlah partikel padat kecil dengan diameter kurang dari 500 mikrometer (lihat juga pasir atau granulat). Di atmosfer bumi, debu berasal dari sejumlah sumber: loess yang disebarkan melalui angin, letusan gunung berapi, pencemaran, dll.

Wikipedia meneruskan, debu udara dianggap aerosol dan bisa memiliki tenaga radiasi lokal yang kuat di atmosfer dan berpengaruh pada iklim. Di samping itu, jika sejumlah partikel kecil disebarkan ke udara di daerah tertentu, seperti tepung terigu, dalam keadaan tertentu ini bisa menimbulkan bahaya ledakan.

Firman Allah SWT, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS al-Zalzalah [99] : 7-8)

Debu hanyalah sebuah titik. Apakah pentingnya sebuah titik?

Angka tanpa titik maka akan kehilangan jumlah. Kalimat tanpa titik akan kehilangan makna.

Betapa banyak iklan pemutih wajah untuk menghilangkan titik hitam. Debu yang menempel itu merusak paras. Menjadikan kaca kehilangan cahaya pantulannya. Menyebabkan lampu buram.

"Jika seorang hamba berbuat dosa, maka dalam hatinya ada satu titik yang berwarna hitam. Apabila ia bertaubat, mencabut dosanya dan mohon ampunan kepada Allah SWT, maka hatinya kembali bersih berkilau. Namun apabila dosanya bertambah, maka bertambah hitam pula hatinya sehingga seluruh hatinya menjadi kelam.” (HR Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah)

Debu hampir tak ada artinya. Dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain mengikuti angin bertiup. Setiap dia singgah, entah di peralatan, di wajah atau di makanan, manusia pun menepisnya.

Namun di akhirat nanti, manusia-manusia berdebu baru menyadari bahwa sebuah debu lebih beruntung darinya. Mereka yang merasa besar takabur dan sombong akan dihinakan seperti mereka menepis debu di hidangan mereka.

Betapa di mahkamah Illahi manusia menangis dan berkata,” Ya laitanii kuntu turaaba…”

”Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah." (QS an-Nabaa: 40)

wallahualam bishowab

Posting Komentar Blogger

 
Top